Kita atau dunia mengakui bahwa Amerika dan China adalah dua negara terbesar sampai saat ini. Baik dari sektor ekonominya maupun dari sektor teknologi dan banyak bidang lainnya. Kedua negara tersebut, akhir-akhir ini acap kali saling berseteru. Sejak dibawah pemerintahan Donald Trump persoalan-pun memuncak dengan China.
Mulai dari soal perang dagang, yakni saling pasang tarif pajak yang tinggi-tinggi untuk menekan masuknya produk tersebut. Karena anggapan Amerika, bahwa China terlalu banyak mengambil untung saat berdagang dengan mereka, sementara mereka-pun katanya buntung.
Kemudian di tengah-tengah saat ini, pandemik corona yang terus menunjukkan grafik yang semakin tinggi, perseteruan antara dua negara tersebut-pun masih berlangsung. Dimana Trump tetap menuding bahwa China-lah penyebab hadirnya Covid 19, lewat bocornya salah satu pusat labnya di Wuhan.
Dan bukan hanya beliau yang sebutkan hal tersebut, salah satu menterinya juga menyatakan hal yang sama, yakni Michael Popeo, Menteri Luar Negeri. Mereka mengatakan telah memiliki bukti yang mendukung pernyataan mereka, kendati bukti tersebut tetap tak diumbar ke publik.
Apakah benar dengan tudingannya saat dinyatakannya awal Mei lalu? Apakah mungkin China mau menutup-nutupi kebenaran yang mungkin dimiliki mereka terkait penyebaran covid 19 tersebut? Apakah harus semahal itu yang harus dikorbankan China jika tudingan tersebut seandainya benar? Pasalnya di China sendiri, orang yang terinfeksi-pun telah mencapai sebanyak lebih dari 80 ribu orang. Dengan total kematian belum sampai di angka lima ribu orang.
Dengan kematian yang terbilang sedikit tersebut, tentu bisa dipastikan karena penangangan yang sangat ekstra ketat yang dijalankan oleh sang pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.Â
Pembatasan kota hingga provinsi yang betul-betul sangat ketat. Ditambah lagi adanya gotong royong dan saling bahu membahu dari para medis maupun masyarakatnya.Â
Para medisnya terus bekerja dan bahkan hingga sampai sekarang, sementara rakyatnya-pun memilih untuk patuh kepada instruksi pemerintahnya.
Tapi bagaimana dengan kondisi Amerika saat ini? Melihat update terkini (4/5) dari situs worldmeter.info, tercatat Amerika sebagai satu-satunya negara yang paling terbanyak terpapar akan virus itu.Â
Yakni mencapai angka 1,2 juta kasus. Sementara angka kematiannya hampir mencapai 70 ribuan orang. Perharinya saja yang tambah positif covid mencapai puluhan ribu.
Melihat kenyataanya saat ini, Amerika betul-betul kewalahan dan sangat tidak mampu mengekang lajunya pertambahan wabah tersebut di negaranya. Sehingga pertanyaannya, apakah tudingan itu merupakan salah satu strateginya untuk menyembunyikan kegagalannya di dalam mengatasi pandemik tersebut? Â