Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membuat Kurva Flat Virus Corona, Kuncinya di Kita?

18 Maret 2020   23:52 Diperbarui: 18 Maret 2020   23:52 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurva Menanjak Tajam (BBC.com)

Virus corona saat ini membawa kita ke arah yang berbeda. Dari semula kita merasa bahwa virus tersebut tidak akan sampai ke Indonesia karena katanya iklim di bangsa kita bisa membunuh virus-virus tersebut. Tapi nyatanya tidak sama sekali.

Katanya daya tahan tubuh orang Indonesia jauh lebih kuat karena sudah terbiasa atau immun terhadap makanan-makanan yang kurang steril. Tapi lagi-lagi hal inipun tidak terbukti adanya.

Boleh dikata memang bangsa kita terlambat dalam penanganan masalah ini. Seandainya kemarin jika disaat dua orang positif dinyatakan kena virus tersebut, segala aktivitas penerbangan dari luar ke Indonesia bisa segera dihentikan saja. Demi pengamanan dan pencegahan virus tersebut tidak semakin merebak.

Tapi lagi-lagi memang bangsa dan pemerintah kita terbelenggu dengan namanya pendapatan yang akan hilang dari kunjungan wisatawan asing tersebut ke bangsa kita. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan bertahap melihat kondisi keadaan yang ada. Semula cuma China kini, seperti yang dilansir oleh liputan6.com (17/3/2020), sudah bertambah menjadi 8 negara, seperti Iran, Italia, Spanyol, dan beberapa negara Eropa lainnya.

Setiap orang asing yang punya sejarah perjalanan dari sana maka pemerintah tegas tidak memperbolehkan mereka masuk ke tanah air. Sebab memang terbukti, Medan yang awalnya masih nihil positif corona, sekarang sudah membludak orang-orang dalam pemantauan pihak dinas kesehatan.

Bahkan seorang dokter paru yang baru melakukan perjalanan rohaninya ke Israel beberapa waktu yang lalu, menyempatkan juga jalan-jalan ke Italia, kini beliau dinyatakan meninggal meskipun baru masih tahap observasi.

Kini tak boleh lagi hanya sekedar meratapi nasib, atau hanya sekedar menyalahkan siapa-siapa. Kunci dari penanganan virus ini terletak pada diri kita masing-masing. Di mana kemarin sangat teredukasi tentang video yang menampilkan tentang pergerakan virus corona yang sangat cepat dan bagaimana persebarannya ternyata bisa kita atasi dengan memperlambat virus tersebut tersebar dengan sangat cepat. Melalui sebuah grafik curva sehingga akhirnya bisa melek dan paham dengan hal tersebut.

Yakni benar jika penganganannya kita ketat dengan diri kita sendiri. Ketat dengan anjuran-anjuran yang sudah disampaikan oleh pemerintah kita. Mulai dari cuci tangan sampai bersih dengan sabun hingga ke tujuh area tangan kita, seperti telapak, punggung, sela-sela jari, buku-buku, kuku-kuku, jempol diputar, dan pergelangan tangan.

Kedua dengan sosial distrace atau pembatasan sosial, yakni dengan menjaga aktivitas sosial kita dengan mengurangi aktivitas di luar rumah. Seperti ngumpul-ngumpul bareng teman, ataupun saat-saat sedang menjalankan ibadah.

Bersyukurnya hal tersebut telah banyak direspon oleh para pimpinan ataupun tokoh agama. Dengan cukup beribadah dari rumah saja sambil menyaksikan streaming yang telah disediakan atau disiapkan oleh pihak masing-masing rumah ibadah.

Terbukti cara tersebut bisa memperlambat arus kecepatan orang-orang yang akan terkena virus corona. Bayangkan jika mendadak di satu kota seribu orang langsung terpapar di dalam satu hari. Dibandingkan dengan 100 orang saja di tiap minggunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun