Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tentara Thailand Tembak Kerumunan Orang, Apa Penyebabnya?

8 Februari 2020   23:53 Diperbarui: 9 Februari 2020   00:05 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakrapanth Tomma (CNN.com)

Entah apa yang mungkin telah merasuki seorang tentara Thailand yang dengan sengaja melakukan aksi tembak massal ke sejumlah tempat-tempat kerumuman orang banyak. Bahkan bukan hanya menyerang tempat perbelajaan seperti di mall-mall bahkan tempat peribadatan ataupun kuil menjadi sasarannya di dalam melakukan aksinya.

Seperti yang dilansir oleh kompas.com (8/2/2020), akibat aksinya tersebut dilakukan  setidaknya 12 orang warga Thailand meninggal dunia. Juru bicara kementerian pertahanan menyatakan, pelaku diidentifikasi bernama Jakraphanth Thomma, dirinya berpangkat Sersan Mayor di kesatuan Komando Militer ke-2 Thailand.

Pelaku masih coba diamankan yang melibatkan kepolisian maupun pihak militer. Dan tempat dirinya melakukan tembak aksi massal tersebut sempat dilakukan sterilisasi untuk membekukan aksinya. Tapi akibat dari aksi ini tentu kita bertanya-tanya ada apa dengan dunia militer di Thailand? Mungkinkah dirinya saat melakukan tugas kemliterannya mengalami over atau beban tugas yang berlebihan? Ditambah kemampuan psikologinya untuk mencegah melakukan tindakan-tindakan anarki bahkan brutal sudah tidak kuat lagi?

Memegang senjata setiap hari dan pikiran yang selalu ingin mencari sararan membuat dirinya terbius untuk melakukan aksi nekatnya tersebut. Bahkan dirinya sempat memposting aksinya tersebut di media sosial. Dengan peralatan dan perlengkapan senjata taktis saat-saat akan melakukan aksi kejinya tersebut.

Oleh karena itu, jika demikian keadaannya maka perlu bagi dunia militer harus rombak total sistem perekrutannya, dan sistem pembagian tugas yang memang harus sesuai dengan kemampuannya mereka. Jika tidak tentu kisah-kisah ini akan bertambah? Tentu hal tersebut akan sangat tidak kita inginkan bersama. Semoga para pemangku jabatan di kemiliteran, bukan hanya di Thailand tentu di seluruh negara-negara yang ada bisa melakukan early warning atau peringatan dini kepada seluruh jajarannya dan seluruh anggota pasukannya.

Si pelaku yang bernama Jakraphant Tomma mengklaim bahwa aksinya tersebut adalah sebuah aksi untuk bersenang-senang. Dan jika kita simpulkan maka jiwa tersebut sedang mengalami sakit yang akut dan amat membahayakan bagi banyak orang yang kemungkinan jadi korban dari aksi gilanya tersebut. Oleh karena itu, belajar dari kisah itu, supaya kita mungkin terus meningkatkan kewaspadaan ketika dimana-pun berada. Sambil berdoa dan mengharapkan supaya tidak terjadi lagi kasus yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun