Periode pemerintahan lalu, yakni 2014-2019, merupakan periode dimana Fahri Hamzah merupakan kader dari Partai PKS. Sekaligus menjadi kader partai untuk bisa duduk di kursi kepemimpinan di DPR periode lalu, sebagai wakil ketua DPR. Bersama dengan Fadli Zon dari Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua DPR juga.
Tapi di tengah perjalan, Fahri mengalami pemecatan oleh Partai PKS. Dan terjadi polemik besar antara PKS dan Fahri sendiri. Dan hasilnya dalam persidangan kemenangan akhirnya di dapatkan Fahri Hamzah. Sidang memutuskan meskipun Fahri didepak dari Partai dan merupakan utusan partai PKS, tapi saat pemecatan dirinya oleh Fraksi PKS, tidak serta merta mencopot jabatan beliau sebagai wakil ketua DPR.
Beliau-pun terbilang sukses menjalankan amanah rakyat kepada dirinya untuk menunaikan tugas-tugas kedewanan di DPR periode lalu. Tapi akibat dari pemecatan itu,maka menimbulkan efek yang lain dalam karir politiknya, yakni tidak bisa mendaftarkan diri kembali sebagai caleg waktu pemilihan lalu.
Mau gabung partai lain sepertinya kurang greget mungkin bagi beliau. Dan akhirnya merasa lebih terhormat dan lebih memungkinkan untuk membentuk sebuah partai baru.
Seperti yang dilansir oleh CNN.com (9/11/2019), hari ini, Sabtu (9/11) Fahri Hamzah bersama denga Anis Matta, mantan Presiden PKS, juga Dedy Mizwar serta beberapa tokoh lainnya bergabung dan membentuk sebuah partai baru, yang mereka namakan dengan Partai Gelora, Partai Gelombang Rakyat. Â Â
Rapat konsolidasi untuk mematangkan partai Gelora ini diadakan di salah satu Hotel yang ada di Kemang, Jakarta Selatan. Dan bahkan tak sedikit orang-orang yang dari PKS akhirnya memilih untuk bergabung dengan Partai Gelora
Langkah Fahri Hamzah ini terbilang cukup ekstrim dan tantangannya sangatlah besar. Dia dan beberapa para pendiri partai harus menyiapkan strategi supaya partainya bisa dilirik rakyat dan akhirnya memutuskan untuk memilih partai besutannya. Belum lagi harus melawan partai-partai besar yang sudah lama berdiri.
Tapi bagaimanapun itu, tentu langkah Fahri Hamzah ini termasuk berani. Sebab pemilihan masih jauh yakni 5 tahun lagi, yakni di tahun 2024. Segala sesuatunya masih bisa berubah.
Berhasilkah Fahri nantinya? Berhasilkah dirinya untuk bisa kembali menduduki kursi yang ada di senayan sebagai salah satu fraksi yang akan bisa eksis disana? Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H