Gerakan berbasis relawan tentu akan sangat membantu seseorang untuk bisa tampil sebagai seorang pemimpin. Baik gerakan relawan di daerah sampai kepada  gerakan yang ada di pusat sekecil apapun gerakan tersebut tentu akan bisa berdampak sangat signifikan dalam pemenangan seorang calon kandidat.
Dengan terbentuknya relawan-relawan ini menjadi sebuah kegerakan, ternyata tak sedikit juga ketika mereka menyatakan dirinya  menjadi relawan yang betul-betul-betul murni lahir dari bawah, tapi ujung-ujungnya ada niat dan kepentingan yang lain yang ingin diharapkan. Artinya mengingingkan sebuah imbalan. Â
Maka termasuk-kah gerakan dari relawan Jokowi yang satu ini. Dimana seperti yang dilansir oleh Kompas.com (24/10/2019), salah satu relawan Jokowi ini akhirnya memilih cabut dan pamit untuk tidak mendukung Jokowi lagi di dalam perjalanan kabinet Indonesia Maju.
Padahal mereka menyatakan bahwa mereka sudah mendukung Jokowi sejak awal dari Jokowi mencalonkan diri sebagai calon presiden di tahun 2014 lalu. Bahkan di periode kedua-pun tetap sama. Tapi mendadak karena sikap Jokowi yang mungkin menyakitkan hati para Projo, akhirnya lebih memilih untuk bubarkan diri dibandingkan tetap eksis. Kan sayang?
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Projo Handoko dalam konferensi pers di kantor DPP Projo, Jalan Pancoran Timur Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/10) kemarin.
Bahkan katanya putusan tersebut diambil karena memilih dan menempatkan rivalnya sendiri, yakni Bapak Prabowo masuk sebagai menterinya Jokowi, yakni sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Bahkan beberapa tokoh yang ada dalam kepengurusan Projo tersebut menyebut sangat kecewa dengan penunjukan sosok Wishnutama yang merupakan sosok yang sama sekali tidak berdarah-darah atau mengeluarkan suatu hal sampai mati-matian dalam pemenangan Jokowi waktu lalu. Tapi kok dipilih sebagai pembantunya Jokowi?
Ditambah lagi dirinya-pun (dalam pemikiran relawan Projo) yakni di bidang kreatif yang dikerjakannya selama ini. Seperti di bidang Media maupun hiburan-pun sama sekali tidak moncer alias menunjukkan prestasi yang signifikan dalam perbaikan Indonesia.
Benarkah semua alasan-alasan itu? Bukankah karena mungkin merasa agak kecewa karena sama sekali Bapak Jokowi tidak melirik orang-orang yang pas dari barisan relawan untuk bisa menduduki jabatan disana juga? Dan Projo bahkan sudah dua kali periode mendukung beliau, kenapa tidak ada satu saja dari barisan para relawan? Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H