Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Al Farabi Filsuf Muslim Terlengkap, Filsafat, Tata Negara, Musik "The Best"

27 Mei 2019   20:44 Diperbarui: 27 Mei 2019   21:06 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok muslim yang satu ini terus menjadi perhatianku semenjak mengenal dan tahu namanya saat  mengajarkan mata kuliah Logika dan Filsafat ke para mahasiswa-ku. Mengampuh mata kuliah ini sudah tiga tahun, tapi kesan dan nama Al Farabi ini selalu nempel di kepalaku.

Sosoknya yang sederhana, lahir dari seorang ayah Jendral dan ibu asal Turkistan, dia dikarunia kecerdasan yang begitu luar biasa. Dimana hal tersebut ia dapatkan karena memang sejak kecilnya suka belajar banyak hal hingga akhirnya mampu menguasai banyak bahasa sebagai pintu gerbang untuk bisa menguasi ilmu-ilmu yang terdapat dalam tiap bahasa itu.

Sebab pada masa itu, jika suatu bangsa punya ilmu pengetahuan atau teknologi belum tentu ada terjemahannya dalam bahasa ibunya. Dimana pusat ilmu atau kiblatnya ilmu waktu itu tentu adalah Yunani.

Dan Harran  waktu itu merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia Kecil, Al-Farabi belajar kepada Yuhanna Ibnu Jailan. Kemudian kembali ke Baghdad untuk memperdalam filsafat. Sebab Baghdad pada waktu itu merupakan pusat ilmu pengetahuan juga.

Di Baghdad, Al-Farabi belajar kepada Abu Bakar Al-Saraj untuk mempelajari kaidah bahasa Arab. Sekaligus belajar kepada Abu Bisyr Mattius Ibnu Yunus belajar logika dan filsafat yang notabene adalah seorang kristen. Sampai akhirnya ia bersua dengan para filsuf dan ilmuwan senior seperti Al-Kindi dan Ar Razi.

Al-Farabi sendiri dilahirkan pada  tahun 257 H atau 870 M di kota Farab yang dikenal dengan nama kota Atrar atau Transoxiana. Itu artinya 250 tahun lebih sejak Islam ada, berkat kepintaran dan kecerdasannya, dan hasil pembelajarannya akhirnya dia mampu mempertemukan Ilmu Logika dengan kebudayaan Arab pada masa itu.

Sehingga akhirnya, ia dikenal sebagai ilmuwan terbesar Muslim  sampai saat ini, bahkan bisa dibilang sebagai guru kedua setelah Aristoteles. Sebab kepiawaiannya pada masa itu dia mampu menggabungkan antara ajaran Socrates dan Aristoteles serta mempertemukannya dengan Filsafat Islam.

Hal tersebut tertuang dalam bukunya, al- Jam'u bayna Ra'yay al-Hakimayn. Seperti yang dilansir oleh Republika.co.id (16/11/2018), Al Farabi menilai kedua filosof itu sama-sama membahas ketuhanan. Keduanya menyatu dalam kesamaan tentang adanya zat yang melebihi kemampuan manusia sehingga menjadi objek penyembahan.

Sehingga Kitab tersebut menjadi rujukan ilmuwan Muslim untuk memahami konsepsi ketuhanan, alam, dan manusia, yang merupakan sumber ilmu pengetahuan. Melalui ketuhanan, manusia mampu menggali tentang nilai agama dan moral yang menjadi sumber kehidupan.

Sedangkan ilmu tata negara yang saat itu dikenal dengan ilmu tata kota, Al Farabi menuliskan kitab Ara Ahlul Madinah al-Fadhilah ini banyak membicarakan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam. Ia menyatakan bahwa Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan Sang Pencipta, maka dia adalah pemimpin yang berkompeten seperti halnya para nabi ataupun utusan Allah, yang pasti akan mampu untuk menentukan masa depan orang-orang yang dipimpinnya.

Di bidang musik, Al Musiqi Al Kabir ataupun Kitabul Musiqa, ilmu yang mengajarkan tentang dasar musik, teori hingga prakteknya. Dengan alunan nada yang berasal dari berbagai alat kreasi manusia menjadi hiburan melepas kepenatan dan kejenuhan masyarakat. Dan masih banyak karya-karya beliau yang lain, dimana beberapa diantaranya dikabarkan sudah menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun