Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Hilangkah Bicara secara Beradab di Bangsa Ini?

12 Mei 2019   23:53 Diperbarui: 12 Mei 2019   23:56 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebodohan orang muda sekarang bisa dibilang ngomong dulu baru mikir. Dan sepertinya bukan hanya omongan saja hal tersebut sepertinya berlaku bagi jempol kita. Sebab terkadang jempol kita dulu yang duluan bertindak baru berpikir. Tahu-tahu kemudian apa yang disharenya malah menjadi bumerang bagi nya sendiri.

Itulah yang terjadi kepada si satu orang anak muda ini. Dimana seperti yang dilansir oleh kompas.com (12/5/2019) bagaimana ia bisa dibilang bukan orang yang sedang lagi keceplosan kalau bicara.Tapi merupakan sebuah niat yang sungguh tidak sangat baik. Bicara di depan umum, dalam sebuah rekaman yang akhirnya viral di dunia maya.

Lebih parahnya lagi omongannya saat melakukan demo di depan Bawaslu. Dalam barisan massa yang  tidak setuju terhadap proses demokrasi yang baru kita laksanakan. Bahkan selalu mengklaim bahwa pemilihan kali ini curang. Sehingga sontak ini akan semakin membuat salah satu kubu tentu akan semakin tertekan dengan sikap-sikap para pendukungnya yang seperti itu.  

Juga dengan bicara yang demikian tentulah ia seakan gagal mikir. Padahal sedang puasa kok bisa. Itukah yang namanya orang yang sedang puasa? Dimana sambil puasa mulutnya malah justru bicara tentang hal-hal umpatan, makian, kebencian, bahkan ancaman?

Kok bisa terbersit omongan seperti itu?  Boleh kita bilang ucapan tersebut bukan hanya kasar tapi juga merupakan  ucapan yang  keji.  Jangankan ancaman demikian  ditujukan kepada orang lain, tapi ini malah diucapkan kepada sosok seorang Presiden, pemimpin nomor satu di bangsa ini. Sehingga muncul pikiran, sedemikian jeleknya kah pemerintah sekarang di mata mereka?

Kemudian jika hal tersebut kita dengarkan saja, bisa-bisa membuat kita terkadang sulit untuk bisa kembali konsentrasi dan tenang, yang ada malah kebingungan yang melanda. Kok bisa dia bicara seperti itu?

Juga apakah ini sebuah fenomena bahwa keadaban dan berpikir luhur serta menghormati orang yang lebih tua, sudah tidak dimiliki oleh anak-anak muda maupun generasi penerus kita? Atau mereka justru menjadi korban karena mungkin teladan dari orang tua mereka, sehingga justru mengakibatkan si anak terpola pikirannya dan akhirnya melakukan apa yang telah dilakukan orang tuanya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun