Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PPP yang Makin Terguncang Karena Rommy Terjerat Korupsi, Bertahan atau Hilang?

16 Maret 2019   21:41 Diperbarui: 16 Maret 2019   21:56 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jumrahonline.blogspot.co.id

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberikan peneladanan yang baik bagi setiap anggotanya. Peneladanan yang baik tentu tidak akan pernah cukup dengan mengucapkan sejumlah kata-kata yang berapi-api tapi kenyataannya nol dalam tindakannya.

Kubu PPP bisa dibilang masih belum sepenuhnya bersatu karena masih ada perpecahan diantara dua kubu yang saling bersaing. Saling merebut pengaruh dan saling mengadu kuat dalam hukum untuk bisa mendeklarasikan bahwa kubunya yang paling sahih untuk bisa mengontrol dan membawa PPP.

Dimana seperti yang dilansir oleh Republika.co.id (16/11/2019), PPP kubu Djan Faridz bukan mendukung Jokowi-Maruf, malah lebih mendukung Prabowo-Sandi.

Tapi jika kondisinya sudah seperti ini ditambah lagi dengan tersangkutnya sang Ketua Umum PPP yang dipimpin oleh Romahurmuziy alias Rommy yang kini menjadi tersangka suap dugaan jual-beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).  Dimana Rommy sebelumnya diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur.

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan timnya sudah memantau Rommy berdasarkan informasi yang disampaikan masyarakat. OTT digelar setelah KPK mendapat informasi bakal dilakukannya penyerahan uang kepada Romahurmuziy di Hotel Bumi Surabaya sekitar pukul 07.00 WIB, Jumat (15/3).

Hal ini tentu akan menambah beban bagi PPP sendiri di dalam pemilihan legislatif yang kurang lebih satu bulan lagi akan dilaksanakan. Sebab bagaimana mungkin untuk bisa terus menerus melakukan dan mempromosikan PPP ke publik sementara pimpinannya sendiri-pun tersangkut hukum dan kini sudah diproses oleh KPK?

Juga ditambah beban ada dua versi PPP yang kini persoalannya belum selesai. Tentu PPP kini kian makin gamang saja di dalam menghadapi pileg kali ini. Apalagi ditambah dengan pemimpin sebelumnya, yakni sang ketua umum pernah terjerat hal yang sama pada skandal kasus korupsi. Yakni Bapak Suryadharma Ali seorang menteri agama pada masa pemerintahan periode lalu. Tersandungnya dalam korupsi dana ibadah haji.   

Maka melihat hal tersebut PPP akan semakin optimis jika dua pemimpinnya terlebih dulu sudah dijerat kasus korupsi?  Kemudian akankah PPP akan semakin sulit dan tertatih-tatih untuk bisa mendapatkan elektoralnya di senayan yang kini diperberat dengan harus memperoleh suara nasional lebih dari 4 persen. Atau pemilihan legislatif pada periode kali ini PPP harus merelakan kursinya di senayan kepada partai-partai lain?

PPP akankah tetap bertahan atau benar-benar terhilang dari sistem perpolitikan di tanah air kita? Sebab tidak semua partai bisa sesolid partai Golkar yang mampu bertahan terus di tengah-tengah kasus korupsi yang menjerat para petinggi-petingginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun