Kota Sibolga termasuk kota yang padat penduduknya. Dimana penulis sangat tahu kondisi kota tersebut. Karena memang lahir dan besar disana. Dimana seumur-umur baru kali ini kota kecil itu menjadi tempat dan sasaran bagi teroris untuk melakukan aksi kejinya.
Dimana palingan yang sering terjadi adalah pengeboman ikan yang dilakukan oleh para nelayan-nelayan yang ada disana untuk mendapatkan ikan dengan cara cepat. Tapi kini bom yang ada sudah diledakkan untuk mengganggu dan membuat teror di Sibolga.
Dan hampir gak percaya karena memang kota tersebut bisa dibilang saling tahu siapa tetangganya masing-masing karena memang terlalu rapatnya rumah-rumah yang ada di sana. Juga karena memang kotanya tidaklah besar. Dan pernah oleh salah satu stasiun televisi menyatakan bahwa Kota Sibolga adalah kota terkecil dari seluruh kota-kota yang ada di Indonesia. Tapi meskipun demikian, ternyata masih bisa dimasuki oleh para teroris
Sebab tidak pernah terdengar kabar pengoboman yang ada bahkan sampai mencapai radius 100 meter dampak dari ledakan kemarin. Dimana seperti yang dilansir oleh liputan6.com (13/3/2019), bahwa ledakan tersebut setelah kepolisian tidak berhasil melakukan negoisasi kepada si istri pelaku dimana sang suaminya sudah diamankan terlebih dahulu di luar rumahnya.
Hampir 6 jam-an lebih kepolisian mencoba melakukan upaya soft treatment sebagai upaya untuk menolong si ibu itu sendiri, terutama 3 orang anaknya yang diduga bersama dia di rumah tersebut. Tapi apa daya upaya negoisasi sepertinya tidak masuk di akal sama para terduga teroris tersebut. Dan akhirnya meledak pada Rabu (13/3) dini hari sekitar jam 2 pagi.
Dan melihat akibat dampak kerusakan yang begitu parahnya, kepolisian tidak mau gegabah di dalam peristiwa telah terjadinya ledakan di kota Sibolga tersebut. Akhirnya banyak warga yang bahkan malam Rabu ini akhirnya tidak boleh kembali ke rumahnya masing-masing.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Beliau mengatakan bahwa aparat belum bisa leluasa masuk ke TKP lantaran dikhawatirkan terjadi ledakan susulan. Warga juga sangat dilarang untuk mendekat dalam radius 100 meter dari rumah Husain.
Sebab berdasarkan analisa kepolisian lebih lanjut diduga masih ada bahan peledak atau bom yang masih belum dijinakkan. Dan warga yang mengungsi ada di atas 20 kepala keluarga. Dan mereka sama sekali tidak diperbolehkan melewati garis batas kepolisian yang sudah terpasang tersebut.
Meskipun demikian, setelah para teroris itu sudah memasuki kota kecil itu, bisa dipastikan kami warga Sibolga  tidak akan pernah takut dan gentar dengan situasi-situasi yang mencekam tersebut. Sebab kalau sudah takut, maka bisa dibilang para teroris tersebut sungguh sudah mencapai salah satu tujuannya, yakni membuat teror sehingga orang tidak bisa lagi melakukan pekerjaannya kembali.
Sekarang memang tidak berdomisili lagi disana, tapi sangat mendoakan supaya bisa segera kondusif dan segera cepat pulih kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H