Bicara miskin itu sebenarnya adalah perkara mindset kita yang memang selalu terkungkung terhadap apa yang tidak kita bisa dibandingkan dengan apa yang kita bisa. Tapi jika kita mengubah mindset kita dengan segera, maka pintu-pintu berkat maupun rezeki akan segera terbuka dengan segera.
Sebab sekalipun realitanya penghidupan kita pas-pas-an bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Makanya penting untuk selalu melihat apa yang kita punyai, bukan apa yang tidak kita punyai.
Jika kita fokus kepada apa yang kita miliki tentu kita akan kerap berupaya untuk selalu mengembangkannya.Tapi jika kita fokus kepada apa yang tidak kita miliki maka kemungkinan besar kita akan mengalami banyak kegagalan demi kegagalan. Karena memiliki banyak fokus dan akhirnya menjadi  capek sendiri.
Tentu untuk hal ini harus dibedakan dengan yang namanya 'harapan'. Sebab harapan adalah sebuah terang untuk bisa kita tetap berjalan dalam rel kesuksesan yang sudah kita bangun. Â Dan juga sebuah sauh dalam kapal,sehingga kita tetap bertahan meskipu ombak senantiasa mengombang-ambingkan kita di tengah laut yang luas.
Dan negara-negara lain juga ternyata sudah mengenal program ini dan juga sangat sukses untuk menolong keluarga-keluarga miskin supaya bisa mengakses standar kehidupan cukup, baik dalam bidang kesehatan, bidang pangan, maupun bidang pendidikan. Dan dunia mengenalnya dengan istilah CCT (Conditional Cash Transfer).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan nilai 9,82% ini yang paling rendah yang pernah diraih. Sebelumnya, kata Bambang, angka kemiskinan tidak pernah mencapai level 1 digit.
"Ini pertama kali 1 digit dalam sejarah," kata Bambang kepada detikFinance, Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Keberhasilan Menurut Riset dan Data di Lapangan