Mungkin satu sikap yang harus dipegang, ketika memilih untuk menjadi seorang relawan bagi salah satu partai ataupun salah satu kubu capres dan cawapres yang ada di tanah air kita, yaitu menjaga diri kita supaya tetap kritis dan bertindak sesuai dengan kewajaran bersikap saja. Tanpa harus mengambil banyak risiko, apalagi mulai mengambil sikap dengan melakukan manipulasi-manipulasi kecil.
Sebab bisa dipastikan akan sulit sekali untuk bisa melakukan sandiwara sedikit apapun itu. Sebab masing-masing kita bisa dipastikan punya rekam jejak. Yang mungkin pernah kita publish sendiri dalam akun media-media sosial kita. Tinggal tongkrongin aja akunnya, bisa dipastikan sebagian besar kita sudah tahu siapa dia dan bagaimana kiprahnya selama ini.
Seperti yang terjadi pada petani Brebes ini. Yang oleh Sandiaga sampai merasa terenyuh dengarkan keluh kesahnya kepada beliau. Dimana seperti yang dilansir oleh news.detik.com (12/2/2019), namanya adalah M.Subhan. Dia bercerita tentang bagaimana para petani malah memanen utang dan bukannya hasil panen dari bawang yang ditanamnya.
Karena harga-harga bawang katanya pada anjlok ketika musim panen bawang telah tiba. Bahkan katanya lagi para petani tersebut akhirnya banyak yang menduda, karena memang ditinggal sang istri untuk menjadi TKW di negeri orang.
Tak butuh waktu lama, sosok M.Subhan langsung menjadi sorotan publik. Karena ternyata berdasarkan jejak-jejak digital beliau, menampakkan beliau bukan sosok yang netral di dalam menyampaikan aspirasi dari petani yang sebenarnya. Apakah benar kondisi petani bawang persis seperti apa yang sudah disampaikannya ke Bapak Sandiaga, sewaktu beliau datang ke Brebes, Jawa Tengah?
Sandiaga dengarkan aspirasi dari salah seorang warga tersebut, dan bahkan posting di akun medsos beliau sendiri. Videonya akhirnya viral dan akhirnya ramai-ramai publik ingin tahu siapa sosok M. Subhan yang sebenarnya.
Seperti yang dilansir oleh kompas.com (12/2/2019), petani bawang tersebut ternyata memang pernah sebagai salah satu komisioner anggota KPU Kabupaten Brebes, di periode lalu. Kebenaran hal itu langsung dikonfirmasi oleh Ilham Saputra, komisioner KPU pusat.
Kemudian lanjut lagi, sang petani yang katanya miskin tersebut, ternyata punya kendaraan roda 4 yang cukup bagus. Tidak cocok disebut kategori miskin. Apalagi katanya sampai sekarang tidak bisa bayar utang sebesar Rp. 15 juta, bahkan sudah menjaminkan rumah orang tuanya.
Yang menjadi pertanyaannya, benarkah curhatan M. Subhan tersebut kepada Bapak Sandiaga Uno? Yang ketika kita lihat lagi dari jejak digital beliau, ternyata dia pernah bersama dengan Sudirman Said, sewaktu maju dalam pilgub Jawa Tengah lalu. Bahkan bisa dibilang beliau simpatisan ataupun relawan dari partai Gerindra juga.
Sekali lagi, tanpa bermaksud untuk mencoba menghakimi, kenapa tidak bicara sewajarnya saja di depan publik? Toh sekecil apapun mungkin tingkat kebohongan kita, atau bilang saja 1 saja kebohongan, suatu saat nanti bisa saja kebenarannya akan terungkap ke publik.
Alih-alih ingin meningkatkan simpati kepada orang yang kita dukung tersebut, yang ada malah antipati. Yang bahkan mungkin orang yang kita dukung tersebut bisa dituduhkan dengan nada-nada atau tuduhan miring?