Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemarahan yang Dilampiaskan Secara Desktruktif, Hasilnya?

7 Februari 2019   18:54 Diperbarui: 7 Februari 2019   18:59 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti pernah marah, dan kemarahan adalah suatu kewajaran kita di dalam bertindak. Kemarahan itu masih dalam takaran baik dan sangat baik ketika kemarahan tersebut bisa ditujukan untuk bisa mengingatkan dengan keras tentang suatu hal yang mulai melenceng dari kesepakatan awal bersama.

Kemudian juga ketika kita melihat ada suatu yang tidak beres terjadi di lingkungan kita, yang dengan kemarahan kita, lingkungan kita bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Dan bukan hanya lingkungan kita, di dalam keluarga kecil kita saja-pun kemarahan tersebut pasti ada dan pasti terjadi. Tapi ketika kemarahan tersebut terjadi di dalam sebuah keluarga, maka sarannya supaya kemarahan tersebut tidak berlarut-larut disimpan terus hingga sampai matahari terbenan.

Artinya jika sudah matahari tidak tampak lagi, hendaknya rasa marah pada pasangan suami-istri tersebut bisa reda dan tidak berlanjut-lanjut lagi. Sebab jika terus berlanjut, bahkan sampai ke tempat tidur, maka jangan harap ada kedamaian dalam keluarga itu.  

Bapak Prabowo pernah menyatakan dalam beberapa pernyataannya Indonesia akan hancur. Indonesia akan punah. Hal itu bisa saja terjadi jika warga Indonesia seluruhnya punya sikap seperti yang sedang ditunjukkan salah seorang pria ini.

Seperti yang dilansir oleh kompas.com (7/2/2019), seorang pria mengamuk karena dia ditilang oleh kepolisian.  Kasat Lantas Polres Tangerang Selatan AKP Lalu Hedwin  membenarkan kejadian tersebut. Dia menyebut kejadiannya terjadi di Jalan Letnan Soetopo, Serpong, sekitar pukul 06.36 WIB.

Videonya yang berdurasi 56 detik tersebut menjadi viral karena sikap marah-marahnya yang tidak jelas. Seorang Pria berbaju putih meskipun badannya tampak atletis tapi sikapnya tidak enak dilihat bahkan mengklaim seolah-olah dirinya benar dan sangat wajar melampiaskannya dengan secara desktruktif. Bahkan tidak menunjukkan rasa hormat, dengan memarahi seorang petugas kepolisian yang hendak menegakkan aturan kepadanya.

Saat itu seorang petugas Satlantas yang bernama Bripka Oky sedang memberhentikan pelanggar yang berusaha melawan arus karena menghindari petugas yang sedang melaksanakan pengaturan lalu lintas di putaran Pasar Modern BSD.         

Si Bapak Polisi menjelaskan, bahwa dia sama sekali tidak mengindahkan aturan baku di jalan raya. Yah pasti akan mendapatkan sanksi dari kepolisian. Tidak bawa helm, tidak bawa STNK bahkan tidak bawa SIM. Jangankan dia, semua orang-pun akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti dia.

Tetapi ketika sikapnya yang marah-marah kemudian dengan menghancurkan sendiri motornya, maka apa yang akan kau dapatkan dari rasa marah tersebut? Puaskah dengan melampiaskan kemarahan tersebut dengan menghancurkan motormu sendiri. Sementara ketika dirimu-pun taat sedikit sajapun dan menerima surat tilangnya, tentunya tidak memakan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan kembali apa yang sudah ditilang oleh petugas lalu lintas.

Dan dampaknya sama sekali tidak menghasilkan apa-apa atas kemarahannya tersebut. Karena disamping motormu yang  rusak, kemungkinan sekarang motormu tidak akan bisa diambil lagi atau percuma saja untuk kau ambil kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun