Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bisakah CVR JT 610 yang Ditemukan Buktikan Boeing Tipe itu Produk Gagal?

15 Januari 2019   02:16 Diperbarui: 15 Januari 2019   02:19 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Perjuangan KNKT dan Lion Air akhirnya tidak sia-sia. Artinya ada upaya untuk terus mencari kotak hitam pesawat Lion Air dengan nomor seri JT 610 tersebut yang jatuh pada 29 Oktober 2018 lalu, demi untuk mengungkap kebenaran dan fakta dari data rekaman suara yang ada.

Dengan penemuan ini, tentu akan bisa terungkap rekaman-rekaman dari para pilot yang menerbangkan pesawat tersebut sejak pesawat itu tersebut diproduksi hingga sampai ke tanah air. Tentu akan ada bukti rekaman suara dari para awak pesawat maupun para penumpang, hingga suara-suara kursi dan keseluruhan pergerakan bodi pesawat, adakah yang tidak beres.

Bahkan data rekaman suara tersebut melalui penemuan CVR (Cockpit Voice Recorder) bagian dari setengahnya kotak hitam, akan ada sejak dari awal pesawat tersebut diproduksi. Bersama dengan FDR (Flight Data Recorder) yang khusus mencatat tentang data-data ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, arah pesawat dan beberapa data teknis pesawat yang sifatnya tertulis, akan turut melengkapi data rekaman suara yang baru-baru ini ditemukan.  

airways magazine
airways magazine
Benarkah boing pabrikan Amerika tersebut merupakan produk gagal? Dimana seperti yang dilansir oleh CNN.com (20/10/2018), bahwa spesifikasi Lion air JT 610 tersebut adalah spesifikasi pesawat 737 MAX 8, dengan panjang 39,5 meter, bentangan sayapnya 35,9 meter dan tinggi 12,3 meter.

Pesawat ini bisa memiliki kemampuan jarak tempuh 6.150 kilometer per jam berkat dua mesin LEAP-1B dari CFM Internasional. Pesawat bahkan mampu mengurangi penggunaan bahan bakar karena ukuran propeller (baling-baling) dari mesin LEAP-1B yang berukuran 69 inci atau 175 cm. Selain itu, desain Boing tersebut yang berbentuk Winglet menambah efisiensi pesawat tipe tersebut semakin tinggi karena mengoptimalkan natural laminar flow (memanfaatkan aliran udara).                

Sehingga pabrikan mengklaim Boeing pesawai JT-610 mampu menghemat delapan persen pengeluaran operasi pesawat per kursi. Boeing juga mengatakan pesawat ini juga mengurangi emisi karbon sebesar 14 persen. Serta mengklaim pesawat ini menghemat airframe maintenance (biaya perawatan) sebesar 20 persen.

Tentu dengan spesifikasi tersebut yang sangat menguntungkan itu, menjadi daya tarik tersendiri bagi Lion Air untuk membelinya. Tapi naas JT 610 harus kandas berkeping-keping. Semoga hanya Lion air JT 610 saja yang jadi produk gagal, dan tidak menyasar ke pesawat lion air yang lain dengan tipe atau jenis yang sama. Sebab kalau tidak, bukankah ini akan menjadi tragedi berikutnya di tanah air kita dan akan menjadi kisah sedih yang memilukan publik tanah air kita?

Sebab memang timbul kecurigaan bahwa perubahan-perubahan spesifikasi yang terbilang amat fantastis tersebut. Dimana mungkin saja belum teruji dengan baik sekali yakni dalam hal ketahanan, proses serta mekanisme teknis serta prosedural dari beberapa custom spesifikasi yang sedang diciptakan itu.

Jadi mungkinkah CVR bersama dengan FDR sebagai bukti yang bisa mengungkit bahwa benar produk boing terbaru tersebut, benar adalah produk gagal?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun