Ini masih kisah tahun baru kemarin. Dan ternyata kita sudah masuk di hari ke-12 dari sekitar 364 hari yang akan kita jalani di sepanjang tahun 2019 ini. Dimana seharusnya hari-hari kita dipenuhi dengan upaya untuk selalu kreatif untuk bisa menghasilkan karya.
Terlepas karya tersebut bisa menginspirasi orang-orang di sekitar kita atau tidak, tapi upaya produktif tiap-tiap kita hendaknya selalu bisa diupayakan. Sebab kaLau tidak kita hanya akan selalu berada di tempat yang sama dan tidak bertumbuh. Dan pergantian tahun hanya akan sekedar pergantian, tanpa ada moment-moment berharga yang mungkin bisa kita capai dan kita ingat
Begitu juga dengan upaya pembangunan desa-desa yang ada di tanah air kita. Tidak sedikit yang masih tertinggal dan kalah jauh dari desa-desa lain yang sudah maju duluan. Padahal upaya percepatan pembangunan desa di masa Jokowi, betul-betul sangat diperhatikan. Bahkan menyiapkan anggaran hingga triliunan rupiah dan tiap desa bisa mendapatkan hampir Rp.1 miliar per tahunnya.
Baik itu untuk pembangunan akses jalan, supaya jalan-jalan di desa bisa semakin baik, maupun upaya untuk mengangkat potensi ekonomi desa. Dimana ketika ekonomi keluarga-keluarga desa semakin meningkat, maka yang namanya kesejahteraan yang adil dan merata yang juga merupakan cita-cita bangsa kita akan tercapai.
Dimana disepanjang dari jalan besar hingga menuju rumah orang tua kami tersebut, hampir separuhnya akan menemukan jalan bergunduk-gunduk penuh batu, tanah dan pasir. Ketika hujan akan begitu beceknya alias berlumpur, tapi ketika terik siang, akan begitu berdebu dan sangat tidak sehat.
Dan juga akan jelas terlihat, mana desa-desa yang kepala desanya giat dan berhasil dan mana kepala desanya yang seakan senang melihat debu berterbangan di depan matanya, ataupun senang ketika melihat lumpur yang bahkan ada di depan kantornya sendiri untuk menjalankan keseharian tugasnya.
Hal ini patut dipertanyakan. Karena melihat sendiri bagaimana desa dimana aku bekerja dan mengabdi, kesan seperti di kampung ku tersebut sangat jauh. Akses jalannya sudah sangat bagus bahkan ketebalan semen jalan-nya mungkin bisa bertahan hingga 10 tahun lebih baru akan rusak. Bukan bermaksud untuk menjelekkan tapi kedepannya supaya ada upaya perbaikan.
Artinya dengan semua itu akses-akses jalan itu, tentu akan sangat mempermudah hidup kita. Baik ketika kita sedang beraktivitas, maupun ketika akan meningkatkan taraf ekonomi keluarga kita masing-masing.
Kemudian ketika melihat hampir mayoritas desa-desa yang ada di seluruh Indonesia begitu antusias dan bergeliatnya di dalam memajukan tiap-tiap desanya. Tapi untuk bisa memunculkan serta memaksimalkan potensi yang sudah ada di desa itu, butuh perjuangan yang amat berat. Ibarat sebuah mutiara yang terpendam, dimana kita harus ulet dan pantang menyerah untuk segera mencarinya hingga ke dasar lautan yang paling dalam-pun.