Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan sudah Magister S2 dari Kota Yogya, kini berharap lanjut sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Praktis Membangun Bangsa Awali dengan Membangun Keluarga

29 Mei 2018   12:05 Diperbarui: 29 Mei 2018   12:25 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi yang paling efektif untuk momen ini, adalah dengan menjadikan diri kita teladan yang baik dulu. Sebab anak-anak kita lebih banyak belajar dari apa yang kita perbuat, dibandingkan dengan apa yang kita katakan.

Ketiga, selalu melakukan evaluasi. Baik terhadap segala tindakan, ucapan, dan kalau bisa pikiran kita. Bersama-sama dengan istri dan anak-anak. Kalau bisa jangan terlalu kaku momen evaluasinya, supaya tidak merasa terintimidasi apalagi menjadi tambahan beban baru. Cari suasana atau tempat yang santai. Mungkin bisa kita lakukan setiap hari, seminggu sekali dan bahkan sebulan sekali.

Fungsi evaluasi tersebut yakni untuk bisa menilai apakah kita sudah berada di jalur atau track yang benar tentang nilai-nilai yang sudah kita tetapkan sebelumnya bersama dengan anak.

Keempat, yang mungkin tak kalah pentingnya adalah miliki mentor atau keluarga yang bisa menegor, atau menilai keluarga kita sudah sampai sejauh mana perjalanan keluarga kita. Ini penting sebab ketika seandainya suami dan istri cekcok atau berselisih, maka keluarga inilah tentunya yang akan bisa menolong kita. Sehingga permasalahannya tidak tambah semakin runyam, tapi bisa terselesaikan dengan baik.

Caranya cari orang atau keluarga yang bisa memontori keluarga kita. Cirinya adalah tentunya keluarganya juga merupakan keluarga dengan kondisi dan memiliki jiwa, kerohanian, maupun pikirannya yang jauh berada diatas kita. Dan kita menyerahkan kontrol yang penuh bagi mereka untuk menilai dan menolong kita.

Demikianlah sedikit tips praktis yang boleh kita cermati bersama. Meskipun sedikit, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun