Delapan hari sudah berpuasa, efeknya secara fisik sudah terasa dan sudah tampak.Badan semakin kesini semakin terasa lemah,wajah tampak pucat dan semakin tirus, tentunya ini memeperbaiki penampilan bagi orang yang tidak suka dengan pipinya yang gembil, lingkaran pinggang khususnya ketika kita memakai celana panjang terasa mengecil alias melonggar,mata makin sering mengantuk setelah kekenyangan berbuka(jangan tanya itu mah efek segala diembatsaat berbuka). Kini terbukti kelemahan kita manusia, hanya diatur waktu makannya menjadi malam hari saja oleh Allah SWT tdk disuruh puasa siang malam, efeknya terhadap siklus kehidupan manusia khususnya secara fisik menjadi goyah,kacau,mungkin menyenangkan bagi orang yang berhasil nenjadi kurus setelah berbagai diet gagal dilakukan, tapi Rosulullah menganjurkan berpuasa agar atau bila ingin sehat bukan agarkurus atau untuk diet, apalagi Ramadhan ini merupakan perintah wajib, suka atau tidak suka, kurus atau gemuk,wajib bagi yang hidup atau nendapati atau masuk pada bulan ini jika tidak ada uzur, berhalangan karena sakit atau bepergian,atau siklus reproduksi sepertihamil,menyusui, dan haid atau nifas bagi wanita.
Secara kultural jelas, banyak yang berubah dari merebaknya kuliner khas hidangan buka puasa, yang menjadi ajang bisnis paling menguntungkan, hampir sepanjang jalanan bermunculan pedagang dadakan atau pedagang rutinan berjejer menawarkan atau memajang jajanan yang menggiurkan mata orang lapar utamanya berbagai macam kolak, kue basah,lauk-pauk, gorengan' sampai asinan yang agak mengancam terjadinya gangguan pencernaan pada orang yang sedang menjalankan ibadah puasa karena bisa terancam diare.Kegiatan ibadah semakin marak atau meningkat dengan penuhnya masjid atau musholla di malam hari, banyaknya orang duafa ketiban rezeki infak shodaqoh dari the emerging generous man di siang hari yang mendadak royal atau dermawan, semua ini tentu juga mempengaruhi perekonomian rakyat(hahaha),semakin melambungya harga barang pangan,berupa kebutuhan pokok atau hiburan sangat mengganggu kekhusyukan kaum ibu dlm berpuasa, tapi harus tetap ihlas menjalankannya karena ketaatanatau ketakwaan untuk beribadah kepada Allah, semua efek itu gak ngaruh bagi orang-orang yang beriman, yang percaya kepada hari akhirat nanti.
Secara psikis, mental, spirit keadaan fisik yang lemah ini,dalam keadaan lapar ini ada peluang bagi jiwa untuk membentuk solidaritas atau sense of prihatin, merasa senasib dengan kaum papa,kaum yang kekurangan makan, turut merasakan rasa lapar mereka, menimbulkan kasih sayang kepada mereka.Dengan iming-iming atau stimulus pahal yang berlipat ganda bagi semua amal ibadah menanamkan kedekatan dengan Allah sang maha pencipta,Tuhan pengatur dan pemilik dan pemelihara alam semesta, langit dan bumi beserta mahluk yang mengisinya.Kelemahan sang mahluk dihadapan kekuasaan sang pencipta menimbulkan ketakutan untuk berbuat dosa yang menjadikannya, manusia tersebut lebih bertakwa,lebih toleran, lebih mudah terharu dengan penderitaan orang lain, lebih kasih sayang terhadap orang lain, lebih sensitif nuraninya menangkap sinyal-sinyal ruhani, lebih dekat kepada Allah SWT.
Sudah jam 2 dinihari efek puasanya bekerja well done ingin mendekat melalui tahajjud, doa,memohon ampunandi bulan yang penuh ampunan ini, dan tadarrus, mentadabburi firman-firman, ayat-ayat Allah, lalu menyiapkan hidangan sahur yang penuh berkah. Yok mari!!!! Well done!! Mau aja baca tulisan ringan yang mudah dicerna ini!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H