[caption id="attachment_383209" align="aligncenter" width="503" caption="dok. Rosyana Aisyiah Instagram. Bang Ter Liye dan gaya bicaranya (10/05/15)"][/caption]
Minggu 10 Mei 2015
Pagi ini kami kembali mencari ilmu. Bedah buku Tere Liye adalah sasaran kami selanjutnya. Aku pernah bertemu Bang Tere Liye sebelumnya. Saat itu membahas tentang kepenulisan. Kali ini tentang bedah buku Bulan, aku penasaran, apakah saat ini pembahasan menjadi berbeda? Dan pembahasan dari Bang Tere itulah yang aku cari.
Setelah acara dimulai, berbagai sambutan, dan alunan hiburan diberikan. Lalu naiklah Bang Tere Liye ke atas panggung. Panggung Aula Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang yang menjadi kampusku dulu. Bang Tere duduk di atas panggung dengan kemeja hitam dan celana jeans. Masih dengan baju yang santai, namun tak se-santai kemarin, saat Bang Tere Liye pakai sewater abu-abu serta kupluk dengan warna yang sama.
[caption id="attachment_383212" align="aligncenter" width="889" caption="dok.pribadi. peserta memenuhi Aula Poltekkes Tanjung Karang"]
Di pembahasan Bang Tere bertanya, untuk apa kita menulis? Yak, ini adalah pertanyaan yang sama saat aku mengikuti seminar Tere Liye di Polinela. Keseluruhan pembahasan pun sama. Dan pertanyaan para audiens pun sama. Jadilah, aku mengikuti seminar Bang Tere berulang kedua kalinya. Oke. Karena saat ikut seminar aku sungguh bersemangat, begini saja, silakan baca reportaseku saat mengikuti seminar Bang Tere kali pertama ya, cukup lengkap, pake banget. Ada di sini:Tere Liye: “Penulis yang Baik Memiliki Sudut Pandang Istimewa”. Bahkan saat itu, aku rekam, dan rekaman aku tuliskan di reportase tersebut. Prok-prok-prok :D
[caption id="attachment_383213" align="aligncenter" width="889" caption="dok. pribadi. Bang Tere dari kejauhan"]
Masih dengan penutup yang sama, seperti waktu itu.. “Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun lalu, maka sekarang engkau akan memperoleh buahnya. Namun jika kamu terlambat menanam, maka waktu terbaik menanam pohon adalah hari ini. waktu akan melesat, dan kelak kau akan memperoleh hasilnya”. Walaupun akhirnya menjadi double, tak apalah, sekedar mengingatkan kembali. Dan memperoleh banyak lagi bertemu dengan orang-orang. “Hal yang membedakan kita dengan tahun kemarin dan hari ini adalah, buku yang kita baca, dan orang-orang yang kita temui,” Azhar Nurun Ala.
[caption id="attachment_383214" align="aligncenter" width="889" caption="dok.pribadi. foto bersama peserta termuda. kakak beradik Abel (12 tahun) dan Tya (8 tahun). Aku tua banget ni.hehe. Tiket seharga 40 ribu, dan kakak-Adik ini rela beli tiket on the spot; Rp. 50 ribu. semangaat!"]
[caption id="attachment_383216" align="aligncenter" width="600" caption="dok. pribadi. Bertemu dengan para dokter yang sama-sama ngilmu dengan Bang Tere juga. dr. Nora dan dr. Friska :)"]