[caption id="attachment_356108" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Alur rujukan pasien"][/caption]
Dua hari lalu ada ajakan menarik dari seorang kakak. Lumayan, untuk tambah aktifitas, mengisi sela liburan menunggu panggilan kerja hehe. Seharusnya senin, tapi senin ada Post-test uji kompetensi. Jadilah selasa (25/11/14) ini aku bisa ikut. Dengan senang hati mengajak aku adalah Ka Nora. Tadinya masih ko asistan dokter, sekarang sudah jadi dokter seutuhnya, yeey! Beliau jaga pagi ini. Selain itu juga penasaran, karena klinik satu ini tidak seperti klinik pada umumnya. Klinik ini adalah klinik khusus untuk BPJS. Jadi ada beberapa tahap yang mengharuskan seorang pasien cukup berobat di klinik saja, atau harus dirujuk ke Rumah Sakit. Nah ini fungsi dari klinik BPJS, mensortir para pasiennya. Pasien mana yang parah dan harus di rujuk atau cukup diberi obat oleh dokter klinik.
Klinik BPJS Panjang tepatnya, setelah melalui jalan Panjang yang panjaaang, kami sampai pada pukul 08.45. Di sana sudah ada Mbak Dewi, perawat klinik yang sudah datang. Ngobrol agak lama, kata mereka gak biasanya rada sepi. Biasanya berpuluh-puluh pasien sudah ngantri. Pukul setengah 10 baru datang beberapa pasien dengan berbagai keluhan. Masuk ke ruang dokter, duduk disebelah Dokter Nora, jadi assisten haha.
[caption id="attachment_356109" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Klinik, namun bentuknya rumah. tidak kaku seperti klinik pada umumnya"]
Para pasien dengan berbagai keluhan datang, menyatakan apa yang dirasakan mungkin karena dokternya juga ramah, mau mendengarkan, mereka dengan leluasa bercerita tentang keluhan. Walaupun dengan pertanyaan yang rada aneh sekalipun. Hehe
Beberapa yang terekam. Seorang ibu usia 40 tahunan yang sedang merasa banyak keluhan jelang menopause. Mengatakan seluruh badannya sakit, dokter menyatakan tak ada kelainan, namun si ibu merasa nyeri di beberapa tempat tubuhnya. Diberikan obat penghilang nyeri dll.. lalu karena dia sebal masih sering merasa sakit dia bilang begini.. “Dok, ada obat supaya bisa mens gak?”
=__= ngangetin pertanyaannya. “Gak ada bu, gak bisa,” tutur dokter sambil senyum, “Sama aja dengan ibu minta anak sama dokter, ya mana bisa bu.. hehe.” Akhirnya si ibu nurut, untuk konsumsi obat dan mengikuti saran dokter.
Pasien anak dengan keluhan kekuningan di matanya. Ibunya resah gelisah lantaran gak enak dibilangin orang-orang sekitar, tetangga melihat mata anaknya keruh sedikit kuning. Padahal tak ada keluhan sama sekali pada anak, tak ada demam, mual muntah atau semacamnya yang mengindikasikan sakit pada heparnya. Si anak fine-fine aja, dari dokter rujukan pun tertulis T.A.K (Tidak Ada Keluhan). Akhirnya hanya di anjurkan untuk meneruskan vitamin yang sudah diberi dokter sebelumnya. Kadang orangtua lebih resah mengenai body image si anak. Orang Indonesia sangat care dan perhatian sih : )
Bagi pasien yang gejalanya bisa diobati dengan obat-obatan yang ada di klinik bisa pulang setelah diperiksa dokter, namun jika ada pasien yang membutuhkan periksa lebih lanjut, seperti periksa lab dan diindikasikan harus mendapat perawatan intensif maka pasien harus di rujuk. Itupun melalu proses BPJS yang melalui rumah sakit tipe C dulu, jika selanjutnya harus di rujuk ke RS tipe B atau A itu tergantung oleh penyakit dan pelayanan yang harus diberikan selanjutnya. Dan dokter pun tidak semena-mena menempatkan pasiennya ke RS tipe C tertentu, melainkan disesuaikan dengan lokasi pasien, dan kesanggupan pasien menjangkau RS tersebut.
[caption id="attachment_356110" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. dr Nora, Mbak Dewi, Aku."]
Pukul 11 pasien sudah habis. Jadwal pagi memang cepat, jam setengah 9 masuk, jam 11an sudah bisa pulang. Namun ketika sudah hampir berangkat, ada pasien lagi datang. Klinik pun hampir di tutup oleh Mbak Dewi, tapi kami masuk lagi. Melayani pasien yang baru datang itu.. hehe.
Setelah beres, mampir ke capuccino ice cream di sekitar panjang, di traktir dokter sambil ditraktir ilmunya, hehe maksudnya sekalian membahas materi-materi yang bakal keluar pada Uji Komptensi Keperawatan. Nyatanya hujan itu berkah, sehingga sambil menunggu hujan reda, semakin banyak yang bisa ditanyakan mengenai kasus-kasus pasien serta penanganannya oleh dokter satu ini. Transfeer ilmuu hehe.
Pulang, mampir beli mangga, sempet mikir, diet macam apa yang dijalanin Kak Nora? Beli mangga sampe 4 kg. Ternyata yang dua kilo nya, beliau nraktir aku mangga untuk orang rumah. “Nanti bilang aja, ini mangga dari pasien, bayarnya pake mangga..hehe” tutur Ka Nora. Dan herannya orang rumah percaya aja itu mangga di kasih pasien yang dateng ke klinik. Whehe.
Terimakasih ajakan kebaikannya kak. Setiap manusia adalah pembelajar, dimanapun tempatnya. Terimakasih ilmunya. Dan kesediaannya direpotin dengan berbagai hal hari ini huhu. Terimakasih selalu menginspirasi. Selalu jadi dokter andalan yang di cintai para pasiennya kak. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H