[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="dok. pribadi. ini Dik Fadil dengan Hydrocephalus"][/caption]
27 Mei 2015
Selamat Wisuda! Hari ini adalah hari wisuda bagi sebagian teman yang kuliah di Universitas Lampung. Dan wisuda profesi dokter. Sebenarnya hari ini ada rapat di tempat kerja, tapi aku minta izin, hehe. Soalnya aku memang minta diliburkan hari ini. Untuk menghadiri wisuda. Dan libur selepas jaga malam.
Pukul 11 kurang suasana kampus Unila ramai banget. Banyak papan bunga. Ada arak-arakan berseragam hitam dengan benderanya. Kompak banget seragamnya. Dan jam segitu memang sudah selesai acara wisuda dan semua orang tumpah di halaman Gedung Serba Guna Unila. Ada yang berfoto, menjajakan bunga, dan lain sebagainya. Alhamdulillah ketemu Ismi. Dengan bebawaan aku yang agak ribet.hehe. Ismi belum juga menemukan teman-temannya yang wisuda. Aku juga sama, ga menemukan sama sekali para dokter yang baru disyahkan itu. Di BBM pada ceklist, ditelpon pada ga aktif dan ga dibalas. Saat dibalas, “Aku udah dirumah dek..” . satunya lagi balas, sudah dijalan mau pulang ke kosan. Hehe :”)
Pisah dengan Ismi, karena sudah menemukan pendamping hidup. *ehbukan. Ismi udah nemuin teman-temannya. Aku sebatang kara, hiks. Untungnya dari tadi memang sudah berkontak dengan Mas Akhid dan Sasa. Mas Akhid yang jauh-jauh dari Kalianda, datang ke Bandarlampung untuk menghadiri wisuda dr. Widhi, dan menghadiri rapat organisasi kami, Sedekah Rombongan. Teh Widhi ternyata sudah di Fakultas Kedokteran. Kami ke fakultasnya, untung Mas Akhid dan Sasa segera ditemukan. Akhirnya aku ga ketemu sama sekali dan ga ada foto sama sekali sama orang bertoga di GSG Unila :”)
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Kang Dery. Sambil Promo tempat makan milik kurir Sedekah Rombongan, Kang Deri dan Kang Arif. Salam tembus langit!"]
[caption id="attachment_386249" align="aligncenter" width="169" caption="dok.pribadi. Teh Widhi kita paksa pakai Toga lagii.hehe"]
Teh Widhi ada di FK. Selesai sholat dan memberikan ‘sesuatu’, kami paksa teh widhi pakai lagi toganya! Haha biar berasa beneran wisuda profesi, foto depan tulisan Fakultas Kedokteran. Hehe. Orangtua Teh Widhi sendiri tidak datang tadi, tapi saat wisuda sarjana kedokteran datang. Ini sudah wisuda kedua. Wisuda profesi. Teh Widhi bilang, dia ga ada persiapan, datang ke GSG tanpa makeup. Dan dia di dandani teman-temannya di dalam GSG.ckck
Selanjutnya kami makan siang bareng, di RM Mbok Wito 2. Setelah kenyang dan ngobrol santai sambil nge-bully Mas Akhid, kurir SR Lampung yang sempat di remove SR Jogja, hehe. Kami membicarakan berbagai hal tentang pasien. Beberapa hal yang sering aku tanya pada tiga orang ini adalah tentang merantau. Hal yang beberapa hari ini jadi pertimbangan. Maklum, riwayat mereka.. Teh Widhi, perantau dari Bandung kuliah di Lampung, Mas Akhid perantau darilampung merantau ke Jogja dan sudah 10 tahun disana, Sasa merantau dari Jakarta ke Lampung untuk sekolah. Yang anak rumahan cuma satu “Aku”. Pesan positif yang realistis datang dari mereka. terimakasiiih :D
[caption id="attachment_386252" align="aligncenter" width="500" caption="dok. pribadi. seruuu sambil ngebully anggota baru (yang pakai kaca mata) wkwk"]
Lalu kami menuju tempat rapat. Tempat santai yang nikmat ala usaha kurir sedekah rombongan Lampung. Di Sup Buah Pak Ewok, di area Kemiling Bandarlampung. Ternyata sup buah itu memang bersebelahan dengan Chandra Market Kemiling. Desain interior yang menarik khas ala Bandung, penuh dedaunan yang sejuk. Yak ternyata memang Sup Buah Pak Ewok ini asalnya dari Bandung. Tepatnya dimulai dari Om Guguh tim SR Bandung, diteruskan oleh Kang Deri dan Kang Arif asal Bandung dan Bogor yang kini bertempat tinggal di Bandarlampung (cabang). Disini tak hanya sup buah yang dijual, tapi juga ada batagor, Chuankie, Cireng Batagor, semua menu khas Bandung dan rasa bisa dijamin tak beda dengan Sup Buah Pak Ewok Bandung. Ada Sup Buah Jeruk (buah yang air/kuahnya air jeruk), Sup Buah Yoghurt, Sup Buah duren, tapi Sup buah durian sedang kosong. Mas Akhid nyeletuk “Itu ada jualan durian Kang, di depan jalan...” “Enggak khid, takut rasanya beda, kita ambil yang di dalem sana.. ga boleh beda sama rasa yang dipusat..” ucap Kang Arif. Ininih sekalian promosi jugaaa.hehe
[caption id="attachment_386254" align="aligncenter" width="500" caption="dok. pribadi. Rapat di Sop Buah Pak Ewok. lagi promo nih! yuk mampir.hehe"]
Kami membicarakan bagaimana kelanjutan sedekah rombongan yang ada di Lampung. Teh Widhi yang baru wisuda ini, sebagai korkot (kordinator kota) menjelaskan apa yang ingin tim kita cari dengan sedekah rombongan. Karena Sedekah Rombongan merupakan organisasi yang menyantuni duafa dengan tujuan satu.. cari muka di hadapan Allah. Tim SR Lampung kian berbenah seiring cukup banyak yang bersedia menjadi kurir Lampung, paling tidak ada peningkatan, karena sebelumnya hanya Teh Widhi seorang yang menaikan pasien untuk diberi santunan, saat ia masih menjadi dokter muda (koas). Kini ada Kang Deri, Kang Arif, Mas Akhid, Sasa dan Aku. Yang mereka semua memang dari luar kota dan dikenalkan SR oleh pengurus inti Sedekah Rombongan dari jakarta bandung bogor. Kalau aku, benar-benar murni yang dari Lampung dan digaet oleh Teh Widhi untuk jadi kurir. Kini aku menikmatinya. Sedekah Rombongan sendiri banyak cabangnya. Bisa cek di website: sedekahrombongan.com. cabang dan kurir sampai Irian Jaya.
[caption id="attachment_386259" align="aligncenter" width="500" caption="dok.pribadi"]
Jadi kurir Sedekah Rombongan itu tak di gaji, apalagi di honor. Cuma satu, mau cari kebahagiaan di sisi lain. Maunya sesuatu yang tembus langit, cari muka di hadapan Allah. Kemudian Teh Widhi mengajak para kurir untuk cerita, gimana rasanya jadi kurir. Pendapatnya macam-macam. Intinya bahagia, dapat banyak doa, dan melihat air mata terharu dari para pasien yang didonasikan: )
[caption id="attachment_386255" align="aligncenter" width="500" caption="dok. pribadi. sikat pasien bersama.. di wilayah kemiling pedalaman"]
Pembicaraan lainnya adalah beberapa rencana, yang semoga bisa terlaksana. Aamiin. Kemudian kami beramai-ramai ‘sikat’ pasien, istilah untuk memberi donasi pada pasien yang kurang mampu. Pasien berada di sekitaran kemiling, agak lebih pelosok lagi dari kemiling. Pukul 5 sore kami menuju sana. Ia adalah batita Fadil usia 3 tahun denganhydrocephalusterpasangVp Shunt danCP (Cerebral Palsy), kepalanya besar dan memipih, sedangkan badannya layu tak bisa apapun. Kedua tangan terkunci, tangan dan kaki kaku. Teh Widhi yang seorang dokter ini melakukan berbagai pemeriksaan. Lalu memberikan beberapa terapi fisik pada si adik agar persyarafan ekstremitas berfungsi.
[caption id="attachment_386256" align="aligncenter" width="402" caption="dok.PRIBADI. dr.Widhi memberikan sedikit terapi fisik untuk dik Fadil. dengan kebaya doong :D"]
Juga memberikan sedikit pengetahuan pada orangtua pasien tentang penyakit anaknya. Teh Widhi dari pagi pakai kebaya tahan bangeet hehe. Tapi orangnya teh emang aktif ya aktif aja, ga kenal gerah, hehe. Kemudian kami mendonasikan sedikit dana untuk si Adik. Dana dari sedekah rakyat Indonesia yang mempercayakan amanahnya pada kami, 'kurir sedekah rombongan'. Sudah satu tahun adik Fadil belum kontrol ke rumah sakit. Kami mendorong keluarga pasien untuk mau kontrol rutin dan jangan malas untuk ikhtiar demi kebaikan anaknya. Sedekah Rombongan (SR) Lampung berupaya untuk membantu sebanyak-banyaknya pasien, melakukan survey yang tepat, layakkah pasien mendapatkan bantuan. Semua sedekah ini adalah hasil sedekah rombongan masyarakat Indonesia. Izinkan kami menyampaikan amanah dan ketika ada pasien sakit, dan bersama-sama mendonasikan diharapkan para kurir SR Lampung makin solid. Terimakasih seharian yang seruuu! :D
cek web nya jika ingin tahu lebih dalam mengenai #SR Sedekah Rombongan klik disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H