BRAKKK!!! Bunyi runtuhan sepeda yang jatuh beraturan di tempat parkir sebuah rumah perkumpulan pesepeda didaerah itu,rumah yang tidak berpagar dan menyatu langsung dengan tempat bermain anak-anak. Semua orang disekitar yang mendengarnya segera mengalihkan mata ke sumber bunyi.
“Ada anak kecil yang tertimpa sepeda-sepeda itu!”,ucap seseorang dengan suara agak menjerit. Seketika orang-orang berkerumun mendekati tempat kejadian. “Masyaallah! Kasian sekali anak itu,”,seorang ibu berkata. “Sepeda-sepeda itu tiba-tiba jatuh”, ujar seorang lelaki. “Darah yang dikeluarkan banyak sekali! Dia tewas!”, ujar seorang warga,setelah memeriksa denyut nadinya. Tak lama seorang ibu muda datang memasuki kerumunan orang dengan perasaan was-was, “Ada apa?haa!Anakku!!”,ibu tersebut kemudian histeris. “Bantu aku bawakan ke rumah sakit!,kalian tega membiarkan anakku kehabisan darah!”,seru ibu dari anak itu lagi, segera para warga yang berkerumun membantu sang ibu memasukkan anak tersebut kedalam mobil warga yang sukarela membantu.
Sementara itu disudut halte,seorang gadis sedang berdiri menunggu bus yang akan mengantarnya pulang kerumah sore itu, dengan wajah yang pucat, ia melihat dari kejauhan kejadian itu “Aku melihatnya!aku melihatnya, makhluk bepostur tinggi besar seperti raksasa itu duduk menimpa deretan sepeda,menyebabkan sepeda jatuh dengan kuatnya. Oh..anak kecil yang malang, dia gak berdosa, padahal dia cuma sekedar lewat dengan sepeda kecilnya. Setelah anak itu tewas, makhluk halus tertawa terbahak! Kejam banget!”Ucap gadis itu di dalam hati.
Ya…Gadis itu dapat melihat dan mendengar keberadaan makhluk halus disekitarnya. Gadis itu bernama Merlin. Merlin adalah seorang gadis kelas 11 SMA (baca:kelas 2 SMA.red) di sebuah SMA yang cukup ternama di kotanya. Dia adalah gadis yang supel dan cerdas. Ia pandai bergaul, namun setelah SD kelas 6, Merlin tidak memiliki teman dekat lagi. Karena kemampuannya yang dapat melihat makhluk halus, memberikan dampak negative pada orang normal disekitarnya. Sebab, setiap orang yang berada didekat Merlin,orang tersebut dapat pula melihat makhluk halus disekitarnya. Sehingga, teman-teman dekat Merlin menjauhinya karena ketakutan melihat rupa makhluk-makhluk halus yang menyeramkan. Dan sekarang, di kelas 11 SMA ini, Merlin memilih tak bergaul, tidak memiliki teman dekat tepatnya.
°²³
Keesokan harinya, seperti biasa Merlin datang ke sekolah tepat setengah jam sebelum bel masuk kelas berbunyi, berbarengan dengan kakaknya, Hedi yang kini kelas 12(baca:kelas 3.red)SMA, Merlin dan kakaknya belajardi sekolah yang sama. Hedi tidak memilki kemampuan indra penglihatan yang lebih seperti adiknya, Hedi seorang yang normal, namun ketika berada didekat adiknya, terkadang ia merasa ketakutan ketika melihat makhlukhalus yang ia lihat disekelilingnya. Hedi dan Merlin berangkat ske sekolah diantarkan oleh ayah dan ibunya yang sama-sama bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil namun berbeda bidang. Dengan Mobil lamanya, namun masih indah terawat tanpa lecet sedikit pun.
Setelah Merlin dan kakaknya bersalaman kepada ayah dan ibu untuk pamit bersekolah, mereka segera berjalan menuju gerbang sekolah, di pertengahan halaman sekolah, kakak beradik itu kemudian berpisah menuju kelasnya masing-masing.
Saat diperjalanan menuju kelas, Merlin melihat berbagai makhluk halus yang berada di sekitarnya, di kelas, di kantin di pohon dan di sudut-sudut tempat, hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi Merlin. Namun ada hal berbeda di pagi itu, Merlin melihat ada sesosok makhluk besar yang berada diatas pundak kakDido. “Mau apa makhluk itu?Selalu berada di pundak kak Dido kemanapun ia pergi,” Ucap Merlin dalam hati. Makhluk halus itu menatap Merlin dengan tajam.
Kak Dido adalah teman sekelas Hedi, kakaknya Merlin. Sudah lama Merlin memendam perasaan kagum kepada kak Dido, namun Merlin tak berani mendekati ataupun mengungkapkan perasaannya.
³²°
Setelah menerima pelajaran, bel tanda pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa keluar kelas dengan perasaan riang. Merlin segera keluar kelas, menemui kakaknya di kelas 12 IPA 3 untuk pulang bersama. Merlin menunggu kakaknyadengan dudukdi atas bangku yang berhadapan langsung dengan kelas kakaknya. Tak lama, kak Dido keluar kelas lebih dulu, sambil menyapa Merlin. Rasa berdebar merasuk dalam hati Merlin, namun keberadaan makhluk halus yang selalu saja berada diatas pundak kak Dido membuatnya memberanikan diri untuk melakukan sesuatu,paling tidak sekedar memberikan rasa waspada pada kak Dido,pikir Merlin.
“ Kak Dido.. tunggu sebentar”. Ucap Merlin dengan suara memanggil. Dido segera menoleh dan mendekati Merlin, “Ada apa Merlin? Kakak mu masih di kelas tuh, masih ada hafalan undang-undang, biasa…pelajaran PKN, karena dia belum hafal jadi belum dibolehin pulang deh”. Ujar kak Dido sedikit bercanda
“Bukan begitu kak, aku cuma punya firasat aneh aja, Nanti, abis dari sekolah, kakak hati-hati ya mengendarai motornya. Biar selamat sampe tujuan”. Ujar Merlin agak malu-malu, namun makhluk besar itu selalu menatap Merlin dengan tatapan yang tajam, dengan wajahnya yang menyeramkan. “Hahaha..kamu ini, tumben banget nasehatin kakak, kemaren-kemaren mana pernah perhatian gini. Hehehe. Yaudah tenang aja, kakak kan udah handal ngendarain motor!Pulang dulu ya dek. Kakak mau jemput pacar kakak di SMA laen”. Ujar Dido bergegas, senyum di wajahnya yang menawan, membuat Merlin lega. “Oh iya kak,silakan, Merlin masih nunggu kak Hedi lama banget..”ucap Merlin. “Oke. Met nunggu ya dek” ujar Dido sambil bergegas. “ Kak Dido udah punya cewek? Yaampuun. Tapi biarin deh,aku tetep kagum sama dia,kak Dido emang seorang yang baik dan bertanggungjawab sama ceweknya,asal dia bahagia, aku lebih bahagia” Ujar Merlin dalam hati dengan perasaan yang bercampuraduk
°²³
Malam hari tiba.Namun tampak mendung…
Merlin, Hedi dan orangtuanya sedang makan malam, tiba-tiba handphone Hedi berbunyi, bergegas Hedi mengangkat telephone yang berada di meja baca ruang tengah rumahnya. “Apaa!!ko bisa? Gimana keadaannya?hahh,koma?” terdengar ucapan Hedi dari kejauhan, Merlin dan orangtuanya yang berada di ruang makan bertanya-tanya “Ada apa ini?”.
Tanpa meneruskan makan malamnya, Hedi segera kekamar memakai jaketnya, kemudian berjalan menuju garasi membawa motor hendak bergegas pergi. “Hedi…mau kemana kamu?” ujar mama tiba-tiba yang sejak tadi penasaran dan mengikuti Hedi. “Mau kerumah sakit Ma, si Dido kecelakaan, dia koma, katanya keabisan banyak darah”. Ujar Hedi masih bergegas. “ Oh, baiklah, pergilah kesana kasian temanmu, kamu hati-hati dijalan ya Nak!” Ujar Mama, Kemudian segera kembali keruang makan, dan memberitahu kepada Ayah dan Merlin.
Mendengar hal itu wajah Merlin kembali pucat. Ternyata makhluk halus itu memang ingin mencelakakan Kak Dido, “ Kenapa jadi gini sih? Padahal tadi aku udah kasih saran ke dia supaya hati-hati. Semoga Kak Dido masih punya kesempatan sembuh. Amien!” Tegas Merlin dalam hati.
³°²
Setelah Hedi sampai di ruangan Rumah Sakit tempat Dido dirawat, di tempat itu sudah ramai teman sekelas Dido yang datang dengan mayoritas lelaki, serta kedua orangtua Dido, ayahnya yang sejak tadi merenung, dan ibunya yang terus menangis tersedu-sedu di sebelah tubuh Dido. Ternyata Dido telah banyak sekali kehilangan darah, menyebabkan Dido tidak terselamatkan. “Inalillahi...Yaampun Dido..kenapa lo jadi mati konyol gini sih, pasti ini karena kebiasaan lo kebut-kebutan, trek-trekan motor, inilah akibatnya Do..”Ucap Hedi dengan suara agak berbisik, menyesali perilaku temannya yang selalu ngebut membawa kendaraan, Sedangkan pacar Dido yang diboncengnya hanya terkena luka lecet-lecet saja dan sudah diperbolehkan pulang. Pacarnya Dido sejak tadi hanya menangisi kekasihnya yang telah terbujur kaku.
²³²
Keesokkan harinya, tepat pada hari minggu, Dido di makamkan. Seluruh saudara, kerabat, dan para guru datang beramai-ramai mengantarkan Dido ketempat peristirahatan terakhirnya. Termasuk Hedi dan Merlin yang turut melayat.
Setelah Dido dikuburkan, Para pelayat meninggalkan tempat pemakaman umum tersebut, kecuali orangtua Dido yang masih berada dipemakaman, meratapi anak tunggalnya yang telah tiada. Pacar Dido sendiri tidak hadir mengantarkan kekasihnya ketempat peristirahatan terakhirnya, dengan alasan tidak tega melihat Dido dikuburkan. Setiap manusia memang akan menemui ajalnya, karena hal itu merupakan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan maha ESA.
²³°
Sejak di pemakaman tadi, Merlin menahan Kristal-kristal yang akan terjatuh dari mata indahnya, karena ia tak ingin menunjukan betapa berdukanya ia disaat orang yang amat dikaguminya dimakamkan. Setelah sampai di rumah, Merlin segera masuk kamar dan mencurahkan segala kepedihannya di atas tempat tidurnya. Kristal cair yang sejak tadi tertahan di kantung matanya, kini mengalir dengan derasnya. Makhluk-makhluk halus yang telah biasa berada di sekitar kamar hanya dihiraukan oleh Merlin, selagi mereka tidak mengganggu.
°³²
Cukup lama Merlin berada didalam kamar, kemudian Merlin berinisiatif untuk kekamar Hedi, kakaknya untuk menenangkan. Setelah masuk ke kamar kakaknya, ternyata Hedi sedang tertidur pulas. Merlin tak ingin mengganggunya, karena sejak semalam ia sibuk membantu persiapan penguburan sahabatnya itu, begitu pula teman-temannya yang lain.
Merlin menatapi kakaknya yang sedang tertidur nyenyak, terdapat garis hitam di bawah kelopak matanya, “ kakak memang sangat kecapean, demi temennya” ujar Merlin dalam hati. Merlin berjalan menuju pintu kamar hendak meninggalkan kamar kakaknya. Namun langkah Merlin terhenti.., ketika melihat bayangan putih menghampiri kakaknya yang sedang tidur. Kemudian Merlin mendekat perlahan, memperhatikan sesosok bayangan itu. “Kak Dido?” Ujar Merlin setengah berbisik. Bayangan putih itu menoleh. “Apakah kamu arwah kak Dido, wajah mu mirip sekali dengan teman kakakku yang baru saja dimakamkan?” ujar Merlin kemudian. Bayangan, lebih tepatnya seperti arwah yang menyerupai Dido, namun memangbenar Dido. Kemudian pertanyaan Merlin dijawab oleh sang makhluk yang kini berbeda dunia itu, “Ya aku Dido, Merlin, apakah kamu dapat melihatku? Kamu bisa mendengar ucapanku?”Ujar Dido yang suaranya agak berbeda, suaranya menjadi agak kecil dan halus. “ Ya, aku dapat melihat dan mendengar ucapan kakak, karena selama ini aku memang di berikan Tuhan kelebihan indra penglihatan dalam diriku, kenapa kakak ada disini?” Tanya Merlin. “Ya..Selama 40 hari, aku diberikan waktu oleh Tuhan untuk kembali ke Dunia untuk melihat orang-orang terdekat yang ku sayangi, setelah aku menjumpai orangtua ku,kemudian aku akan menjumpai teman-teman dekatku” Ujar Dido dengan wujudnya yang sekarang. Belum sempat percakapan itu berlanjut, Hedi terbangun dari tidur pulasnya, Dido segera hilang di depan pandangan Merlin. “Ada apa dek? Kamu ngomong sama siapa sih?” . “Hah, enggak kok kak”. Merlin segera meninggalkan kamar kakaknya dengan cepat. Sang kakak tidak memperdulikannya.
²³°
Merlin keluar dari kamar kakaknya dengan wajah yang sumringah,, Senyumnya kembali terbit, makhluk halus yang baru saja dilihatnya adalah orang yang selama ini dikagumi dan disukai oleh Merlin. Terkadang Merlin bersyukur atas kelebihan indra penglihatan yang ada pada dirinya. Ia sering kali melihat makhluk halus, lebih tepatnya arwah orang-orang yag disayanginya yang telah lebih dulu menghadap-NYA. Seperti Kakek,Neneknya,serta keluarganya yang lain,kini Dido lah yang baru saja dilihatnya.
°³²
Keesokkan harinya, Hedi dan Merlin kembali dengan akifitasnya seperti biasa, tanpa harus terbawa kesedihan lagi, Meskipun banyak sekali kenangan yang diberikan oleh Dido kepada sekolah maupun kepada rekan sebayanya. Dido sempat menyumbangkan piala kepada sekolah dengan prestasinya, yaitu sebagai atlet lari jarak menengah dan atlet karate yang pernah menjuarai sampai tingkat provinsi. Dido adalah seorang penolong dan keramahan hatinya tidak dapat dilupakan oleh rekan sebayanya.
²³°
Hari demi hari berlalu...
Arwah Dido selalu menyempatkan diri menemui Merlin dikala malam. Mereka mengobrol, bercanda bagai sesama manusia umumnya, hanya beda bahwa tubuh Dido tembus pandang, tidak seperti manusia hidup umumnya yang padat berisi. Merlin sempat dipergoki mamanya bicara sendiri, mamanya memang telah mengetahui kelebihan anaknya, namun selama ini tidak pernah terlihat mengobrol segitu cerianya. “ Ngobrol sama siapa,kamu nak?” ujar mama . Arwah Dido segera menghilang. “ Ah, enggak kok mah, hanya ada sesuatu yang lewat, aku hanya menyapa saja”. Ujar Merlin sedikit berbohong. “Oh, ada makhluk lagi?yasudah kamu masuk kamar sana, gak baek anak gadis baca buku sendirian diteras malam-malam gini”. Ujar Mama mengintruksikan anak gadisnya. Tanpa berlama-lama Merlin segera masuk kedalam rumahnya dengan wajah masih tersipu.
°³²
Malam berikutnya, Dido datang kembali menemui Merlin, dan malam-malam selanjutnya,Dido selalu menyempatkan menemui Merlin hingga 10 menit lamanya. kedatangan Dido selalu membuat Merlin ceria.
Suatu malam. Tiba-tiba Hedi datang kekamar adiknya, Merlin. Karena ingin meminjam sesuatu, tepat ketika Merlin sedang kedatangan Arwah Dido, dan mereka sedang bercengkrama seperti biasa. Melihat hal itu, Hedi terkejut, ia melihat sesosok sahabat dekatnya yang telah tiada!, telah dijelaskan bahwa setiap orang yang berada di dekat Merlin akan ikut pula melihat makhluk halus, walaupun orang tersebut tidak memiliki kemampuan dalam hal itu. Namun, Hedi tak lantas lari ketakutan. “Dido? Lo arwah Dido, temen gue?” Tanya Hedi dengan perasaan gugup, lalu mengalirlah keringat Hedi dari sela kulitnya. Arwah Dido mendekat dengan cepat, seperti ingin memeluk Hedi, namun tidak dapat tergapai,Hedi pun ingin menggapai pelukan itu, namun tidak tergapai pula. Hal itu amat wajar, karena Dido bukanlah seorang manusia lagi. “Iya kak, dia memang Kak Dido, teman kakak” ,Ujar Merlin menerangkan. “Kenapa Hedi bisa melihat aku?,katakan padanya bahwa aku kangen dengannya dan seluruh teman-teman di sekolah”,ucap Dido, memohon agar ucapannya disampaikan kembali kepada Hedi. “Iya kak, semua orang yang berada disekitarku memang dapat pula melihat makhluk-makhluk halus, itulah yang menyebabkan aku tidak punya teman dekat, karena aku khawatir mereka ketakutan melihat makhluk-makhluk halus itu”, ujar Merlin. Kemudian ia menyampaikan perkataan dari Dido kepada kakaknya. Pembicaraan antara Dido dan Hedi terus berlangsung, dengan Merlin sebagai perantara mereka.
²³°
Keesokan malamnya Merlin berniat mengungkapkan perasaannya kepada Dido, agar perasaannya yang selama ini terpendam akan tercurahkan kepada orang yang memang dikugumi dan disayangnya sejak lama. Dido datang, setelah obrolan yang cukup panjang,akhirnya Merlin mengatakannya, “ Kak, sebenarny sejak dulu aku selalu mengagumi kakak dan menyayangi kakak, dulu aku memang tidak berani mengatakannya, namun sekarang keberanian itu baru muncul, walaupun dalam wujud kakak yang seperti ini, sekarang aku lega telah mengatakannya”, Ujar Merlin dengan sedikit malu-malu. “Benarkah?, tapi kita udah beda dunia. Dan hari ini adalah hari ke-40 kakak berada di dunia.Kakak bermaksud pamit sama kamu.Kakak senang dengan ungkapan kamu, tapi kakak lebih senang lagi kalau kamu menjadi wanita yang lebih baik, dan banyak teman, jangan terpuruk lagi dengan hal-hal kecil yang membuat kamu gak punya temen. Sebagai wujud rasa sayang kamu ke kakak, kamu hanya perlu kirim doa untuk kakak setiap kamu sholat, cukup surat al-fatihah, agar kakak selalu tenang diSANA..”,ungkap Dido. “iya kak, aku janji! Dan aku juga akan menengok kepemakaman kakak kok, setiap aku memiliki waktu senggang, paling gak sebulan sekali”,Ujar Merlin. “Makasih ya, Selamat tinggal dek, ingat janjimu ya Merlin”,Ujar Dido kemudian hilang dari pandangan Merlin, senyum Dido sempat terpancar . “Selamat tinggal kak, akhirnya perasaan yang selama ini terpendam tercurahkan juga pada yang bersangkutan, walau bagaimanapun wujudnya. Ia adalah kak Dido yang ku kagumi dan ku sayangi. Semoga kau bahagia di SANA..”, Ujar Merlin dalam hatinya, air matanya tak tertahan, keluar dari ujung matanya yang indah.
Kini,Dido tidak akan menemui Merlin lagi, namun Merlin merasa amat lega karena perasaan yang selama ini dipendamnya dapat tercurah kepada kakak kelasnya yang sejak dulu dikagumi dan disayanginya, walaupun dalam wujud bukan berupa “Manusia” yang hidup didunia lagi. Kini Merlin menjalani hidup dengan ceria, dan memiliki banyak teman, ia melakukan apa yang telah disarankan Dido, dan tentu saja menepati janji untuk selalu mengirim doa serta menengok pemakaman Dido.
The End
By: Rinta Wulandari
NB:
Cerpen ini pernah terbit di Majalah SMA Negeri 2 Bandar Lampung. DEPPEL SMANDA :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H