Ini seharusnya di posting kemarin. Tapi karena ada masalah dengan koneksi, jadi baru bisa di posting hari ini :( lets read :D
[caption id="attachment_210880" align="aligncenter" width="382" caption="sehat jiwa!"][/caption]
Haloo para Kompasianer?sudah lama tidak posting artikel.. rindu rasanya kebetulan hari ini Ujian Tengah Semester untuk semester ini sudah usai. Dengan 6 mata ajar, sistem block yang lumayan membuat mahasiswa tidak genius ini kelabakan dan pengaruh pada galauu berat. Takut ada yang tidak tuntas. Well disamping itu, kejiwaan jadi terasa tertekan untuk mengejar target. Dan hari ini, Rabu, 10 Oktober 2012 bertepatan dengan HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA. Selamaaat hari kesehatan jiwaaaa. Semoga kita termasuk manusia yang memiliki kejiwaan normal yang dapat menyelesaikan berbagai tekanan, masalah, dan berbagai persoalan hidup dengan hati yang lapang, kuat, dan bermotivasi tinggi untuk diri kita sendiri.
By the way.. menilik tentang kesehatan jiwa. Bagaimana dengan indonesia?apakah masyarakat Indonesia termasuk memiliki permasalahan kejiwaan? Dari data yang di paparkan acara “Ruang Kita” di TV One siang tadi, ternyata 20 juta orang dari keseluruhan masyarakat Indonesia mengidap sakit jiwa dan 17 juta orang dewasa diantaranya mengelami gangguan jiwa berat. Sebegitu beratkah beban hidup ini?
Menurut dosen ku, ibu Sulastri,M.Kep,Sp.Jiwa.. dalam materinya menyebutkan bahwa Keadaan Sehat-Sakit dapat dinilai dari efektifitas keharmonisan fungsi perilaku yaitu:
1.Bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan oleh individu baik proses maupun hasil
2.Bagaimana hubungan interpersonal dilingkungan dimana individu itu berada
3.Bagaimana penggunaan waktu senggang oleh individu, individu yang sehat jiwa dapat menggunakan waktu senggangnya untuk hal-hal positif bagi dirinya dan bagi lingkungan.
Dari hal diatas, kita dapat mengetahui.. berarti orang yang cenderung memiliki gangguan jiwa biasanya menarik diri dari pergaulan, senang menyendiri, menutup diri, senang melamun, menggunakan waktu senggangnya dengan hal yang kurang bermanfaat.
Nah ada contoh.. pada acara TV One tadi sore masih diacara “Ruang Kita” ada remaja usia 16 tahun yang terpaksa dirawat di rumah sakit Jiwa dikarenakan kecanduan GAME ONLINE. Bagaimana tidak, trend game dalam berbagai bentuk, berbagai tipe tersedia di dunia maya.. bermodal sambungan internet, dan tinggal “Klik” semua tipe permainan tersedia. Sebenarnya bermain game tidak salah, game justru menghindari stress namun bila berlebihan.. bahaya, lupa segalanya dan terkena gangguan jiwa! Dari acara tersebut di sebutkan bahwa ada 9 remaja yang berusia 19 tahun kebawah yang dirawat di RS Jiwa tersebut, 5 diantaranya karena kecanduan Game online, menurut orangtuanya, mereka sering meminta uang banyak dan mengamuk.
Dari game online tersebut, besar pula kemungkinan mengenai Halusinasi. Karena mungkin anak akan mengingat-ingat permainan game yang mereka mainkan, dan terjadilah suatu halusinasi penglihatan, bahkan pendengaran. Mungkin halusinasi tokoh pada game tersebut.. menurut dosen mata ajar Jiwa.. Ibu Idawati Manurung,.S.Kp.,M.Kes menyebutkan dalam materinya bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penyerapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar. Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suatu bentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien. Sedangkan halusinasi penglihatan adalah stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
Miris sekali kalau generasi muda Indonesia sudah memiliki penyakit jiwa. Remaja sebagai aset negara patutnya menjadi seorang yang berfikiran maju untuk inovasi berkembangnya negara ini. Peran keluarga dalam kesehatan jiwa remaja juga amat penting. Bagaimana membatasi, memantau dan memperhatikan perbedaan sikap yang terjadi dari waktu ke waktu. Rumah Sakit Jiwa amat berperan penting pada penyembuhan penderita sakit jiwa agar memberikan pengobatan, terapi dan pelatihan agar para pemiliki gangguan jiwa dapat kembali bersosialisasi dan bergabung pada masyarakat secara sosial. Peran agama atau siraman spiritual pun sangat berguna untuk menentramkan jiwa dan berfikir positif pada setiap permasalahan kehidupan.
Selamat Hari Kesehatan Jiwa Sedunia semoga kita semua Sehat. DIDALAM DIRI YANG SEHAT TERDAPAT JIWA YANG KUAT!Jaga diri, pahami diri, selalu berinteraksi positif. Cheers!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H