[caption id="attachment_337401" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. coba deeh tanya mereka cobaa :"][/caption]
Coba deh tanya dengan anak kecil siapapuuun. “Eh adik, adik.. kalau sudah besar mau jadi apa?”
Jawab sendiri apa yang akan mereka jawab. Tak jauh dari mau jadi dokter, polisi, guru, pilot dan lain-lain. Mana ada yang jawab.. “Kakak, aku mau jadi perawat kalau sudah besar..” wiiiih... *lempar cokelat untuk si adik*. Tapi setelah survey ke anak-anak, tidak ada yang jawab gitu tuh :’)
Jadi mahasiswa keperawatan adalah pilihan sekaligus tanggungjawab. Gimana tidak? Memutuskan untuk jadi mahasiswa Keperawatan berarti harus terima segala resikonya. Mulai A sampai Z. Bidang kesehatan memang menuntut petugas kesehatan bersifat tangguh dan berkekebalan tubuh layaknya Batman. Kuat dan siaga. Pagi-sore-malam. Hal ini beda dengan jurusan lain, jurusan Ekonomi, jurusan komputer atau lainnya. Kalaupun ada cerita magang di jurusan ekonomi, biasanya hanya satu waktu.. dari pagi, pulang jam 2 siang. Begitupun jurusan lain.
[caption id="attachment_337402" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. dinas malaaam"]
Kalau jurusan Keperawatan, kami baru praktik lapangan.. tapi harus dibiasakan mengalami 3 shift praktik. Pagi.. sore.. malam. Karena orang sakit tak akan pernah menunggu waktu. Orang sakit tak ada liburnya, kapan pun. Berani pilih jurusan ini berarti membulatkan komitmen.
Tak heran, jika komitemen yang kurang, akan menyebabkan berhenti di tengah jalan, sudah muak atau lelah. Akhirnya memilih mundur. Jadi mahasiswa keperawatan harus punya imun yang kuat. Selain praktikan yang di perhatikan, tapi juga akademik harus memadai. Setidaknya harus seimbang.
[caption id="attachment_337404" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. sembari dinas malam, sembari Ngaskep :D"]
Sebelum praktik lapangan mahasiswa keperawatan harus melaksanakan serangkaian ujian agar tidak melakukan kesalahan terhadap pasien. Sebelum ujian beberapa hari jelang ujian kami harus melakukan uji coba dulu, apapun. Uji coba infus misalnya, kami harus merasakan diinfus sebelum meng-infus pasien. Di suntik, kamu harus merasakan disuntik sebelum menyuntik pasien, NGT.. hmm ada kok teman yang berani pasang badan jadi pasien untuk NGT (Naso Gastrik Tube) pemasangan selang makan melalui hidung ini hehe, memasang bidai saat patah tulang pun negitu, tapi kalau sejenis jahit luka, pasang kateter, tentu pakai panthom : D
[caption id="attachment_337403" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. namanya Moco, dia udah santai banget, sambil nelpon. Dia gak kerasa kalo udah di tusuk berkali-kali, hehe"]
Mengingat dahulu, dimasa tingkat 1,2,3 dimasa dinas keperawatan di rumah sakit. Datang pagi pulang jam 2 siang- esoknya dinas sore- pulang jam 9 malam- besoknya- dinas pagi.. dari dinas malam ke dinas sore.. dinas malam pulang jam 8 pagi, siang kembali lagi ke RS untuk dinas sore dan pulang dimalam hari jam 9 malam. Huaaaa. Dan kami tak sungguhan istirahat di jeda waktu tersebut, kami menulis. bukan mengetik. Kami menulis tangan Asuhan Keperawatan yang menjadi bukti kami melakukan tindakan keperawatan, kami bertanggungjawab atas pasien yang sudah di berikan pada kami, perawatan, pengobatan, sampai perkembangan terkini dari si pasien, kami musti paham, maka ada yang namanya ‘responsi’ oleh clinical instruktur. Pertanyaan mulai dari penyakit-sampai perkembangan pasien. Dan tak jarang kami medapatkan oleh-oleh ‘mata-panda’ dari dinas malam hehe..
[caption id="attachment_337405" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. siklus fisiologis yang harus terpenuhi: tidur. gantian jaga deh"]
Tak jauh beda, jurusan kebidanan pun merasakan shift seperti kami, apalagi Koas. Yak, calon dokter muda itulah yang selalu menjadi tempat kami bertanya, atau laporan.. “Kak pasien ruang** tadi mengeluh bla-bla suhunya bla-bla- tensinya bla-bla..” mereka lah yang melakukan penanganan atau resep untuk pemberian obat. Lebih keras lagi, mereka malah tak pulang dengan jadwal shiftnya, ada yang lanjut dari malam ke pagi dan seterusnya. Kalau beruntung, dapat kakak Koas yang mau memberi ilmu dan bersahabat, kalau kurang beruntung, yaa kadang tak berbaur dan terkotak-kotak.
[caption id="attachment_337411" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. (sok) sibuk. haha"]
Kebal. Jadi mahasiswa keperawatan juga harus kebal dengan segala sikap dan sifat kakak ruangan. ada kakak yang baik sekali, mau mengajarkan, mau membantu.. kalau minta tolong, dengan sopan dan ramah.. “Dek, tolong bla-bla yaa...” nah tahukah? Dengan cara seperti itu pasti yang dimintai tolong akan melaksanakan dengan sepenuh hati, paling tidak merespon senyum sambil bilang.. “Iya kak..”. coba deh bandingin dengan kakak yang dengan wajah tak bersahabat mita tolong.. “Eh, dek.. pasien ruang A cek plabotnya jangan lupa, isi list nya juga..” dan pastiii mahasiswa pun juga balas “Iya Kak..” dengan setengah hati *kemungkinan*. Bukankah kita sesama manusia hanya beda tahun lahir saja kak? Piss!. Pun ketika ada suatu yang tak sengaja kita lakukan, siap menerima kenyataan, ketika di omeli, ketika merasa dongkol. Akhirnya mulut tetap harus dilipat, wajah menunduk. Dan hati bergumam. Kebal. Tahan.
[caption id="attachment_337406" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. paling asik kalo ada kakak Ners :D"]
Di akhir, ada sejenis mata ajar terakhir. Riset namanya. Riset Keperawatan lengkapnya. Dengan 2 SKS, tapi peluhnya berasa ratusan SKS. Ini menjadi mata ajar di akhir pembelajaran, sejenis merancang, melakukan dan mempertanggungjawabkan penelitian yang memang harus ditindaklanjuti oleh masing-masing mahasiswa di tahun terakhirnya. Jujur, materi Riset ini yang juga mengundang galau, ada masalah disana-sini, belum lagi revisinya. Kebal. Mungkin mata ajar ini diberikan di akhir, karena sebelumnya mahasiswa keperawatan menumpuk kekebalan dulu nih. Baru terakhir kekebalan itu di uji dengan riset yang berinisial KTI (Karya Tulis Ilmiah). Maka, rugilah bagi orang yang menyerah di masa ini. Nyerah dimasa ini? Rugi! Sudah di akhir tahun pembelajaran. Dan sudah menghabiskan tahunan waktu.
[caption id="attachment_337407" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. Siapa yang rela badan sehatnya di RJP? hehe pake Panthom sajaa :3"]
[caption id="attachment_337412" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. kami juga bisa baris-berbaris, yaa nostalgia masa sekolah gitu :3"]
Meskipun di dengungkan mengulang, pasti jiwa-jiwa tersebut tak akan tinggal diam. Jiwa yang memang sudah kebal dengan berbagai pengalama di kampus maupun di rumah sakit. Mereka yang hampir putus ada justru memupuk cadangan semangatnya, supaya berapi kembali, usaha lagi, supaya angan yang diinginkan terjadi. Jadi mahasiswa keperawatan memang harus kebal, sering dibandingkan. Sering di bilang.. “Waaah sayang banget, kok ambil keperawatan, kenapa gak ambil bla-bla.. kenapa gak ambil jurusan ini..itu..”
[caption id="attachment_337408" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Fokus."]
Pada akhirnya semua berbalik. Sebagaimana kuatnya kamu mempertahankan dan hidup dengan jurusan ini dan ketika lulus, semoga kita bisa berbangga dan berbahagia dengan jurusan ini. Jurusan yang menjadikan kita manusia penolong. Menjadi patner dokter, berkoordinasi menolong pasien menjadikan pasien sehat kembali atas izin Allah. Oke, bukankah mahasiswa keperawatan sudah punya kekebalan? Mari, edarkan kekebalanuntuk jadi profesional dibidang ini, dan memajukan profesi ini. Berbahagialah, ladang amal dimana-mana, bantu pasien dengan ramah dan penuh keikhlasan. Pasti Allah balas dengan kebaikan yang jauuh lebih membahagiakan. Aamiin.