Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gagal Undangan? Keberhasilan yang Tertunda!

27 Mei 2013   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:56 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dan bagaimana hasilnya hari ini? Apakah adik-adik masuk Universitas melalui jalur undangan ini?selamat!!. Jika belum diterima, berusahalah lagi, bukankah gagal merupakan awal dari keberhasilan?tetap semangat, tetap kuat berjuang adik!

Oke, hal yang dinanti para calon mahasiswa di Indonesia, membuat ku teringat pada saat penantian menanti hasil universitas undangan ini juga. Kira-kira di tahun 2011, saat itu sebelum hasil pengumuman undangan keluar, aku tetap masih belajar, mengukir ilmu melalui bimbel yang telah di fasilitasi oleh orangtua. Tapi gak bisa dipungkiri, bahwa ada perasaan pede di hati, ada perasaan santai dan yakin begitu kuat kalau aku akan masuk di Universitas yang aku tuju. IPB! Iya IPB, jurusan tenologi hasil pertanian, karena perasaan ku, aku merupakan 10 besar di kelas, dan SMA ku ada lah yang terbaik di Bandar Lampung.

Namun, saat pengumuman sore itu... aku memasukan kode ku, dan men-enter nya.. loading. Dan... apa yang terjadi? DASH!! Seperti ada beton yang menimpa fikiran ku, dada mulai sesak, mata mulai berkaca, tertera tulisan.. “Maaf, anda belum diterima di Universitas yang anda pilih”. Oke, aku masih dalam fase menolak kenyataan ini, aku masih terdiam menatap layar laptop, dan.. akhirnya aku menunduk dan menangis.. ya, aku mulai harus menerima kenyataan. Bahwa jalan Allah bukan untukku, di Institusi ini. Kepada siapalagi aku curhat?kepada siapa lagi aku minta pertolongan? Seusai shalat, aku menangis senangis-nangisnya. Sepasrah-pasrahnya pada Allah Swt. Aku sangat tertekan saat itu. mau kemana aku ini ya Allah?kemanakah jalanmu yang akan engkau tujukan kepadaku?berikan yang terbaik bagimu untukku ya Allah. Ya doa-doaku, dan tanpa terasa aku benar berserah saat itu.

Esoknya, aku mulai merancang dan meniti kembali apa yang harus ku kerjakan selagi menunggu tes tulis, tes tulis yang lebih kuat persaingannya, tes tulis yang membutuhkan pemahaman, kecerdikan, kecerdasan, serta ke-Hoki-an bagi tiap orang. Saat bertanya dengan seluruh anggota kelas.. ah ternyata seluruh anggota kelas ku memang belum mendapat kesempatan diterima di sistem Undangan. Saat itu sistem Undangan masih tergolong baru, dan memang kesempatannya masih kecil. Tiap kelas saja hanya 2 sampai 3 orang yang berhasil mendapatkan universitas melalui jalur undangan. Bahkan ada seorang teman yang juga belum diterima di universitas saat undangan, sengaja men-ngeprint penolakan dirinya saat pengumuman Undangan, sengaja mengeprintnya, dan menempelnya di depan meja belajar. Ini untuk semangat belajar katanya.. dan ternyata.. itu ampuh, ia berhasil dengan terhormat masuk Universitas yang tadinya menolaknya melalui ujian tulis, ITS jurusan Teknik Industri. Cc:Aulia Muhammad.

Aku sendiri.. ya masih berusaha, bimbingan hingga malam, kadang tidur larut malam, makan juga sedikit, dan apa-apa selalu berfikir mengenai ujian SNMPTN tertulis saat itu. fikiran ini tidak plong rasanya.. sampai akhirnya.. H-3 sebelum ujian tertulis, aku Sakit. What a nice!! Yaa sakit gastritis, alias magh. Kalo kata dokternya ini karena kurang istirahat, kurang makan, dan banyak fikiran.. aku sempat memaksakan sama dokternya.

“Dok, kalo bisa dalam 3 hari nanti sembuh ya dok?saya mau ujian..”

“Gak usah difikirin, kamu hanya perlua berdoa dan minum obat rutin, banyak istirahat”.

“mana bisa aku tenang, sedangkan tinggal menghitung waktu.. “pikirku.

Ya, aku gak belajar,aku gak bimbel dalam beberapa hari, dan hanya belajar semalam di H-1 sebelum ujian tulis esok pagi. Jujur aku belum fit, kadang aku masih sering mual.

Di SMP AL-Kautsar lah tempat ku ujian, dilantai 3. Ayahku sampai menunggui hingga ujian berakhir. Dalam ujian, jujur banyak sekali soal yang pernah ku kerjakan, minimal jenis soal ini pernah ku baca, tapi heran saat aku mulai mencari jawaban ujian hitung aku jarang mendapat hasil yang maksimal, saat ujian pengetahuan alam, aku terlupa dan ragu dengan jawabanku, sedangkan bila salah mengisis, aku minus 1 skornya. Aku mengerjakan, dan pasrah, apapun hasilnya toh Allah, Orangtuaku dan Orang terdekatku paham dengan kondisi ku.

Selagi mengunggu pengumuman SNMPTN tertulis, aku mencoba berbagai test. Aku mulai bimbel intensif STAN di Nurul Fikri. Akupun mulai beranjak pulih dari sakit, suatu ketika ada teman mengajak untuk daftar di Poltekkes, suatu Politeknik Kesehatan Negeri satu-satunya di Lampung. Aku mulai tertarik karena bila salah tidak ada pengurangan skor. Hanya itu. aku belum mengetahui jurusan yang akan ku pilih. Akhirnya atas saran orangtua ku aku memilih jurusan Perawat dan Teknik Gigi.

Saat test tiba, di SD Al-Kautsar lah tempatku ujian. Tidak ada teman, hanya teman SMP yang duduk berjauhan, dan sama sekali tidak ada kawan se-SMA ku. Oke aku mulai berjuang, dan mengerjakan dengan baik dan jujur. Selesai. Ntah kenapa ada perasaan lega. Tapi aku masih was-was, apakah kali ini aku bisa lulus?

Pengumuman Poltekkes memang lebih cepat.. dan.. aku lolos.. di urutan kedua kelas ekstensi 1, di jurusan perawat. Gembira adalah hal yang wajar ketika lolos pengumuman itu. aku menjadi lebih pede, dan sangat bersyukur pada Allah, dibalik ketidakyakinanku dalam ujian tulis SNMPTN. Saat pengumuman SNMPTN tertulis, terang saja aku gagal. Pilihan ku saat itu adalah IPB dan Unila. Ya gagal (lagi). Tapi, aku mulai berfikir dewasa, bahwa yang terbaik bagiku, bukan berarti terbaik bagi Allah. Sesungguhnya Allah akan memberikan suatu rencana yang Indah untuk umatnya. Ingat, Allah tidak selalu memberikan sesuatu yang kita inginkan, tapi Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Dan kini aku mengambil hikmahnya,setelah menjadi mahasiswa jurusan keperawatan di Poltekkes ini.

Well, buat adik-adik.. ini hanya sharing saja. Mungkin ada yang senasib denganku?gagal udangan, sakit saat ujian tulis, gagal lagi, dan yakinlah pasti ada jalan terbaik dari Allah.

Ingat, menjelang ujian tulis, belajar memang penting tapi lebih penting lagi menjaga kesehatan danberdoa khusyuk :)

Salam semangat!

Ayoo pasti bisaa, coba lagi!coba lagiii!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun