dok. pribadi. peserta yang membacakan puisi
Lapangan Aji Kuning, Kalimantan Utara.. Jumat, 6 Mei 2016
Festival anak Sebatik hari ketiga. Hari ini adalah hari final segala lomba. Dan disinyalir akan seru. Oh ya acara dimulai sejak pukul 08.00 pagi sampai selesai. Lalu di lanjut pukul 19.00 adalah ceremoni penutupan acara Festival Anak Sebatik yang diadakan sejak tanggal 4 Mei 2016 lalu. Pagi ini aku bergegas pulang dari jaga malam di UGD Puskesmas Aji Kuning. Dengan segala maklum, pamit dengan kakak bidan dan kakak perawat untuk pulang lebih awal karena ada mandat menjadi juri pidato dan puisi di Festival ini.
Aku datang jam 8 kurang 5 pagi. panitia juga sudah bersiap-siap dengan sound nya. Anak-anak sekolah juga mulai ramai. Karena pas di hari libur, tak heran jika anak-anak memilih untuk datang ke Lapangan Aji kuning untuk mendukung temannya, ataupun ikut dalam lomba pagi ini. jadwal lomba pagi ini adalah pidato dan puisi. Aku melihat sekitar.. ramai ada beberapa titik terlihat anak-anak yang bersiap dengan teks pidatonya ataupun dengan kostum unik untuk pidato atau pusis, disesuaikan dengan materi yang akan mereka bawakan. Juri ada tiga orang. Dua orang guru dari SMPN 1 Sebatik Tengah dan aku. Aku? Iyaah yang ga seberapa ini dibanding ibu-ibu guru yang senior :”) namun setidaknya pengalaman di Forum Lingkar Pena dalam kelas menulisnya cukup bisa membuatku menilai peserta dengan sebaik-baiknya.
Para peserta membacakan pidato yang dibuat oleh guru atau dirinya sendiri. Lalu membacakan puisi. Puisi dibacakan boleh dari para penyair atau buatan guru mereka sendiri. Sebagian peserta mengenakan kostum sesuai puisi atau pidato yang dibacakan. Ada anak yang menggunakan seragam tentara lengkap dengan baretnya, ada anak kelas 3 SD yang mungil menggunakan jas tampan lalu ia membawakan puisi ciptaan Chairil Anwar. Ternyata penghayatannya bagus sekali, dengan vokal yang sesuai dengan kata-katanya. Adanya anak yang menggunakan baju kebaya dan membawakan puisi karya RA. Kartini. Sebagian lagi memakan baju sekolah dengan dekorasi pita dan lain sebagainya.
Beberapa puisi tak heran membuatku merembes.. aah terharu dengan kata-kata dan penghayatannya. Ada juga puisi yang menarik perhatianku. Puisi tentang hal yang berbeda puisi. Biasanya puisi tentang guru dan nasionalisme. Ini ada puisi yang berbeda karya salah satu guru di Pulau Sebatik ini judulnya; “Pendidikan dan Takdir”. Dibacakan seorang siswa sekolah dasar dengan sangat bersungguh sungguh dan menggebu. Membuat semua mata tertuju padanya.