Heyhooo. Bagaimana dengan ruang Melati?oke gue akan kembali melanjutkan mengenai Catatan Calon Perawat, untuk kali ini, edisi pengalaman di ruang Melati yaaa. Berhubung hanya 4 hari kami berada diruangan itu, akan gue beberkan pengalaman gue yang singkat dan berkesan.
Pertama. Ruang Melati RS ini adalah satu dari banyak ruangan di RS itu yang memiliki kurang lebih 40 pasien. Pasien rata-rata di danai pemerintah melalui layanan Jamkesmas, Jamkesda, atau Jamkesta. Sehingga pelayanan yang diberikan, segala kebutuhan kesehatan dan penginapan dibiayai Pemerintah, dan termasuk pada kelas III, sedangkan pada kelas II dan kelas I rata-rata adalah pengguna Askes, atau membiayai sendiri.
Jadi dengan pasien yang ramai itu, kami mahasiswa yang sedang belajar, dituntut untuk memanfaatkan apa yang ada. Jangan melulu diatur, namun mulai bisa bertindak sendiri, oleh karenanya saat Pre Confrence kami sudah diberikan pasien masing-masing. Tergantung jumlah kami, dan jumlah kakak perawat nya. Pokoknya harus dibagi rata dan perawat itulah yang bertanggungjawab mengenai Asuhan Keperawatan bagi pasien tersebut dan kami diberi kepercayaan untuk digunakan sebaik-baiknya.
Jadi kurang lebih 4 hari, gue, Ade, Tesi, Nanda, Yesi, Agustina, Tinus, Dyto, Farih,Edy melakukan berbagai Asuhan Keperawatan. Karena ruangan Melati adalah ruangan Paru-Paru, kami melakukan tindakan yang menyangkut kepentingan sistem pernafasan. Antara lain, Nebulizer, Ganti Balutan WSD(sejenis selang yang dimasukan kedalam paru-paru(dilakukan oleh dokter ahli) untuk mengeluarkan cairan yang ada di paru-paru. Perawat bertindak untuk Ganti balutan, agar tidak kotor dan dimasuki kuman. Lalu ada pengobatan intravena, pemasangan infus, pemasangan oksigen, Penkes(pendidikan Kesehatan), TTV(tanda-tanda Vital), pemasangan Kateter dan lain-lain. Pokoknya banyak banget kegiatannyaaa. Namun ditengah kesibukan itulah yang kami cari, learning by doing. Bahasa Lampung nya hehe.
Banyak hal yang berkesan, disini. Diruangan ini, hm cukup lumayan ada saja pasien yang meninggal, sistem pernafasan itu memang sangat kompleks, gak terduga-duga. Jadi karena awam, tiba-tiba saat gue dinas pagi, ada pasien yang kejang. Bapak-bapak, usia masih muda laaah. Ia mengalami batuk darah karena tbc, mengalami blooding. Kemudian ia kejang dan gak sadarkan diri, mata membuka, tapi bola matanya mengadap keatas, kejang, sesak, kaku, dan keringat banyak banget. Jadi di tengah-tengah kejangnya si Bapak, gue takut sendiri. Maklum pemula. Dokter segera datang, penanganan pemberian oksigen, sudah dilakukan supaya lebih baik, keluarga korban sudah nangis-nangis gak karuan, sedangkan keluarga pasien dari kamar lain malah ngerubungin -___- , next dokter suruh gue untuk tensi si bapak. Yak gue coba, tapi... mungkin karena kejang.. tangan dia kerasss bgt, keringetnya buanyaaak banget, akhirnya gue suruh yang laki untuk tensi si bapak, oke berhasil dapet dengan tekanan darah 180/90 mmHg. Edan tinggi benerrr.
Si bapak masih sesak,kejang. Si keluarga masih ngumpul dan nangis-nangis sambil ngucap dan doa-doa pendek. Kenapa keluarga bapak ini pede banget, kalo si bapak akan....... ah. Setelah diberi oksigen setengah jam, si Bapak tenang lagi. Ia mulai tertidur, tidak kejang lagi, toh si Bapak masih hidup? Alhamdulillah kan. Yak syukur lah hari terakhir gue dines dimelati gak ada yang Plus(meninggal). Beda banget sama temen gue yang udah pengalaman bungkus mayat. Ah gue syukuri sajaa :D
Pada hari-hari sebelumnya, gue cukup senang dan berbangga hati mengenai kemajuan dan keberanian gue dalam bertindak hehe. Kayak pas tanggal 26 November, ceritanya kan itu hari senin yaa gue kira bakal upacara hari senin. Eh taunya gak upacara, dan gue udah dateng jam stengah 7 tepat, lalu.. udah buanyak buangeet yang ngeluh.. “Sus infus macet Sus, Sus Oksigen habis Sus.. Sus.. Luka suami saya nanahan Sus...Sus infus suami saya belum dipasang lagi Sus..” buanyak banget kan, memang diruangan ini khusus sakit paru, tapi banyak juga yang komplikasi.. diabetes, komplikasi dengan paru-paru gitu..
Tengok kanan kiri?Cuma ada gue. Ada anak Panca Bakti yang baru hari pertama masuk ruangan Melati, tapi.. yah berarti Cuma gue yang dah pengalaman beberapa hari disini... oke gue bertindak, yang dines malem juga lagi pada sibuk.. segera sret sret sret..pasang masker, pasang handskun.. siap tindakan.. yang pertama gue coba pasang infus pasien. Seorang kakek, gue lakukan secara profesional, tanpa bertanya dulu “berapa harta warisannya, atau berapa anak lelaki nya yang masih bujang, apalagi bertanya sampai kapan kontrak kakek didunia?” iya profesional, melakukan sesuai prosedur, melakukan komunikasi terapeutik yang membuat pasien mengalihkan fikiran sehingga fikiran pasien tidak terpaku dengan rasa sakit tusukan jarum ditangannya.
[caption id="attachment_218774" align="aligncenter" width="392" caption="sumber: Rinta Wulandari"]
Jadi ntah kenapa pagi itu gue tenang banget, tanpa tremor.bukan rumor,rumor sih Butiran Debu. Tremor itu perasaan tegang yang menyebabkan jari-jari kita gugup sehingga membuat jari-jari tangan bergetar berulang-ulang. “Mau diinfus ganti tangan gak kek?kakek tangan yang bekas infus masih sakit?” bayangin suara gue yang ngebass ini berbicara lembut mengenai kalimat diatas. #Skip, kalo lo ngebayangin yang aneh-aneh haha. “Ganti aja, di tangan yang kiri, tangan saya suka sakit kalo bergerak..” jawab kakek itu dengan suara lemahnya. Oke. Gue segera cari pembuluh besar yang luruss. Eh banyak, hehe karena kakek itu sudah tua dan badannya kurus banget, gue gak susah cari pembuluhnya, kakek itu juga tenang ditangani Suster bertangan dingin seperti gue (tadi abis makan es).Pasang Tornicat (sejenis karet untuk mengencangkan suapaya pembuluh terlihat) Gue usap dengan kapas alkohol pembuluh yang gue tuju, pamflon udah siap, selang infus udah gak ada gelembung, yak.... Dreet.. Nyesss.. gue miringkan jarum supaya masuk kepembuluh, setelah masuk ke pembuluh gue lurusin jarum... yak lancarr, gue tarik jarum dalam pamflon..darah udah masuk.. oke sukses!langsung gue pasang selang infusnya.. gue atur cairan.. dan gue pasang pengerat..plester khusus infus, dan merapikan plester supaya infus tetap stabil dan kuat. Oke beres, itu kayak kebanggaan tersendiri gituuuu hehe.
Next, pemasangan nebulizer yang rutin dilakukan para pasien untuk pengobatannya, adalah hal yang lumrah banget. Tapi yaa ilmunya selalu ada. Then, gue juga udah jadi partnernya kak Boiman dalam pemasangan kateter seorang kakek. Iya kakek. Jadi bener-bener praktik pemasangan kateter di kampus yang biasanya dipraktikan pada pantum, jadi beneran nyata pembelajarannya. Kak Boim yang super pinter itu bahkan memberikan kami materi pelajaran anatomi fisiologi, bagaimana pemeriksaan fisik paru-paru dan lain-lain. Bahkan beberapa teman gue dapet kesempatan emas untuk menyaksikan sendiri bagaimana pemeriksaan paru dengan alat yang disebut Bronkodilator kata temen gue sih, itu kayak pemasukan kamera yang kecil bangeet dengan selang dimasukin lewat mulut ke tempat saluran nafas dan di ruangan itu ada layar Plasma nya langsung, sebagai tempat menayangkan hasil dari kamera kecil itu. Disitu si dokter menjelaskan bagaimana organ dalam pernafasan ini, bagaimana jenis, bentuk organ dalam manusia itu.
Bagaimana dengan lingkungan sosial di Melati?seruuu abis. Disana kita gak hanya nemuin para kakak ruangan yang friendly, tapi juga kakak yang ikut perkhususan untuk “Nurse” nya, jadi mereka adalah kakak-kakak yang menjalani pendidikan S1 Keperawatan, dan bila ingin terjun ke Rumah Sakit, ingin bekerja sebagai Perawat Di Rumah sakit, mereka harus memiliki gelar Nurse. Sebagai pembuktian bahwa mereka layak untuk terjun di dunia Rumah Sakit. Kan kalo gue D3 yang semuaa memang banyak ke praktek, dan setelah lulus D3 nanti, gue langsung bisa terjun kerumah sakit sebagai perawat, beda kalo gue mau jadi dosen, gue harus ambil pendidikan S1, S2 dan seterusnyaa.
[caption id="attachment_218772" align="aligncenter" width="448" caption="sumber: Rinta Wulandari. ini foto hari terakhir di Melati. bersama Kakak Nurse dari Batam, nice :)"]
Tapi kalo gue, kebetulan dapetnya para Mahasiswa Batam yang ambil gelar Nurse di Lampung. Mereka dengan logat yang mantap khas Batam jadi ciri tersendiri :’)
Hm atau mungkin, bisa saja kita tersangkut oleh salah-satu kakak perawat ganteng disana?atau dari sekolah keperawatan lain, Who knows? Hehe ada rasa sedih pisah sama ruang melati, yang so Far.. Nice banget disana... Nice banget repotnya.. tapi serunya luar biasa..
Gimana dengan ruang JANTUNG yang sekarang gue tempati?hmmmsedikit tindakan. Dengan pasien yang hanya 14 orang hari ini... pasien yang gak terlalu banyak timdakannya, paling EKG, pemberian obat intravena.. TTV.. itu saja.. yah sangat santai diruang jantung :’) semoga dihari selanjutnya jadi lebih baik. Amiiin :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H