Minggu, 7 Juni 2015
Hari ini kami ngilmu lagi. Yaa ilmu itu ndak ada habisnya. Makin di gali, makin dalam, makin diisi makin haus rasanya.. kali ini kajian bertajuk keremajaan (sebenarnya) tapi usia kami yang jelang 22-23 masih bisa disebut remaja lah yaaa :’D Nah, temanya adalah ‘Gombal Warning’. Kajian kemuslimahan ini di mulai pukul 9 pagi. dengan pemateri ustad Ustad Nur Ahmad, S.Pd.I Kepala Sekolah, Pemerhati Pendidikan dan Motivator Remaja dan Anwar Heru Tomo (Inspirator Muda).
Intinya muslimah.. meskipun kita sudah berpakaian syar’i rapi dan tertutup tak menjamin kita aman dari godaan syaitan. Pun dari rayuan ikhwan. Apalagi yang tak berpakaian syar’i?
Cerminan wanita shalihah.
Menurut kamus bahasa Indonesia, cerminan artinya gambaran atau bayangan. Jadi cerminan wanita shalihah adalah gambaran wanita yang menjaga perintah Allah serta menjadikan malu sebagai perhiasan yang selalu menghiasinya. Baik ketika berbicara, berpakaian dan pergaulan.
1. Dalam berpakaian; menjadi muslimah yang baik, berpakaian syar’i saja tak di garansi sama Allah masuk surga, apalagi yang tidak? Berarti kita harus sadar diri untuk senantiasa memperbaiki diri dan selalu taat pada Allah
2. Menjaga Diri dalam Pergaulan; bergaul dengan orang yang baik. Tidak semua hal harus di ekspose di media sosial. Foto-foto tidak berlebihan di perlihatkan. Tidak selalu mengekspose kegiatan apapun, jika itu bukan ajakan kebaikan.
Ciri Wanita Sholihah
1. Tidak berpakaian tipis
“Ada dua calon penghuni neraka yang aku belum melihatnya, yakni seorang yang membawa cemeti dengannya dia gunakan untuk memukul orang lain. Kemudian wanita yang berpakaian namun telanjang (HR. Al Bukhari).
2. Memiliki Rasa Malu
Tipikal muslimah yakni pemalu. “Al Hayaa’ Syu’bat minal iman..”. Rasa malu itu bagian dari keimanan ((HR. Muslim). Semakin tinggi iman kita, semakin kuat rasa malu kita. Semakin lemah iman kita, maka semakin lemah rasa malu kita.
3. Tidak Memakai Wewangian yang Semerbak
“Setiap mata bisa berzina, apabila seseorang wanita yang memakai wewangian kemudian melewati sekumpulan laki-laki, maka dia demikian dan demikian, yakni seorang (HR. Ashabus Sunan). Jadi sebenarnya wanita itu diperbolehkan memakai wewangian dengan warna cairan yang mencolok tapi wangi yang tidak menyengat( untuk menghindari bau badan).Sedangkan lelaki diperbolehkan menggunakan parfum dengan warna yang tak mencolok, dan boleh dengan wangi yang semerbak.
4. Tidak Menghiasi Diri Secara Berlebihan
“Dan tetaplah kalian di dalam rumah kalian dan janganlah kamu berhoas dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu... (QS. Al-Ahzab: 33). Berhias beda dengan merawat tubuh yaa. Jika merawat tubuh malah dianjurkan, misalnya melakukan lulur dan sebagainya. Behias yang berlebihan dan menabrak syariat itu yang dilarang.
5. Menjulurkan Jilbab
Bertawakallah kepada Allah semampu kalian. “Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab: 59). Berproses yuk, hijrah perlahan : )
Sebagai muslimah, kita harus waspada dengan rayauan ikhwan. “Nah bagi mbak-mbak ini, memang bukan di rayu lelaki di pinggir jalan, bukan dirayu oleh preman, tapi bisa saja di rayu oleh ikhwan itu sendiri, satu organisasi misalnya.. merayu secara lembut supaya tampak syar’i padahal tidak.. seperti ‘Ukhti wajah mu makin bersinar kalau pakai jilbab hitam.. ukhti.. yuk kita tahajud..’ Nah hati-hati, ini bisa terjadi saling berbalasan dan akhirnya da pembicaraan berduaan melalui media BBM dan SMS dengan pembicaraa yang semakin tak wajar.. waspadalah..” ucap Pak Nur Ahmad salah satu penyuka mendaki gunung.
Ngilmu disini, aku ditemani para sahabat dan kakak. Ka Nora yang senantiasa meluangkan waktu sibuknya untuk beberapa jam mengikuti kajian, kemudian harus jaga lagi, ah semoga jadi dokter yang kuat dan tetap mencari ilmu islam kak : ) kemudian ada teman lama, sudah lama sekali gak ketemu, akhirnya kami janjian dan saling sharing akan perubahan diri. Tiap-tiap dari kami merasakan berhijrah, dari berpakaian dan berproses.
Desti dan Ratu. Desti sangat konsen dengan pencarian ilmu islamnya. Ia ingin selalu memperbaiki diri. Bahkan ia tak peduli dibilang apapun oleh orang sekitar akan perubahan dirinya. Dari orangtuapun menuai kontra. Ayah dan ibunya sempatkeheranan karena anak perempuan satu-satunya ini, mulai memakai jilbab yang lebar. “Kamu ikut aliran apa ini?” malah sempat ditanya seperti itu oleh ibunya Desti. Akhirnya Desti menjawab dengan lemah lembut, bahwa seharusnya ibu bangga anaknya memperbaiki diri, ini bu yang sesuai syariat islam. Lalu Desti sebelumnya sampai akhir kuliah memiliki pacar yang sudah cukup dekat dengannya bahkan dekat dengan kedua orangtua Desti. Maka saat Desti memutuskan untuk putus dengan pacarnya ini..orangtua Desti kaget, malah tak setuju.. “Gimana mau dapet jodoh kalo kamu gak pacaran?” itu yang Desti ceritakan. Walau sebenarnya Desti agak bingung menanggapi itu dan takut jadi menggurui kedua orangtuanya, Desti hanya bilang: “Udah loh Mak, di doain aja.. jodohkan datengnya dari Allah yang ciptain juga Allah.. nanti juga datang.. Desti kan mau perbaiki diri terus...” jawab Desti sopan.
Terus tentang Desti yang mau kerumah saudaranya yang rumahnya ga terlalu jauh, jadi desti pakai jilbabnya, kemudian pakai kaos kaki. “Ih kenapa sih, krumah saudaranya aja yang deket gini pakai jilbab besar sama kaos kaki?” tanya tantenya, Desti diam aja, cuma bilang.. “Lagi pingin aja tante...” Ih serius ini kisah tentang Desti bukan dibagus-bagusin atau disedih-sedihin, tapi ia memang cerita begitu. Makanya kami bangga banget sama kuatnya daya juang kakak Desti ini :D
Jadi ga jauh beda sama Desti aku juga sering dapet kontra dari keluarga. Paling ga enak kalo mereka tanya “Ikut aliran apa? Jaula yah?” =_= padahal kita kan lagi belajar, belajar taat dengan aturan dari Allah seutuhnya. Terus dbilang ga modis, dibilang kaya emak-emak, dibilang seperti guru bimbel :”) senyumin aja, sambil bales.. “Emang calon emak-emak kok, masa calon bapak-bapak?” :D salam dari aku!
Semoga bermanfaat : )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H