Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Pegawai -

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perawat sosok (tak) Tegar

14 Mei 2015   12:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:03 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_383496" align="aligncenter" width="320" caption="sumber: nersdenissaindonesia.blogspot.com"][/caption]


With love

International nurses day, 12 Mei 2015.

Izinkan nyanyi dulu deh, mars perawat...

Indah seragam putih..

Seindah pengabdianmu.. pada umaat..

Dengan setiap insan, yang terbaring tak berdaya dalam sakit..

Tanganmu diperlukan slalu...

Ringankan, beban derita...

Sungguh, engkau perawat...

Karyamu sejuta rasa...

Sungguh engkau perawat...

Jasamu sejutaaa rasa..........

Oke hari ini adalah hari biasa saja bagi perawat di Lampung, kota tapis berseri. Entahlah dengan negara2 lain di dunia yang lebih menghargai profesi perawat. Mungkin diadakan perayaan, atau bahkan sekedar renungan. Menjadi perawat di negara lain mungkin enak yah. Tapi yasudahlah. Aku ndak mau berandai andai yg takutnya kosong belaka. Jika digariskan menjadi perawat di negara orang kelak, tinggal dijalani. Tapi jikapun ndak kemana-

mana, mengabdi pada negeri dijalani dengan ikhlaas.

Baiklah, perawat merupakan profesi yang bergelut dengan infeksi, bertemu para pasien setiap hari, tiap waktu, dengan jadwal libur yang tak tentu.

Perawat disebut-sebut sebagai ujung tombak besarnya sebuah rumah sakit, karena menyangkut pelayanan. Jikapun ada yang salah, pasti pula perawat sering jadi bantalan kesalahan itu, padahal perawat tak selalu salah :”)

Perawat lebih banyak berseragam putih-putih. Sehingga tak heran anak kecil yang pernah dirawat di rumah sakit menjadi trauma baju putih-putih. Si anak kecil akan berfikir "seragam ini, pernah nusuk tangan (infus) gw nih". Segera suara si adik menggelegar, menangis sejadinyaa. Mungkin sekarang adik-adik sudah bertambah rasa traumanya, karena beberapa rumah sakit anak mengganti warna seragam menjadi beraneka ragam dan tak lagi bewarna putih. Sehingga anak akan lupa malah bingung akan traumanya.

Perawat memiliki peranan besar dalam penyembuhan pasien. Meskipun melalui kolaborasi dengan dokter. Kolaborasi dengan dokter, jika intruksi tak dijalankan, maka perawat yang akan dipertanyakan oleh dokter, kenapa dilakukan tindakan A, B, atau C. Dibalik itu, perawat merupakan sosok yang setia memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan pengobatan orang yang sakit. Tuh, sama pasien aja setia apalagi sama pasangan hidup? *eh?

Perawat yang sering berada di rumah sakit, sangat rentan terhadap infeksi nosokomial. Ya, Infeksi yang terjadi karena hubungan sentuhan atau penyebaran virus lainnya. Walaupun memang APD telah diberikan, namun sebagian besar rumah sakit, biasanya hanya menyediakan sarung tangan dan masker saja. Tak terlalu sesuai dengan Standar Operasional (SOP) Alat Pelindung Diri. Teori tetaplah teori. Tak heran jika dibelahan dunia, ada berbagai kasus perawat menjadi korban. Perawat tertular HIV karena tak sengaja terkena darah pasien, di tangannya yang luka. Perawat tertular TBC melalui udara, ataupun perawat terkena hepatitis. Itu penyebabnya adalah infeksi yang terjadi disekitarnya, atau nosokomial. Beresiko sekali bukan menjadi perawat? YA, sangat. Dan apa timbal balik yang didapat perawat Indonesia? Sedikit sekali perusahaan yang memberikan timbal balik dengan reward yang mumpuni, malah mendapat klaim asuransi dari perusahaan sudah sangat membahagiakan si perawat..

[caption id="attachment_383501" align="aligncenter" width="590" caption="sumber: dianhealty.blogspot.com"]

14315796371373842410
14315796371373842410
[/caption]


Perawat merupakan ahli. Perawat lapangan sangat piawai melakukan berbagai hal mengenai penanganan gawat darurat dan pemasangan berbagai alat yang menyangkut kelanjutan hidup pasien. Perawat merupakan sosok yang selalu ingin mandiri. Walau kini Undang-undangnya telah berdiri sendiri, tapi perawat tau diri. Perawat memang harus bertahap menjalankan kemandirian. Semua perawat selalu ingin mandiri, seperti memiliki klinik sendiri. Mengurus perizinian dan tampil menjadi sukses karena lapangan kerja sendiri. Perawat harus terus melakukan kolaborasi terhadap siapapun, dokter, apoteker, laboratorium, radiologi dan sebagainya. Sehingga penunjang penyakit menjadi jelas.

Perawat memiliki jadwal libur tak beraturan. Jadwal tidur yang berantakan. Perawat akan libur disaat semua orang sedang bekerja dan akan bekerja disaat semua orang libur. Sampai mungkin adapernyataan perawat yang bilang “Seandainya semua orang sakit memiliki hari libur?” sayangnya itu tak akan terjawab manis dan tak akan terjadi. Fiuh.. perawat akan terjaga saat oranglain sedang tidur, dan kadang akan tidur saat orang lain sedang terjaga. Tuntutan shift malam yang ekstra :’D

Perawat dituntut memiliki emosi yang stabil. Semua orang sakit selalu ingin dimanja, dirawat, dan diberi senyum. Orang lain tak tahu apa yang sedang ada didalam hati perawat, entah sedang marah, ada masalah dikeluarganya dan lain sebagainya. Jika perawat mengikuti emosi jiwanya, pasien dan keluarga akan marah-marah dan manyelahi perawat. Kenapa begini begitu... maka perawat dituntut memiliki hati yang lapang dada, dan sabar. Jika keluhan dan emosi pasien dan keluarga kita sambut dengan marah, maka akan memperkeruh suasana.

Perawat sering menjadi saksi kematian. Dalam hal ini tenaga medis sering menemuinya. Ketika ada pasien yang sedang mengalami nafas satu-satu. Perawat yang hadir dengan emergency kid untuk melakukan pertahanan hidup pertama, sebelum dokter datang dan melanjutkan terapi dan tindakan. Perawat berusaha memberikan resusitasi jantung paru (rjp) pada pasien yang sedang dalam kondisi kritis, ketika nadi melemah dan nafas hilang perlahan. sesegera mungkin, perawat memberikan tindakan yang memacu adrenalinnya. Dan harus dilakukan dengan kerja tim yang kuat para perawat dan dokter. Ketika semua sudah dilakukan dan terjadi sesuatu yang mengarah pada akhir dari kehidupan. Perawat dan dokter yang menyampaikan kabar duka dengan perlahan. berbagai ekspresi duka sering dilihat oleh perawat, termasuk ekspresi duka seorang ayah yang tak terima anaknya meninggal, sehingga marah-marah dan menendang seluruh barang disekitarnya. Ekspresi kehilangan. Kalau udah begini, ya minta bantuan petugas keamanan rumah sakit daah :”)

Perasaan lainnya, ada sensasi berbeda ketika melakukan perawatan jenazah. Aku sering berdesis minta maaf dalam hati ketika melakukan perawatan ini. Melepaskan alat yang terpasang ditubuh pasien, memberi posisi yang sesuai pada jasad tak berdetak. Memegang tubuh kaku, sesekali masih memegang nadi si mayit pada pergelangannya. Walaupun tahu sudah tak berdetak. Tubuh lemas. Mengikat perlahan dengan kasa. Ya kematian itu akan datang tak mengenal usia. Membayangkan diri yang dibeginikan oleh oranglain. Astaghfirullah. Masih banyak dosa menumpuk...

Perawat juga sering sakit. Tapi bingung sama shift. Kalau sakit mendadak dan harus mencari perawat pengganti yang bisa menggantikannya di shift itu. Perawat ndak boleh sakit lama-lama. Karena orang sakit yang lebih parah masih membutuhkan perawatannya. Seegois ini perawat sama dirinya? Hiks.

Perawat paling sering mandi malam hari. Walau selalu dihalangi mandi malam oleh orang rumah, tapi tetap ia ndak tega kalau kasur kamarnya terkena badan yang masih lengket setelah bergumul dengan penyakit di rumah sakit. Mandi malam menjadi harus ketika pulang jaga sore. Susu juga menjadi asupannya setelah itu.

Perawat. Kenapa masih mau jadi perawat? Ah pekerjaan ini mengajarkan berbagai ilmu hidup yang tak didapat di tempat lain. Ada perasaan aneh yang membuat perawat harus bertahan, ada perasaan ingin move tapi harus terus di bidang keperawatan ini. dari tempat yang biasa, melalui onak duri, melangkahi batu terjal kehidupan, perawat akan memperoleh perubahan perlahan namun pasti. . Jika perawat itu sendiri selalu berusaha dan ikhlas menjalaninya. Hati perawat terpaut dengan Sang Pencipta Hidup. Ia berusaha tak kufur akan nikmat yang diberikan-Nya. By the way, Happy International Nurses Day, 12 May 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun