Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak Sakit DBD, Waspada Shock

9 Mei 2015   21:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_382759" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: www.alodokter.com"][/caption]

Beberapa bulan terakhir, kasus DBD menjadi kejadian luar biasa se-Indonesia. Termasuk di ruangan tempat ku bekerja ini. Ruang anak khususnya. Seperti yang kita ketahui, demam berdarah adalah salah satu penyakit yang datangnya tidak diundang, Gejalanya nyaris seperti penyakit thypoid. Hasil pemeriksaan darah lah yang dapat membuktikan pasien mengalami DBD atau tidak.. melalui dengue blood (IgG&IgM) Penyakit yang biasa hadir di musim penghujan ini memang meresahkan. Khususnya pada pasien anak yang luar biasa kejadiannya.

[caption id="attachment_382760" align="aligncenter" width="400" caption="sumber: www.tipscaraterbaik.com"]

14311829941701703934
14311829941701703934
[/caption]

DBD yang terjadi akibat gigitan nyamuk Aedest Aegypti ini sangat berbahaya jika tak ditangani serius. Karena akan terjadi banyak komplikasi yang tak jarang menyebabkan kematian. Aku sendiri saat masih kecil berfikir bahwa BDB adalah penyakit yang mematikan. Menyeramkan. Karena ada teman kecil yang beberapa hari lalu main bersamaku kemudianbeberapa hari kemudian dinyatakan meninggal karena penyakit demam berdarah. Setelah sebesar ini dan menjadi tenaga kesehatan kau mulai menyadari, bahwa DBD merupakan salah satu penyakit... mematikan juga! Ah ini terjadi jika pasien DBD tak ditangani serius, atau memang terjadi komplikasi perdarahan yang hebat di dalam tubuh pasien.

Dengue Shock Syndrome

NAH hal ini yang bisa saja terjadi dan tak jarang menyebabkan kematian. Saat pasien positif DBD tak jarang pasien mengalami shock. Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah sindrom syok/renjatan yang terjadi pada penderita DBD. Sekitar 30-50% penderita demam berdarah dengue akan mengalami syok dan berakhir dengan suatu kematian, terutama bila tidak ditangani secara dini dan adekuat (sumber: https://redboxmedicalplus.wordpress.com/2012/11/12/dengue-shock-syndrome/). Beberapa penyebabnya karena trombositnya terlalu rendah, dan kurangnya rehidrasi cairan. Biasanya pasien yang mengidap DBD selalu diperiksa struktur darahnya. Biasanya tiap 12 jam pasien diambil darah untuk mengetahui peningkatan atau penurunan trombosit. Namun jika sudah melewati masa kritis biasanya pasien hanya diperiksakan Haemoglobin, Hematokrit dan Trombosit perhari. Kadar trombosit yang sangat turun amat berbahaya. Apalagi jika disertai perdarahan, misalnya muntah darah (warna muntah cokelat kehitaman) adanya berak darah (warna feses kehitaman), mimisan, atau keluar ruam merah yang banyak. Karena seperti yang kita ketahui dari namanya saja... ‘Demam Berdarah’ atau demam yang bisa saja menyebabkan perdarahan.

[caption id="attachment_382761" align="aligncenter" width="530" caption="sumber: bukusakudokter.org. beberapa letak resiko terjadinya perdarahan pada penderita DBD"]

1431183045958502775
1431183045958502775
[/caption]

Biasanya jika sudah parah sekali, pasien di anjurkan tranfusi trombosit. Namun ini tak boleh sembarangan. Obat utama para penderita DBD adalah cairan. Cairan yang harus adekuat terpenuhi. Biasanya obat injeksi adalah obat lambung. Supaya tidak terjadi nyeri lambung dan pasien mau makan.

KISAH DSS

Aku sedikit cerita mengenai kejadian DSS ini. waktu itu pernah ada pasien DSS seorang anak berumur sekitar 3,5 tahun. Ternyata kritis di ruang IGD dan sudah lewat masa kritis. Pasien berangsur sadar dan baik saat sudah di ruang anak. Namun ada juga waktu itu pasien di diagnosis DHF Grade 1 dari hasi lab rujukannya. Akral dingin. Kaki dan tangan. Lalu gelisah. Dari dokter dianjurkan cairan yang memadai dan di loading (tetesan cepat) cairan Ringer Laktat, Asering dan Widahes sesuai dosis si anak. Satu setengah hari dirawat diruang anak. Si pasien memang menempati ruang observasi, ruang dalam perhatian.

Menjelang malam akral anak masih juga dingin. Tombosit hanya 14 ribu saja. kemudian dokter menyarankan untuk diinfus 2 jalur, jalur satu adalah widahes 175cc loading, jalur yang kedua terpasang Asering 175 cc loading juga. Sedangkan SpO2 masih naik turun. Dari 84 jadi 71. Nafas kian sesak. Dianjurkan pakai sungkup O2 Non Rebreathing Mask, 3 liter permenit. Sesak berat dan retraksi dada. Kemudian tiba-tiba pasien muntah banyak yang menyebur, warnanya cokelat kehitaman. Lalu dokter menyarankan pemberian obat injeksi untuk menghentikan perdarahan, omeperazole (OMZ). Tak lama pasien BAB ternyata melena cair bewarna cokelat kehitaman. Dokter umum melapor ke dokter spesialis, dan dianjurkan untuk tranfusi darah FFP (Freez Frozen Plasma) dan trombosit 2 kantung.

Sesak berat dan dianjurkan dibawa keruang ICU. Tak lama sebelum berangkat ke ICU pasien apneu (nafas satu-satu). Dilakukan bagging. Dan RJP (Resusitasi Jantung Paru) 5 siklus, kemudian keluarga pasien minta dihentikan RJP pada anaknya. Akhirnya anak dinyatakan meninggal dihadapan dokter, dokter muda, perawat dan keluarga.

Hal itu sungguh terjadi dan itu diluar perkiraan karena pasien memang dalam kondisi buruk dan sangat menurun. Keluarga menangis sejadinya mengetahui anak bungsu mereka meninggal dunia. Bahkan kemarin saat mengambil darah pasien (untuk pemeriksaan laboratorium) pasien masih bisa diajak berbicara walaupun setengah mengantuk.

Ibu sangat sedih dan shock, terlebih ayahnya yang sangat dekat dengan anaknya ini , karena terlihat sekali saat masih di ruangan observasi ayah selalu memegang tangan pasien karena takut anaknya menarik selang infus yang ada di tangannya. Juga karena tangan dan kaki pasien dingin sekali. Kejamnya DSS (Dengue Shock Syndrome) adalah shock yang terjadi tiba-tiba seperti sudden death saja.

Beratnya menjadi orangtua. Sulitnya, kuatnya. Termasuk ketika melihat seorang ayah yang bersungguh sungguh menciumi jasad anak nya yang sudah terbungkus kain. Mungkin di dalam hati si ayah sudah ikhlas, namun dendamnya menempel pada si nyamuk demam berdarah. Wallahu alam bisawab.

Untuk menghindari shock seperti diatas, sebaiknya jika demam tak kunjung rurun setelah tiga hari, bawalah anak ke rumah sakit. Karena cairan dari Vena (pembuluh darah) sangat membantu pemenuhan cairan pada pasien demam berdarah, agar tak terjadi shock.

[caption id="attachment_382762" align="aligncenter" width="550" caption="sumber: penyakitdemamberdarah.com"]

1431183110866214188
1431183110866214188
[/caption]

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”, (QS. Ash-Shu’ara:80)

“Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang melemah karena sakit), kemudian ia bertaubat”, ( QS. Sad:34).

“Dialah yang menciptakan kamu dari tandah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang hari berbangkit itu)”, (QS. Al-An’am:2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun