Reportase ini InsyaAllah masih hangat, karena belum seminggu berlalu hehe.
Hari ini (Minggu 16 Maret 2014) adalah pertemuan perdana kelas menulis offline, setelah selama ini FLP wilayah Lampung aktif mengadakan sekolah menulis secara online via group Facebook. Untuk anggota FLP dan umum diberi kesempatan ikut, asalkan cepat mendaftar, karena peserta hanya 20 orang saja. Acara dimulai pada pukul 09.30 WIB. Di sekret FLP Lampung. Para peserta telah berdatangan. Acara dimulai, diawali dengan tilawah Al-Quran oleh Adit.
[caption id="attachment_316323" align="aligncenter" width="402" caption="dok. Pribadi. Kegiatan dibuka oleh MC (Mbak Afri) dan tilawah Al-Quran"][/caption]
Kemudian dilanjutkan oleh pemateri mbak Naqiyyah Syam selaku ketua FLP wilayah Lampung juga. Kali ini pertemuan membahas bagaimana membuat outline untuk buku Non Fiksi, diawali dengan pengenalan buku non fiksi terlebih dahulu, pengertian, dan lain sebagainya.
[caption id="attachment_316324" align="aligncenter" width="402" caption="dok. Pribadi. pe,ateri: Mbak Naqiyyah Syam (Ketua FLP Wil. Lampung)"]
Materi yang dibawakan sangat menarik, bagi kami. jelas, kami yang datang adalah orang-orang yang haus akan ilmu dalam menulis, kami memiliki kesenangan yang sama dalam mengukir memberi makna. Kemudian materi puncak adalah mengenai outline. Yak, ternyata sebenarnya Outline itu sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat sebuah karya. Outline bak peta perjalanan, jika kamu seorang backpacker, pasti sangat membutuhkan peta atau GPS online yang menunjukkan posisi kamu berada. Jika kamu seorang perakit robot, kamu perlu panduan atau rancangan tertulis dalam merakit robot. Kalau kamu seorang yang hendak menulis cerpen, menulis buku apalagi, kamu sangat perlu outline. Untuk memberikan arah dan tujuan dalam tulisan yang akan dibuat. Outline ini juga berguna saat penulis merasa mandeg, tak ada ide, sang penulis bisa melirik outline yang ia buat. Sehingga tidak terjadi alur yang kemana-mana dan tetap fokus pada lorong tujuan buku itu dibuat.
[caption id="attachment_316326" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. agar lebih jelas, mbak Naqi menunjukkan berbagai contoh buku Non Fiksi. termasuk buku yang beliau tulis"]
Outline juga jenisnya bermacam-macam. Walau sebagaian orang merasa, outline tidak terlalu dibutuhkan dalam menulis, ya, memang outline bukan merupakan sesuatu yang wajib untuk dibuat. Tapi, yaa aku juga pernah merasa, sebelum mengenal outline, karena rancangan tulisan hanya ada dikepala dan tidak dituliskan, terkadang pemikiran/ inspirasi tentang tulisan itu hilang begitu saja, lebur terbawa angin, karena manusia tempatnya lupa. Jadi alangkah kerennya kalau outline dituliskan dan tidak dipendam dalam ingatana saja. Seperti kata pemateri, Bu Naqiyyah Syam.. “Jangan hanya dipikirkan, ah aku mau buat 200 halaman deh untuk buku terbaru, nanti di BAB 1 ada materi ini, di BAB 2 materi ini biar seru, terus aku cetak di penerbit Z deh... dan itu hanya dipikiran, tidak ada bentuk jika tidak di tindak lanjuti.. ingat, beratus halaman dimulai dari lembar pertama..” tuturnya, membuat kami tertawa bersama.Yak, jadilah buku khayalan dalam fikiran.
[caption id="attachment_316327" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. menulis Outline dengan tulisan tangan, corat-coretan bermakna"]
Lalu bagaimana Outline sebenarnya? Outline sebenarnya hanya sebuah rancangan, peta, cara, trik, yang dibuat oleh penulis dengan caranya tersendiri. Ada penulis yang membuat outline dengan coret-coretan dan hanya penulislah yang mengerti, ada juga dalam bentuk gambar-gambar, ada juga yang rapi dalam tabel, outline juga bisa dibuat dalam bentuk tulisan tangan dan gambaran tangan penulis itu sendiri. Contoh penulis yang selalu membuat buku dengan mengawali dengan ouline adalah ustadz Felix Siauw, saat itu beliau sempat posting foto, dirinya yang sedang menggambar/ menulis di lembaran kertas yang berisi coret-coretan ada gambarnya, ada tulisan arabnya, ada garisnya, dan yak, itulah Outline yang beliau buat. Kemudian Ouliene dari suami penulis Asma Nadia, yakni Isa Alamsyah dalam bukunya, “No Excuse” dalam outline buku motivasi ini menjelaskan bahwa orang gagal mencari-cari alasan, orang sukses berhenti mencari-cari alasan. sayangnya screen capture dari PPT gak bisa dimasukkan karena format fotonya bukan .jpg :')
[caption id="attachment_316329" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. awal pertemuan, menanti kelengkapan para peserta"]
Kami langsung mempraktikan materi yang telah disampaikan, seakan kami akan membuat sebuah buku, dan kami membuat outline sesuai dengan kratifitas kami, kemudian kami membahas outline yang telah kami buat satu persatu, saling memberi masukan apa yang perlu atau tidak perlu ditambahkan. Apa saja Selling score. Nah mengenai Selling score sendiri termasuk hal penting dalam pembuatan ouline, dimana dijelaskan, kenapa sebuah buku layak diterbitkan? Diterimakah dimasyarakat? Apakah memiliki nilai jual yang tinggi atau tidak? Dan tak bisa dipungkiri bahwa penerbit sangat memikirkan nilai bisnisnya. Karena jika outline atau buku yang kita buat sama saja, atau tidak ada sesuatu yang istimewa dari jutaan buku yang beredar di pasaran, maka karya kita akan mental, karena penerbit tidak melihat kelebihan dari buku kita tersebut.
Dan sebagian penerbit juga ada yang lebih melihat Outline dahulu, ketimbang harus membaca naskah buku yang sudah jadi lembaran yang buanyak. Dan ada juga penulis yang mengirimkan outline terlebih dahulu, nanti jika di Acc baru si penulis memulai tulisannya sesuai outline yang disetujui.
Ohya, dalam pembahasan outline yang telah dibuat masing-masing peserta, ternyata seluruh peserta yang jumlahnya 20 orang itu memiliki ide yang baguus-baguus. Sangat keren, bahkan sudah memiliki Selling score yang bagus, seperti buku yang akan dibuat yaitu ‘Kalkulator Warisan’ menurut peserta yang membuatnya, didalam buku ini akan dijelaskan tentang berbagai hal tata cara pembagian warisan menurut Al-Quran dan sunnah Rosul. Bahasa yang dipakai bahasa yang mengalir dan tidak kaku, dan paling unggul adalah, buku ini akan diberikan CD, yang berisi program aplikasi pembagian warisan, dengan meng-entry jumlah harta, jumlah anggota keluarga, kemudian klik-klik, keluarlah hasil yang memberi tahu total harta yang dapat dibagikan sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rosul. Jadi gak ada masyarakat yang bingung dengan pembagian harta warisan. Kemudian ada juga buku mengenai bagaimana menjadi pendakwah yang baik, oleh Abi Mustafa. Ada juga tentang tutorial hijab yang real Syar’i oleh mbak Shanti Marlena, dan..
[caption id="attachment_316333" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. kami dan outline yang telah kami buat"]
Kami semua membahas outline yang telah kami buat, termasuk outline ku..
[caption id="attachment_316330" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. ini outline dibilang "]
hmm rencananya mau buat sebuah rancangan buku non fiksi tentang perjuangan masa perkuliahan di poltekkes, yak hasilnya.. “Waah ini rimbun sekali ya..” tutur mbak Naqi semua menyungging senyum. Haah, kebanyakan pupuk ide sepertinya ‘tsaah’. Gak juga sih, hehe, itu outline hanya menjelaskan gmana rasanya hidup jadi mahasiswa keperawatan dari tingkat I sampai tingkat III. Hasilnya, ouline mentah itu memang masih perlu dibenahi, oleh sebabnya diperlukan penambahan seperti apa yang menjadi alasan memilih jurusan keperawatan, karena sebagaian orang memilih jurusan ini karena didorong orang tua, iseng, atau karena gak ada pilihan lain, maka masuk jadi mahasiwa keperawatan. Dan tambahan tentang pengalaman para warga asrama tentang asrama yang pernah dialami, dan lainnya,
Jelang Dzuhur, kegiatan ini di jeda. Kemudian kami menyantap makan siang bersama, kemudian melanjutkan diskusi kecil-kecilan, pembagian hadiah bagi yang aktif dan membuat outline terkeren, juga pemberian piagam. Tak lupa, D.O.K.U.M.E.N.T.A.S.I.
[caption id="attachment_316331" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. Panitiah :D"]
[caption id="attachment_316332" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. bersama pemenang teraktif dikelas, outline terbaik, dan peserta terdisiplin"]
Oke, acara hari ini selesai, banyak hal yang masih harus dipelajari dan dinikmati prosesnya, karena sesungguhnya ilmu itu bisa didapat dimana saja, asalkan tetap ilmu bersumber dari niat ikhlas kita mencari ilmu karena Allah : )
Salam semangat ngilmu guys!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H