Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Spiritual Experience: I'tikaf

5 Agustus 2014   19:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_336614" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: sunniy.wordpress.com"][/caption]



24-25 Juli 2014

Bermalam di masjid sambil fokus hanya memuji-Nya, membaca Qalamnya. Sebuah keberuntungan tatkala kita memiliki teman seorang penjual minyak wangi, karena wanginya pasti akan memercik pada kita, selaku temannya. Nah ungkapan itu adalah istilah, ketika kita punya teman, kakak, sahabat, yang senantiasa mengingatkan pada kebaikan dan mengajak pada kegiatan yang bermanfaat.

Sore itu aku BBM seorang kakak. Setelah berkeluh kesah mengenai KTI yang saat itu tak kunjung usai revisi, karena dosen yang sangat mencintai mahasiswanya. Akhirnya si kakak mengajak aku untuk Itikaf. Saat itu takbisa turut serta karena mengejar revisi, malam selanjutnya, baru aku bisa turut serta, karena sesuai pesan beliau “Pencapaian dunia sama Akhirat kudu seimbang..” diri sangat merasa jomplang dengan kehidupan akhirat, maka ikhtiar adalah sebaik-baiknya respon bagi yang berfikir. Alhamdulillah masih bisa berfikir manusia ini *nunjuk diri sendiri*

Si Ninda maksa mau ikut. Akhirnya dia ikut. Sempet ragu nih, takutnya Ninda gak fokus sama kegiatan, tapi Bismillah. Karena perjuangan dia maksa mau ikut sampe jegad orang yang lagi buru-buru ke kamar mandi -_-. Sampai disana, agak bingung apa yang harus dilakukan. Karena ini baru kali perdana. Sudah di jemput Ka Nora di meja registrasi masjid. Ternyata ini seperti program Masjid Al-Amin untuk mengisi 10 malam terakhir di bulan Romadhon.

Masuk kedalam masjid, waah ramai. Para akhwat yang sudah duduk dengan Al-Quran nya, dari yang muda, ibu-ibu serta anak-anak kecilnya, dan lansia. Mereka duduk bersama, memegang Al-Quran mengisi 10 malam terakhir di bulan Romadhon ini. Al-Quran menggema di masjid besar itu, baik akhwat maupun ikhwan sama, mereka membaca Qalam ilahi, sebagian berdzikir dan sebagian lagi tidur, untuk mengisi energi pada pukul 3 nanti.

[caption id="attachment_336617" align="aligncenter" width="258" caption="sumber: andafcian.wordpress.com"]

14072162961490024665
14072162961490024665
[/caption]

Aku berkenalan dengan saudari-saudari baru. Sebagian besar dari mereka adalah Koas yang bertugas di Rumah Sakit Umum, ada yang semester akhir kedokteran dan ada pula mahasiswa dari teknik dari Malang sedang pulang ke Lampung.

Luarbiasa, bagi mereka para kakak Koas yang memiliki kesibukan padat di rumah sakit, menyempatkan waktu untuk Itikaf di Masjid, malah sebagian dari mereka baru pulang berjaga, kemudian langsung meluncur ke Rumah Sakit. Kadang malu sama diri sendiri, yang punya banyak waktu, terkadang di gunakan untuk hal yang sia-sia dan gak bermanfaat.

Qalam Ilahi terus berdengung hingga pertengahan malam. Pukul setengah satu pagi, lampu ruangan masjid sudah dimatikan, hanya ada sorot lampu teras masjid. Kali ini sebagian besar akhwat sudah beristirahat dengan mukena yang mereka kenakan, ada pula yang istirahat beralaskan tas yang mereka bawa. Dan sebagian lagi ada yang tetap melakukan tilawah Quran dengan pencahayaan senter dari handphone.

Sekitar pukul 02.30 para akhwat sudah mulai bangun, ada yang melanjutkan tilawah Quran, ada yang menuju kamar mandi, sholat, dan ada yang masih tidur. Kemudian pada pukul 03.00 pagi, seluruh peserta itikaf bersiap-siap untuk melakukan sholat malam berjamaah. Qiyamul Lail. Salah satu hal yang keren masa kini, sholat berjamaah di sepertiga malam di hari Romadhon, tiap orang berharap mendapatkan malam 1000 bulan di 10 hari terakhir Romadhon ini : )

[caption id="attachment_336616" align="aligncenter" width="480" caption="sumber: diahabualie.wordpress.com"]

14072161531318446626
14072161531318446626
[/caption]

Si Ninda yang biasanya susah banget dibangunin tidur, bisa bangun dengan hanya di guncang sekali sambil dibisikin “Banguuun” di telinganya. Dia segera paham untuk berwudhu dan bersiap sholat malam. Kemandirian sudah mulai keliatan sama Ninda, teman sedarah beda usia 9 tahun ini kadang ngerepotin dengan penyakit lupanya, tapi cukup bangga deh sama dia, pas aku seumur dia, mana berani ikut itikaf. Hehe waktu itu gak ada yang ngajakin sih *ngeles*.

Selesai sholat malam 8 rokaat dengan surat yang lumayan panjang, serta imam yang sangat fasih melafadzkannya, hingga terharu sampai sang imam terkadang bercucur airmata, terdengar dari nada suaranya.Mungkin membuat sebagian makmum ikut bercucur air mata, termasuk aku sebenarnya, walaupun gak paham seluruh artinya, paling tidak beberapa kata arab yang aku ketahui menjadi kat kunci untuk tahu kalimat Al-Quran yang dibacakan. Misalnya Q.S Ar-Rahman dengan kalimat yang berulang mengenai nikmat. “Maka Nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?” seperti kata-kata yang menggambarkan tentang neraka, tentang Surga dan lain sebagainya.

Selesai, kami menyantap makan sahur yang sudah disiapkan panitia masjid. Menyerahkan kartu registrasi, mengantri sebentar, mendapat nasi bungkus, duduk bersama, akhwat tentu dengan akhwat dan ikhwan tentu dengan ikhwan. Ini juga kali perdana melaksanakan Sahur Bareng, setelah biasanya hanya Buka Bareng yang dilaksanakan. Suatu hal yang beda, makan sahur bersama di teras masjid dengan angin jelang fajar yang menyejukkan. Efeknya ternyata Ninda berbisik : “Uni, kita sahur disini aja yok sampai akhir, disini makanannya enak.” Hehe, makanan emak lebih enak kayaknya Nda :p

Lanjut jelang subuh kami bergegas, menggosok gigi, berwudhu, jumlah peserta itikaf lumayan ramai, hingga mengantri harus kami jalani. Kemudian sembari menunggu adzan Subuh kami mengobrol sejenak, kemudian melakukan tilawah Al-Quran lagi. Adzan subuh tiba. Kami melakukan sholat subuh didalam doa Qunutnya, Imam turut mendoakan saudara-saudara di Palestine, diikuti dengan kata AAMIIN dari seluruh jamaah masjid, semoga malaikat turut meng-Aamiin-kan doa kami, Lanjut Tausyiah subuh, dari pukul 5 sampai setengah 6, tausyiah yang sangat berbobot kami nikmati, berbagai ilmu islam kami dapatkan dari ustad yang luarbiasa.

Pukul setengah 6 ceramah selesai, dilanjut bersama membaca Almatsurat, doa-doa di pagi hari, secara baik di bacakan bersama dengan seluruh jamaah sampai pukul 06.00 pagi. Pukul 06.10 ternyata sudah di jemput Ayah. Aku dan Ninda berpamitan pada kakak-kakak muslimah yang sangat baik. Sangat bersahabat dan membimbing kami.

Akhirnya dua malam kami mengikuti itikaf. Ada berbagai manfaatbermalam di masjid, teruntuk adik tercinta, Ninda. Dia mulai ada niatan dengan sendirinya mengenakan jilbab ke sekolah, mungkin termotivasi karena beberapa malam ini hanya terlihat akhwat dengan jilbab syar’i nya, no jilbab gaul apalagi Jipon (Jilbab Poni -_-), di rumah Ninda lebih banyak baca Al-Quran, mulai punya inisiatip untuk sholat wajib, biasanya disuru dulu.

Untuk aku? Ah gak usah dibilangin dah ya. Sudah terasa deh khasiatnya. Yang tadinya agak juah kini lebih mendekat, yang tadinya gak mencoba memahami, kini mulai belajar memahami dan menghayati Qalam-Nya serta berpikir terus berpikir dan bertindak, berupaya menggapai kehidupan masa depan yang kekal sebaik-baiknya.

Terimakasih. Terimakasih banyak untuk berbagai ajakan luarbiasa menuju kebaikan, semoga pahala terus mengalir pada ka Nora dan kawan-kawan. Aamiin.

[caption id="attachment_336613" align="aligncenter" width="176" caption="sumber: nongdamay.blogspot.com"]

14072159731304449977
14072159731304449977
[/caption]

*Postingan ini hanyalah postingan biasa mengenai kegiatan, selayaknya postingan lain pada akun ini, tanpa bermaksud apapun. Semoga pembaca mendapatkan informasi mengenai kegiatan itikaf dan berkenan mencoba itikaf pada 10 hari terakhir Romadhon yang akan datang. Aamiin. Semoga usia kita mencapai kembali bulan suci yang penuh ampunan tersebut. Aamiin Ya Robbal Alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun