Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi dari ICU

25 September 2014   03:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:38 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_344204" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. ICU"][/caption]

I.C.U

Jendela hijau berdecit ngilu

Tirai tertutup

Hijau memenuhi ruang

Suhu dingin mendekap tulang

Aku terjaga, melihat sekitar

Mereka bukan pasien biasa

Alat penunjang merayap di tubuhnya

Kabel-kabel tertata di badan

Pipa karet menyumbat kerongkongan

Infus terpasang, malah lebih dari satu

Mereka pejuang hidup

Dalam lelap mereka berjuang

Ada keputusan di atas Sana

Ada takdir yang akan menyapa

Kehidupan atau Kematian

Waktu akan menjawab

Tidak sia perjuangan mereka

Karena Allah Maha Pemberi Keputusan terbaik.

Tiada Sia-sia bagi hamba yang berjuang

Nb: puisi ini secara iseng dibuat oleh mahasiswa keperawatan yang sedang dinas malam di ruang ICU sebuah rumah sakit. Mahasiswa itu, aku.

[caption id="attachment_344203" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. serba hijau. ICU"]

14115657641617317431
14115657641617317431
[/caption]

Anak Pasien

Kaca panjang terbentang

Membelakangi seseorang disana

Dia terbaring dengan selangnya

Anak itu membawa balon

Tepat di gendongan sang ibunda

Dua tahun usianya

Sampai kini ia belum pernah disapa ayahnya

Anak itu ceria bermain balon ditangan

Melihat kesana kemari

Tanpa ia sadari,

Ayah kandungnya sedang berjuang

Dengan takdir ia pasrah

Ada kekuatan yang tak terlihat

Kelak dia akan tahu

Apa yang ada di hadapannya hari ini

Di balik kaca panjang ini.

Nb: puisi ini ditulis saat dinas pagi di ICU, mengamati saat jam jenguk pasien melalui kaca belakang

[caption id="attachment_344202" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. dinas malam dimalah tahun baru. istirahat bergantian, kami tak dapat mengelak hal fisiologi satu ini.. tidur."]

14115656771699510375
14115656771699510375
[/caption]

Senyap Tahun Baru

Hiruk pikuk suasana kota

Sesekali Gelapnya langit memancarkan gemerlap

Suka cita menyalakan kembang api

Menerbangkan mercon

Aku tetap datang malam ini

Aku tetap menghampiri mereka

Aku tetap menjalankan tugas

Sembari belajar mengamati mereka

Ruangan ini tetap tidak berubah

Walaupun ini malam tahun baru

Masih dingin,

Masih senyap.

Hanya denting alarm

Monitor, syringe pump

Decitan jendela hijau

Sampai engahan nafas pasien

yang kadang memburu

Malam tahun baru,

Mungkin orang diluar sana lupa

Bahwa ada mereka yang tetap sunyi

Ada mereka yang tetap konstan

Menetap di jiwa hidup namun kaku

Diluar sana ada keluarga yang nyaman bersama

Bagaimana disini?

Keluarga masih saja menunggu perkembangan

Tidur dilantai beralaskan tikar

Sambil harap-harap cemas,

Tatkala petugas ICU menghampiri

Malam tahun baru,

ICU yang dingin mengajarkan

Bahwa kesenangan dan kesulitan kadang berjajar

Tak ada yang baru di esok hari

Mereka hanya masih terus berjuang

Selamat tahun baru 2014

Para pasien,

Semoga semangat kalian menjadi baru

Berapi melawan sakit

Nb: ini puisi ditulis saat dinas di malam tahun baru 2014 di ruang ICU rumah sakit.

[caption id="attachment_344201" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Semua bisa dipelajari disini, mulai hal kecil sekalipun"]

14115656221034618894
14115656221034618894
[/caption]

Mahasiswa berjaga di ICU

Mahasiswa Keperawatan

Kami hanya beberapa disini

Memantau mereka

Memantau tekanan darah

Mengecek monitor

Mengamati syringe pump

Demi ilmu kami dipaksa kuat

Sehat tidak sehat badan kami

Kami harus menjalaninya

Mereka yang lebih membutuhkan

Kesehatan yang menurun bukan alasan

Kami masih sadar, kami masih mampu

Mereka tak bisa mengeluh

Mereka hanya diam

Mata mereka mungkin terbuka

Namun hanya bisa melirik

Kamilah yang harus ekstra memahami

Kami memang masih belajar

Dalam belajar, kami memahami

Kami tak akan nyaman dinas malam

Jika kami tak membantu memberikan asupan

Tiap beberapa jam

Ya, makanan cair yang tak lagi mereka cecap

Mereka tak merasakan apa yang baru mengalir

Aliran Naso Gastric Tube terasa hangat

Mereka hanya merasa lambungnya terisi

Sedangkan mulut dan lidah?

Penuh dengan alat bantuan nafas

Alat pelonggar jalan nafas

Kami mahasiswa keperawatan

Di lingkup inilah kelak kami berada

Merawat pasien yang sakit

Merawat mereka yang berjuang

Memahami pasien sepenuh hati

Bahkan urine mereka pun harus terpantau

Hitungan input dan output

Saturasi oksigen kadang naik turun

Kadang ada debar

Dikala irama jantung mereka berubah

Tiba-tiba takikardi

Tiba-tiba ST elevasi atau ST depresi

Bahkan nyaris Asistole pada monitor

Debar ini sering kami rasakan

Saat kakak senior berjuang mempertahankan mereka

Berusaha sebaik mungkin agar denyut kembali datang

Usaha.

Walau kadang keputusan-Nya telah bulat.

Terimakasih para pasien

Kami belajar,

memperlajari dan memahami dari kalian.

[caption id="attachment_344206" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. Memantau, mengamati :D"]

1411565937280309816
1411565937280309816
[/caption]

Nb: puisi ini tercetus saat dinas sore di ruang ICU. Mengamati diri mengamati pasien, dalam kesepahaman dari sudut pandang berbeda

[caption id="attachment_344205" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. saat lelah tak tertampung, saatnya keluar dari rutinitas sejenak"]

14115658641780395263
14115658641780395263
[/caption]

Terimakasih sudah membaca kumpulan puisi di ruang ICU. Puisi ini ditulis pada akhir tahun 2013 dan di awal tahun 2014 awal bertempat saat dinas di ruang ICU. Pasti pada nanya? “Eh lu dinas apa nyastra di rumah sakit?”  puisi ini ditulis saat senggang jaga kok, saat ada jam istirahat. Kalau tugas sudah kelar dikerjakan. Menulis adalah hiburan, refreshing, membuat tenang. Jadi jangan ragu sama hoby ini hehe, setiap orang bisa menemukan “Me Time” nya kapan saja dan dimana saja. Menjemput mood adalah syarat untuk menggerakan tangan, mengungkapkan fikiran dalam menulis. Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun