[caption id="attachment_344204" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. ICU"][/caption]
I.C.U
Jendela hijau berdecit ngilu
Tirai tertutup
Hijau memenuhi ruang
Suhu dingin mendekap tulang
Aku terjaga, melihat sekitar
Mereka bukan pasien biasa
Alat penunjang merayap di tubuhnya
Kabel-kabel tertata di badan
Pipa karet menyumbat kerongkongan
Infus terpasang, malah lebih dari satu
Mereka pejuang hidup
Dalam lelap mereka berjuang
Ada keputusan di atas Sana
Ada takdir yang akan menyapa
Kehidupan atau Kematian
Waktu akan menjawab
Tidak sia perjuangan mereka
Karena Allah Maha Pemberi Keputusan terbaik.
Tiada Sia-sia bagi hamba yang berjuang
Nb: puisi ini secara iseng dibuat oleh mahasiswa keperawatan yang sedang dinas malam di ruang ICU sebuah rumah sakit. Mahasiswa itu, aku.
[caption id="attachment_344203" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. serba hijau. ICU"]
Anak Pasien
Kaca panjang terbentang
Membelakangi seseorang disana
Dia terbaring dengan selangnya
Anak itu membawa balon
Tepat di gendongan sang ibunda
Dua tahun usianya
Sampai kini ia belum pernah disapa ayahnya
Anak itu ceria bermain balon ditangan
Melihat kesana kemari
Tanpa ia sadari,
Ayah kandungnya sedang berjuang
Dengan takdir ia pasrah
Ada kekuatan yang tak terlihat
Kelak dia akan tahu
Apa yang ada di hadapannya hari ini
Di balik kaca panjang ini.
Nb: puisi ini ditulis saat dinas pagi di ICU, mengamati saat jam jenguk pasien melalui kaca belakang
[caption id="attachment_344202" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. dinas malam dimalah tahun baru. istirahat bergantian, kami tak dapat mengelak hal fisiologi satu ini.. tidur."]
Senyap Tahun Baru
Hiruk pikuk suasana kota
Sesekali Gelapnya langit memancarkan gemerlap
Suka cita menyalakan kembang api
Menerbangkan mercon
Aku tetap datang malam ini
Aku tetap menghampiri mereka
Aku tetap menjalankan tugas
Sembari belajar mengamati mereka
Ruangan ini tetap tidak berubah
Walaupun ini malam tahun baru
Masih dingin,
Masih senyap.
Hanya denting alarm
Monitor, syringe pump
Decitan jendela hijau
Sampai engahan nafas pasien
yang kadang memburu
Malam tahun baru,
Mungkin orang diluar sana lupa
Bahwa ada mereka yang tetap sunyi
Ada mereka yang tetap konstan
Menetap di jiwa hidup namun kaku
Diluar sana ada keluarga yang nyaman bersama
Bagaimana disini?
Keluarga masih saja menunggu perkembangan
Tidur dilantai beralaskan tikar
Sambil harap-harap cemas,
Tatkala petugas ICU menghampiri
Malam tahun baru,
ICU yang dingin mengajarkan
Bahwa kesenangan dan kesulitan kadang berjajar
Tak ada yang baru di esok hari
Mereka hanya masih terus berjuang
Selamat tahun baru 2014
Para pasien,
Semoga semangat kalian menjadi baru
Berapi melawan sakit
Nb: ini puisi ditulis saat dinas di malam tahun baru 2014 di ruang ICU rumah sakit.
[caption id="attachment_344201" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Semua bisa dipelajari disini, mulai hal kecil sekalipun"]
Mahasiswa berjaga di ICU
Mahasiswa Keperawatan
Kami hanya beberapa disini
Memantau mereka
Memantau tekanan darah
Mengecek monitor
Mengamati syringe pump
Demi ilmu kami dipaksa kuat
Sehat tidak sehat badan kami
Kami harus menjalaninya
Mereka yang lebih membutuhkan
Kesehatan yang menurun bukan alasan
Kami masih sadar, kami masih mampu
Mereka tak bisa mengeluh
Mereka hanya diam
Mata mereka mungkin terbuka
Namun hanya bisa melirik
Kamilah yang harus ekstra memahami
Kami memang masih belajar
Dalam belajar, kami memahami
Kami tak akan nyaman dinas malam
Jika kami tak membantu memberikan asupan
Tiap beberapa jam
Ya, makanan cair yang tak lagi mereka cecap
Mereka tak merasakan apa yang baru mengalir
Aliran Naso Gastric Tube terasa hangat
Mereka hanya merasa lambungnya terisi
Sedangkan mulut dan lidah?
Penuh dengan alat bantuan nafas
Alat pelonggar jalan nafas
Kami mahasiswa keperawatan
Di lingkup inilah kelak kami berada
Merawat pasien yang sakit
Merawat mereka yang berjuang
Memahami pasien sepenuh hati
Bahkan urine mereka pun harus terpantau
Hitungan input dan output
Saturasi oksigen kadang naik turun
Kadang ada debar
Dikala irama jantung mereka berubah
Tiba-tiba takikardi
Tiba-tiba ST elevasi atau ST depresi
Bahkan nyaris Asistole pada monitor
Debar ini sering kami rasakan
Saat kakak senior berjuang mempertahankan mereka
Berusaha sebaik mungkin agar denyut kembali datang
Usaha.
Walau kadang keputusan-Nya telah bulat.
Terimakasih para pasien
Kami belajar,
memperlajari dan memahami dari kalian.
[caption id="attachment_344206" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. Memantau, mengamati :D"]
Nb: puisi ini tercetus saat dinas sore di ruang ICU. Mengamati diri mengamati pasien, dalam kesepahaman dari sudut pandang berbeda
[caption id="attachment_344205" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. saat lelah tak tertampung, saatnya keluar dari rutinitas sejenak"]
Terimakasih sudah membaca kumpulan puisi di ruang ICU. Puisi ini ditulis pada akhir tahun 2013 dan di awal tahun 2014 awal bertempat saat dinas di ruang ICU. Pasti pada nanya? “Eh lu dinas apa nyastra di rumah sakit?” puisi ini ditulis saat senggang jaga kok, saat ada jam istirahat. Kalau tugas sudah kelar dikerjakan. Menulis adalah hiburan, refreshing, membuat tenang. Jadi jangan ragu sama hoby ini hehe, setiap orang bisa menemukan “Me Time” nya kapan saja dan dimana saja. Menjemput mood adalah syarat untuk menggerakan tangan, mengungkapkan fikiran dalam menulis. Salam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H