Mengutip dari sindonews.com (28/2), memasuki hari kelima perang Rusia-Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kepala pertahanannya agar menempatkan pasukan nuklir pada posisi siaga tinggi dan Menteri Pertahanan Shoigu langsung menyatakan setuju.
Hal ini sebagai reaksi Putin terhadap sanksi ekonomi yang diberlakukan negara-negara barat terhadap Rusia yang disebutnya tidak sah.Â
Sementara beberapa pengamat melihat hal itu sebagai reaksi Rusia yang kewalahan menghadapi perlawanan sengit militer Ukraina yang mendapatkan pasokan senjata dari North Atlantic Treaty Organisation (NATO).
Ini menjadi peringatan keras kepada Ukraina dan negara-negara anggota NATO lainnya bahwa Rusia sudah siap siaga untuk segala kemungkinan terburuk termasuk dalam penggunaan senjata nuklir.
Apakah ini sebagai pertanda bahwa Perang Dunia III akan segera terjadi atau hanya sebagai gertak sambal Putin saja?
Sebelumnya banyak yang tidak yakin bahwa Rusia serius akan menyerang Ukraina. Namun kenyataannya Putin benar-benar mengerahkan kekuatan militernya untuk menggempur Kiev dan kota-kota penting lainnya.Â
Hal ini menegaskan bahwa Putin adalah orang yang serius dalam ucapannya, termasuk dalam kesiapsiagaannya mengerahkan pasukan nuklir. Dan sebagaimana diketahui Moskow memiliki gudang senjata nuklir terbesar di dunia dan sejumlah rudal balistik penangkis serangan nuklir.
Apakah perang nuklir akan segera terjadi sebagai penanda Perang Dunia III akan segera pecah, jawabannya ada pada respon negara-negara NATO yang beranggotakan 30 negara, mulai dari Amerika Serikat, Albania, Perancis, Inggris, Jerman hingga Turki dan Yunani.
Sekarang bola berada di tangan NATO, apakah mereka melunak dalam perundingan atau menjawab tantangan Rusia melakukan "uji kekuatan nuklir" siapa paling hebat?
Saya pikir NATO dengan kekuatan militer dan persenjataannya termasuk kekuatan nuklirnya tidak sedikitpun gentar menghadapi Rusia dan negara-negara yang mungkin bersekutu dengannya seperti RRC dan Iran.