Terhitung sudah 5 hari setelah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad berkisah di di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, soal adanya "penumpang gelap" pada Pilpres 2019. Namum hingga saat ini penumpang gelap itu belum juga terekspos ke publik.
Walaupun Dasco menyatakan bahwa ketua umum mereka telah berhasil membuat "penumpang gelap" itu gigit jari, namun publik masih bertanya-tanya, siapakah sesungguhnya penumpang gelap itu? Apakah itu oknum atau kelompok, atau sejenis makhluk gaib tak berwujud?
Atau jangan-jangan itu hanya "makhluk jadi-jadian" yang sengaja diciptakan Gerindra sebagai topeng untuk mendekati koalisi Jokowi-Ma'aruf lalu tanpa malu-malu meminta jatah kursi pimpinan MPR atau kursi menteri?
Disaat publik makin penasaran, tiba-tiba Juru Bicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak "mencuit" lewat akun Twitter-nya @Dahnilanzar untuk mengakhiri polemik, siapa sebenarnya penumpang gelap itu.Â
Dan tak tanggung-tanggung, Dahnil mencuit hingga 6 kali secara sambung menyambung dengan nada yang "tak begitu nyaring" tetapi cukup memberikan petunjuk kira-kira siapa sebenarnya penumpang gelap itu.
Pada bagian pertama sebagai pembuka, Dahnil menyampaikan maksudnya, yaitu untuk meluruskan polemik terkait istilah "penumpang gelap" yang disampaikan Dasco, atau yang sering Dahnil sebut sebagai "tukang tebeng".
1) Saya ingin meluruskan isu liar yang memunculkan Polemik belakangan ini terkait "Penumpang Gelap" yang sempat disampaikan oleh Waketum @Gerindra @Don_dasco istilah penumpang gelap juga sering saya gunakan dengan istilah tukang tebeng (Free Rider). #penumpanggelap
Di bagian kedua, Dahnil menyinggung tentang keprihatinan dan keberatan Prabowo terhadap satu pihak tapi bukan kelompok, yang menginginkan terjadi konflik pasca pilpres, tetapi menganggap konflik itu hanya colletral damage.
Sebagai tambahan dari saya sebagai penulis untuk pembaca, menurut literasi istilah collateral damage pertama kali digunakan sebagai euphemisme (ungkapan pelembut), ketika para politisi dan jenderal-jenderal Amerika Serikat di dalam Perang Vietnam, ketika Amerika Serikat membantai anak-anak dan wanita Vietnam.
2) Istilah Penumpang gelap muncul oleh Waketum @Gerindra @Don_dasco terkait dengan keprihatinan Pak @prabowo terkait dengan potensi konflik horisontal yang bisa muncul pasca Pilpres, namun ada 1 pihak, bukan kelompok, yang menganggap konflik itu hanya colletral damage, dan Pak PS keberatan itu.
Pada bagian ketiga, Dahnil menjelaskan bahwa Prabowo tidak memberikan ruang kepada 1 pihak penumpang gelap tersebut. Prabowo melakukan langkah-langkah politik "Leiden is Lijden" yang disebutnya sebagai istilah Agus Salim, yaitu Prabowo mengubur ego pribadi untuk berkuasa demi kepentingan bangsa.
3) Pak @Prabowo tidak memberikan ruang kepada 1 pihak Penumpang gelap yang dimaksud @Don_dasco dan melakukan langkah-langkah politik yang dalam istilah H Agus Salim langkah "Leiden is Lijden" (memimpin itu menderita), langkah politik yg mengubur ego pribadi pak PS, demi kepentingan bangsa.
Di bagian keempat, Dahnil menjelaskan tidak ada tuduhan terhadap kelompok semisal relawan, tokoh parpol, emak-emak sebagai penumpang gelap, tetapi penumpang gelap itu adalah satu pihak yang Prabowo keberatan atas motivasi politiknyaÂ
4) Jadi, sama sekali tidak ada tuduhan terhadap kelompok, para pihak semisal relawan, tokoh Parpol, emak-emak terkait dengan Penumpang gelap yg dimaksud Waketum @Gerindra, @Don_dasco, penumpang gelap ini adalah satu pihak yang Pak @prabowo berkeberatan dengan motivasi politik dia.
Pada bagian kelima, Dahnil kembali menegaskan sikap Prabowo, yaitu:Â
- Tidak memberikan tempat bagi pihak penumpang gelap ini mengorbankan kepentingan bangsa
- Menutup pintu dengan rapat terhadap pihak penumpang gelap ini untuk mewujudkan motivasinya
- Prabowo berdiri di atas kepentingan bangsa Indonesia
5) Pak @prabowo tidak akan pernah memberikan tempat bagi satu pihak ini mengorbankan kepentingan bangsa yang lebih besar, yang jelas pintu bagi pihak ini ditutup rapat untuk mewujudkan motivasinya. Dan Pak PS berdiri atas nama kepentingan bangsa yang lebih luas.Â