Hari ini Rabu, 24 Juli 2019, dalam waktu yang hampir bersamaan di dua tempat terpisah di Jakarta, telah berlangsung dua pertemuan politik yang mempertemukan 4 tokoh penting di negeri ini.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dijamu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dijamu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia Jakarta Pusat.
Pertemuan Megawati dan Prabowo berlangsung pukul 12.30 WIB, diawali dengan makan siang menu nasi goreng buatan Megawati Soekarnoputri. Sedangkan pertemuan Surya Paloh dan Anies berlangsung lebih awal pukul 11.50 WIB yang juga ditandai dengan acara makan siang.
Menurut Surya Paloh pertemuannya dengan Anies terjadi kebetulan dan "betul-betul kebetulan". Tetapi anehnya pertemuan tersebut seakan-akan sengaja "mencuri start", mendahului pertemuan Megawati dan Prabowo yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
***
Walaupun Surya Paloh mengaku senang dan menghormati silaturahmi antara Megawati dan Prabowo tetapi tidak bisa dipungkiri, bahwa ada aroma "ketidak senangan" yang terpancar dalam diri Surya Paloh.
Pertama gejala itu terlihat dari manuver politik Surya Paloh yang "mengumpulkan" semua ketua umum partai politik koalisi pendukung Jokowi-Ahok tanpa kehadiran petinggi PDIP.
Dan gejala kedua yang lebih jelas, terlihat dari pertemuan Surya Paloh dengan Anies Baswedan yang disebutnya "betul-betul kebetulan" tetapi membuat pernyataan politik yang sangat penting yaitu "Nasdem siap mendukung Anies maju untuk memimpin Indonesia pada 2024".
Bagi saya ini sungguh sebuah manuver yang sangat menggelikan. Anggaplah Surya Paloh tidak senang jika misalnya PDIP mengajak Prabowo dan Gerindra bergabung di pemerintahan dan legislatif. Tetapi mengapa imbasnya harus dengan mendukung Anies menjadi capres 2024?