Kelihatannya tidak logis padahal sebenarnya sangat logis. Karena secara tidak langsung mereka ingin mengatakan bahwa merekalah "trouble maker" itu.
Dahnil Anzar Simanjuntak dan Lieus Sungkharisma adalah 2 orang dari sekian banyak pendukung fanatik Habib Rizieq. Mereka ngotot agar imam besar mereka yang sekarang sedang "tertahan" di Arab Saudi, masuk dalam agenda utama rekonsiliasi Jokowi-Prabowo.
Dahnil menyebut jika rekonsiliasi politik ingin digunakan maka narasi yang paling tepat adalah memberi kesempatan kepada Habib Rizieq untuk pulang ke tanah air. Sementara Lieus menginginkan jika rekonsiliasi dilakukan maka pemulangan dan rehabilitasi nama baik Habib Rizieq adalah soal penting.
Padahal logikanya rekonsiliasi itu dimaksudkan untuk menyelesaikan ketidakharmonisan akibat pilpres. Jadi seharusnya yang rekonsiliasi adalah capres 01 dan 02, Jokowi dan Prabowo. Kemudian berimbas kepada pendukungnya, "cebong" dan "kampret". Lalu mereka kembali bersatu seperti keadaan sebelum pilpres.
Berhubung Habib Rizieq bukan capres maka secara logis dia tak perlu dikut-ikutkan dalam rekonsiliasi. Karena Habib Rizieq dan pengikutnya masuk ke dalam pendukung Prabowo, maka sewajarnyalah mereka mengikuti himbauan Prabowo terkait hal itu.
Satu hal lagi yang perlu dicatat, masalah kepergian Habib Rizieq ke Arab Saudi terjadi pada 2017 lalu. Bukan diakibatkan masalah pilpres. Tetapi dia pergi sendiri atas kemauan dan kepentingannya sendiri. Maka kepulangannya juga harus sendiri dan tidak perlu dikait-kaitkan dengan agenda rekonsiliasi.
Jika demikian masih logiskah memasukkan kepulangan Habib Rizieq dalam agenda utama rekonsiliasi Jokowi-Prabowo?
Walaupun kedengaran tidak logis tetapi sebenarnya hal itu bisa saja dibuat menjadi sangat logis. Begini penjelasannya:
Karena definisi rekonsiliasi itu adalah memulihkan kembali persahabatan ke keadaan semula, maka mungkin mereka berpikir bahwa inilah waktu yang tepat untuk memulihkan keadaan mereka. Yaitu memulangkan Habib Rizieq dari Arab Saudi sekaligus memulihkan nama baiknya. Mungkin itulah maksud rekonsiliasi versi mereka.
Mereka semakin menyadari bahwa saat ini keadaan imam besar mereka berada pada posisi yang tak menguntungkan. Dan satu-satunya yang dapat menyelesaikannya adalah campur tangan pemerintah. Maka mereka pun dalam keegoisannya bermaksud memanfaatkan momen rekonsiliasi ini.
Karena bagi pendukung fanatiknya, Habib Rizieq adalah yang terpenting dari segalanya. Jauh melebihi Jokowi dan Prabowo, juga melebihi kepentingan bangsa dan negara. Sehingga secara tidak langsung mereka ingin mengatakan, rekonsiliasi bukan masalah pilpres. Juga bukan masalah Jokowi dan Prabowo, tetapi masalah Habib Rizieq.