Dua orang teman saya berdebat. Mereka memperdebatkan: "Kompasiana itu sebenarnya memihak kepada siapa, ke Jokowi-Ma'aruf atau Prabowo-Sandi?"
Yang satu ngotot mengatakan Kompasiana memihak ke Jokowi-Ma'aruf sedangkan yang satu lagi mengatakan ke Prabowo-Sandi. Masing-masing mereka memberikan argumen untuk menguatkan pendapatnya.
Rupanya mereka berdua adalah pembaca setia Kompasiana. Paling sering mereka membuka link-nya dari fans page Kompasiana di facebook. Juga dari tautan yang sering saya bagikan di akun facebook saya. Karena kami berteman bukan hanya di dunia nyata, tetapi di dunia maya juga.
Saya biarkan saja mereka "pukul-pukulan" hingga babak belur sampai ada yang menyerah kalah. Harapan saya demikian. Tetapi rupanya tidak demikian halnya. Yang namanya debat kusir itu tidak kenal kata menyerah. Tidak mau kalah walaupun sudah sempoyongan.Â
Karena debat kusir itu ternyata bukan untuk mencari solusi atau menyingkapkan kebenaran. Tetapi mempertahankan pendapat dan egonya masing-masing. Yang dianggapnya sebagai kebenaran padahal bukan. Tanpa data tanpa fakta tetapi tetap ngotot mempertahankan pendapat masing-masing.
Kasihan juga saya melihat mereka berdua yang sudah ngos-ngosan. Pukul sana pukul sini, tidak mengena sasaran. Dan pertahanan masing-masing pun tidak kuat. Double-cover-nya begitu lemah. kuda-kudanya juga rapuh dan letoi.Â
Walaupun sudah sekarat tetapi masing-masing tetap beranggapan bahwa mereka "lebih Kompasiana daripada Kompasiana" dan "Lebih Kompasianer dari Kompasianer". Mereka lebih tahu Kompasiana memihak ke siapa. Ke Jokowi-Ma'aruf atau Prabowo-Sandi.
Sayapun datang menengahi. Bagai pasukan perdamaian PBB, saya memberi isyarat untuk tenang. Agar mereka meninggalkan panas hati yang dapat berujung pada konfrontasi fisik. Saya tahu mereka berdua tidak sedang mabuk tuak.
Itulah mengapa saya lebih berani. Karena saya menganggap mereka masih waras. Hanya saja aliran darah ke otak mereka masing-masing terlalu kencang. Sehingga kepalanya menjadi panas dan hatinya juga demikian.
"Nah, Lae kan sering juga menulis di Kompasiana. Sebagai seorang penulis, menurut Lae Kompasiana itu memihak kemana, Jokowi-Ma'aruf atau Prabowo-Sandi?" kata yang satu.