Beredar di WhatsApp dan dikuatkan oleh pemebenaras politisi Partai Demokrat (PD) Andi Arief (detik.com, 7/4/2019), Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyurati Ketua Wanhor PD Amir Syamsuddin, Waketum PD Syarief Hasan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan.
Surat tertanggal 6 April 2019 itu pada intinya ingin menyampaikan bahwa set up atau run down tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum  di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif
SBY menegaskan bahwa kampanye nasional harus mencerminkan kebhinnekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. Unity in diversity.Â
Harus dicegah segala bentuk demonstrasi apalagi show of force identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem.Â
SBY juga mengingatkan bahwa pemilihan presiden yang segera akan dilakukan pada 17 April 2019 nanti adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal set up-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap "Semua Untuk Semua" , atau All For All.
SBY tidak setuju jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'. Bagi Partai Demokrat sebagai partai Nasionalis-Relijius, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati. Tidak boleh NKRI menjadi Negara Agama ataupun Negara Komunis. Indonesia adalah 'Negara Pancasila' dan juga 'Negara Berke-Tuhanan'.
Untuk itu SBY meminta kepada Amir Syamsuddin, Syarief Hasan dan Hinca Pandjaitan agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto sebagai capres yang diusung Partai Demokra, mengenai poin-poin dalam surat tersebut.
***
Setelah empat setengah tahun SBY tidak lagi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, baru kali ini saya lihat beliau menunjukkan jiwa kenegarawanannya yang sangat luar biasa.
Kata-katanya begitu adem dan menyejukkan bagai oase di gurun pasir. Ditengah-tengah semakin memanasnya suhu politik antara kedua kubu 01 dan 02, SBY memberikan nasihat yang menyejukkan bahwa:.