Dalam acara Debat Keempat Pilpres 2019 yang berlangsung malam tadi di Hotel Shangri-La, Jakarta (Sabtu, 30/3/2019), ada sebuah momen yang menggelitik ketika Prabowo marah kepada penonton yang tertawa saat beliau menyinggung soal lemahnya dan rapuhnya pertahanan negara Indonesia.
Sebelumnya Prabowo mengatakan pengalamannya ketika masih aktif berdinas di militer, bagaimana Panglima ABRI/TNI sering memberikan laporan yang menyenangkan atasan "Asal Bapak Senang" atau yang lazim disebut ABS.
"Budaya ABS banyak, Pak. Kalau ketemu Panglima, siap Pak, aman, Pak, terkendali, Pak. Radar cukup, Pak. Pak, tidak benar, tidak benar. Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini budaya Indonesia, ABS. Jadi mohon kita kaji pertahanan sangat penting, kita tidak mau mengancam siapa pun, tapi kita lemah, Pak," kata Prabowo kepada Jokowi.
Kemudian Prabowo meyakinkan Jokowi bagaimana rapuhnya dan lemahnya pertahanan negara kita tanpa bermaksud menyalahkan Jokowi dengan mengatakan:
"Saya mohon Pak, bukan menyalahkan. Saya berpendapat, kekuatan pertahanan kita sangat rapuh, sangat lemah. Bukan salah Bapak, salah enggak tahu saya. Elit," kata Prabowo.
Tak lama setelah mengutarakan kekuatiran yang sangat mendalam tersebut lalu terdengar tawa dari beberapa penonton debat. Mendengar penonton tertawa, Prabowo penasaran dengan maksud tawa penonton tersebut lalu bertanya dengan nada meninggi:
"Yang ketawa, kenapa kalian ketawa? Pertahanan Indonesia rapuh, kalian ketawa, lucu ya. Kok lucu?," kata Prabowo
Hahahaha.... Menyaksikan tingkah aneh Prabowo tersebut lewat layar kaca, saya pun ikut tertawa. Saya tertawa bukan karena mentertawakan betapa rapuhnya dan lemahnya pertahanan keamanan negara kita. Tetapi saya tertawa karena Prabowo memang lucu dan layak ditertawakan.
Tanpa bermaksud sok tahu isi hati penonton debat yang tertawa di studio, izinkan saya mewakili mereka, mengapa kami sama-sama tertawa mendengar narasi Prabowo tersebut.
Pertama, karena Prabowo terlalu merendahkan dan meremehkan kemampuan pertahanan keamanan negara kita dengan menyebutnya "sangat rapuh dan sangat lemah".Â
Prabowo tidak percaya kepada kekuatan TNI kita, kepada kemampuan fisik, pengetahuan dan peralatan persenjataan mereka.
Sebagai warga negara Indonesia sekalipun saya rakyat biasa yang tidak mengetahui seluk beluk pertahanan keamanan tetapi saya terlalu yakin pertahanan keamanan kita tidak seperti yang dimaksudkan Prabowo.
Prabowo sedang membangun narasi "pesimisme dan melowisme" yang seakan-akan pertahanan keamanan kita sedang berada pada titik kritis yang sangat mengkuatirkan. Jelas itu salah dan terlalu berlebihan.
Kedua, secara tidak langsung Prabowo ingin mengatakan bahwa Panglima ABRI/TNI sebelumnya dan yang sekarang "tidak becus" mengurusi pertahanan dengan memberikan "laporan palsu" atau laporan ABS kepada presiden sebelum-sebelumnya dan sekarang kepada Jokowi.
Sebagai seorang militer yang kemudian karirnya kandas di tengah jalan dengan pangkat letnan jendral, Prabowo sangat tidak etis memberikan penilaian seperti itu. Pernyataan tersebut akan dinilai penonton sebagai bagian dari sakit hati karena dia "dipaksa" harus berhenti pada puncak karirnya karena dianggap tidak patuh.
Ketiga, karena Prabowo berlatar belakang militer sedangkan Jokowi tidak, Prabowo ingin mengatakan kepada Jokowi dan penonton di seluruh Indonesia bahwa dialah yang paling tahu semuanya mengenai pertahanan keamanan sedangkan Jokowi tidak.
Merasa di atas angin, Prabowo ingin menggurui Jokowi dan meyakinkan penonton di seluruh Indonesia bahwa Jokowi seakan-akan tidak tahu-menahu mengenai betapa lemahnya dan rapuhnya pertahanan keamanan negara kita.
Bukankah semuanya itu lucu?
Hahahaha... Bagi saya dan beberapa penonton di studio tentu saja itu lucu. Karena Prabowo mencoba menggurui Jokowi dengan emosional. Karena Prabowo meremehkan kemampuan pertahanan keamanan negara kita. Karena Prabowo meremehkan Panglima ABRI/TNI kita dulu dan sekarang. Karena Prabowo tidak percaya dengan kekuatan TNI kita.
Mengapa mantan Danjen itu sangat pesimis dengan kemampuan TNI kita? Apakah dia sakit hati karena diberhentikan dipuncak karirnya? Hahahaha... Itu tidak etis dan itu lucu...
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H