Isu mengenai membengkaknya utang Indonesia di masa pemerintahan Jokowi, sering dijadikan Prabowo dan pendukungnya untuk menyerang pemerintah. Bahkan Capres Prabowo menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai menteri pencetak utang.
Menurut Prabowo, utang pemerintah, BUMN dan lembaga keuangan lainnya serta utang swasta jika dijumlahkan seluruhnya sudah mencapai 9.000 triliun rupiah dan sudah berada dalam kondisi yang membahayakan (liputan6.com, 25/6/2018)
Benarkah demikian?
Bank Indonesia (BI) merilis jumlah Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia untuk periode Agustus 2018, tercatat sebesar US$ 360,72 miliar, yang terdiri dari utang pemerintah pusat sebesar US$178,12 miliar, utang bank sentral sebesar US$3,18 miliar dan utang swasta sebesar US$179,42 miliar.
Jika dibandingkan dengan negara-negara pengutang terbesar di dunia, utang Indonesia terbilang masih relatif rendah. Berdasarkan data yang tertera di www.visualcapitalist.com, negara adidaya Amerika Serikat berada di peringkat teratas dari 5 negara pengutang terbesar di dunia dengan total utang mencapai US$19.947 miliar. Disusul pada posisi kedua hingga kelima, Jepang US$11.813 miliar, China US$4.976 miliar, Italia US$2.454 miliar, dan Perancis US2.375 miliar. Berikut daftarnya: Â
![Tangkapan layar dari www.visualcapitalist.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/02/21/img-20190221-141340-5c6e5b60bde575692c2f6383.jpg?t=o&v=770)
![Tangkapan layar dari www.visualcapitalist.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/02/21/img-20190221-141406-5c6e63edbde5755b3d4cdada.jpg?t=o&v=770)
(RS)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI