Oh, masih ingin diusulkan dan belum diusulkan to? Artinya masih pra-wacana dan belum wacana. Masih ingin dimasak, dan belum tahu bisa matang kalau nantinya tidak jadi dimasak?
Koordinator juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak pun turun gunung mencoba meluruskan. Dalam program aksinya, pasangan nomor urut 02 itu mendorong adanya standar minimum gaji guru. Dengan demikian, ke depan, tak ada lagi guru honorer dan non-PNS yang digaji tak layak.
Hahahaha... Kalau-kalau hanya ngomong yang seperti itu mah, siapa pun bisa. Maksud saya, kalau niatnya memang benar-benar ingin menaikkan kesejahteraan guru menjadi Rp 20 juta per bulan, coba hitung dulu jumlah seluruh guru di Indonesia, kemudian bandingkan dengan APBN kita.
Dan kalau misalnya tidak cukup, bagaimana cara untuk mendongkrak APBN? Apakah dengan cara tidak melakukan impor apa-apa dari negara lain sehingga uang yang diperuntukkan untuk membayar impor itu dibuat untuk membayar gaji guru?
Berhubungan dengan "tidak mengimpor apa-apa", Mardani justru menyebutkan akan mengimpor guru-guru berkualitas dari Eropa dan negara-negara maju dan menyekolahkan guru-guru dari Indonesia ke luar negeri, apakah ini juga hanya rencana grasa-grusu?
Ya, sudahlah. Saya hanya mau mengingatkan. Jika Anda gagal dalam merencanakan sesuatu maka Anda sedang merencanakan sebuah kegagalan. Itu saja.
(RS)
Sumber:
Detik.com
Kompas.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI