Sebagai guru, saya merasa bahwa Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi telah mempermainkan isu kesejahteraan guru demi kepentingan politik.Â
Rencana akal-akalan mereka yang tidak matang dan koordinasi di antara mereka yang tidak kompak mengenai kenaikan gaji guru, dengan jelas memperlihatkan bahwa itu semua hanyalah candaan yang terlalu dibuat-buat seakan-akan serius.
Mengapa saya sebut demikian?
Niat mereka yang ingin menarik suara guru di Pilpres 2019 nanti lewat isu menaikkan gaji guru menjadi Rp 20 juta per bulan, ternyata langsung terbaca dengan jelas ketika mereka saling membantah satu sama lain.
Jelas janji dan rencana itu hanya iming-iming dan omong kosong belaka dari pemikiran yang grasa-grusu dalam upaya membodohi guru atas nama kesejahteraan. Apakah mereka ingin menipu guru yang pernah mendidik mereka? Dan apakah guru sebodoh itu mau dengan mudah ditipu dengan janji-janji manis yang tidak logis?
Dari berita yang saya rangkum dari berbagai sumber, tergambar dengan jelas adanya ketidakkompakan yang sangat mendalam di antara mereka mengenai rencana mulia ini. Ucapan mereka tidak sinkron satu sama lain dan cenderung berubah-ubah ketika ketahuan tidak saling berkaitan.
Mardani Ali Sera menyebutkan jika Prabowo-Sandi kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden maka mereka akan menaikkan gaji guru hingga Rp 20 juta/bulan dengan persyaratan ini dan itu demi mendapatkan guru yang berkualitas tinggi.
Sementara Cawapres Sandiaga Uno mengatakan timnya sedang menghitung cukup-tidaknya jika gaji untuk guru dinaikan. Dia mengatakan kenaikan gaji guru jangan sampai memberatkan anggaran. Artinya gaji guru di angka Rp 20 juta itu bukan merupakan hasil hitungan tim.
Lain lagi dengan Capres Prabowo. Beliau membantah pernyataan tim suksesnya Mardani Ali Sera soal menaikkan gaji guru Rp 20 juta. Menurutnya, janji tersebut tidak sesuai dengan kondisi keuangan negara saat ini. Dan Prabowo menjelaskan tidak ingin membohongi rakyat dengan umbar janji politik.
Kalau Prabowo tidak ingin membohongi rakyat, sementara menurut Sandi masalah gaji itu masih dihitung tim, mengapa Mardani Ali Sera sudah terlanjur meneriakkannya di media?
Sebagaimana biasa Mardani pun meralat ucapannya dan menjelaskan bahwa dia ingin mengusulkan kepada Prabowo-Sandi agar lebih mengapresiasi guru Indonesia. Hal itu dengan harapan menarik minat guru-guru terbaik untuk mengajar di Indonesia. Artinya ini adalah usulan pribadi dan bukan rencana tim.