Yang menang tidak boleh mengejek yang kalah demikian juga yang kalah tidak boleh melakukan tindakan-tindakan tak sportif dengan menyerang pihak yang menang sebagai bentuk tidak mau menerima kekalahan.
Tetapi di luar keempat hal yang disebutkan di atas, ada satu hal yang sangat penting Anda ketahui, yaitu: ketika lawan Anda sudah tak berdaya lagi, jangan sekali-kali memukulnya (sekalipun aturan masih membolehkannya) hanya untuk memuaskan hasrat Anda.
Ketika pukulan upper-cut Anda telak mengenai rahangnya dan membuatnya sempoyongan dan pasti akan jatuh tersungkur, tahan hasrat Anda untuk memberikan jab atau stright kedua atau ketiga Anda.
Biarkan dia jatuh sendiri. Dan ketika wasit memberi isyarat bahwa dia sudah kalah knock-out, segera dekati dia, rangkul dia untuk menunjukkan rasa simpati Anda.
Ingat, dia lawan Anda tetapi bukan musuh Anda. Kalian berdua adalah rekan seprofesi yang sedang bertarung untuk memperebutkan yang terbaik diantara yang terbaik.
Tidak hanya dalam Ring Tinju, hal seperti ini juga seharusnya diterapkan dalam Ring Politik.Â
Politik itu seharusnya mempunyai aturan dan etika yang walaupun tidak harus diikuti tetapi oleh-oleh orang-orang yang bermartabat seharusnya dijunjung tinggi.
Jika lawan politik Anda sudah jatuh tak berdaya, jangan memukulnya lagi hanya untuk untuk melampiaskan hasrat Anda.Â
Hal itu bisa menjadi bumerang yang dapat membunuh karir Anda di mata publik. Ketika Anda memukul lawan yang sudah tak berdaya, Anda adalah seorang politisi yang tidak bermartabat.
(RS)