Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais Ngomong Lagi, Kali Ini Tentang 4 Dajjal

10 September 2018   15:39 Diperbarui: 10 September 2018   15:52 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali Amien Rais ngomong, maka akan sulit untuk dihentikan. Setelah mengatakan bahwa omongan politisi, surveyor, kiai, omongan profesor botak dan tidak botak itu tidak ada gunanya (newsdetik.com, 9/9/2018), kali ini Amien Rais berbicara tentang 4 dajjal, usai acara deklarasi Prabowo-Sandi di Jalan Bangka IX, Kemang, Jakarta Selatan.

"Yang kita hadapi, bukan rezim yang sekarang berkuasa ini. Kalau ini relatif mudah tapi belakang ini ada dajjal ekonomi, dajjal politik, dajjal militer, dajjal intelijen. Ini yang saya kira ini mengintai negeri kita ini untuk di caplok", kata Amien Rais di rumah Komjen (Purn) Noegroho Djajoesman di Jalan Bangka IX, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (newsdetik.com, 9/9/2018).

Mengapa Amien Rais menganggap rezim yang sedang berkuasa sekarang ini sebagai musuh? Dan siapakah dajjal ekonomi, dajjal politik, dajjal militer dan dajjal intelijen,yang dimaksudkan Amien Rais, sedang mengintai negeri kita untuk di caplok?

Sebenarnya omongan Amien Rais ini tidak ada gunanya untuk didengar dan ditanggapi. Omongan politisi, profesor botak dan tidak botak, yang tidak konsisten dan ngawur sama sekali tidak ada gunanya dan tidak perlu ditanggapi.

Tetapi saya menjadi teringat kepada seorang rekan guru yang entah mengapa tiba-tiba mengalami gangguan jiwa. Beliau sering berhalusinasi dan menunjukkan rasa kecemasan yang sangat mendalam. Beliau sering meracau dan ngomong yang aneh-aneh dan tidak masuk di akal. Dan demi kesembuhan, beliau pun dibawa berobat ke kota lain ke sebuah tempat pengobatan alternatif.

Di suatu siang dari tempat beliau dirawat, istrinya menelepon kepada kami di sekolah. Istrinya mengatakan bahwa suaminya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting kepada kami. Kami para guru-guru pun dengan prihatin dan rasa deg-degan bertanya-tanya dalam hati, hal apa gerangan yang akan beliau sampaikan. Apakah beliau ingin menyampaikan pesan-pesan terakhir? 

Kamipun merasa sedih dan penasaran. Kami mengelilingi sebuah meja pingpong yang ditengahnya diletakkan sebuah hand phone yang speakernya diaktifkan agar kami dapat sama-sama menyimak isi pesan-pesan dari rekan kami tersebut, yang kurang lebih isinya sebagai berikut:

"Kalian semua guru-guru di sekolah ini harus bersatu dan jangan ada perpecahan. Tolong anak-anak diawasi dan dijaga karena siang ini sekolah kita akan diserang oleh empat pasukan serdadu kerajaan bersenjata pedang lengkap dengan perisai, dari empat penjuru mata angin. Bersatulah dan jangan takut, kalian pasti dapat menghadapinya"

Dan setelah beliau menyampaikan pesan tersebut melalui "telekonferensi" dan setelah telepon ditutup, kami pun saling berpandangan satu sama lain lalu tertawa terbahak. Kami tidak kuasa menahan tawa setelah mendengar pesan-pesan tersebut. Kami pun bercanda sambil mempersiapkan lembing dan cakram yang ada disekolah untuk berjaga-jaga. Dan sampai kami pulang, serdadu-serdadu kerajaan itu tidak pernah menyerang hingga hari ini.

Tetapi syukurlah, rekan kami tersebut sekarang sudah sembuh dan mudah-mudahan sampai seterusnya tidak pernah lagi kumat. Tetapi tak seorang pun dari kami berani bertanya tentang keakuratan dan keabsahan dari pesan-pesannya tersebut. Kami takut kalau-kalau dia tersinggung lalu kumat lagi. Bahaya, bukan?

Tetapi apakah ada hubungan antara 4 dajjal yang sedang mengintai dan ingin mencaplok Indonesia versi Amien Rais dengan serdadu kerajaan yang ingin menyerang sekolah kami dari 4 penjuru mata angin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun