Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Naluri Membunuh

21 Mei 2018   13:50 Diperbarui: 21 Mei 2018   14:15 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok : bintang.com)

Setelah kakek tiada, aku baru sadar. Pernah tak sengaja aku menghajar teman karena sudah kelewat batas, pelan saja. Dia jatuh pingsan. Teman-temanku mengerumuniku, bukan untuk mengeroyok aku. Tetapi karena mereka mau menolong korban agar tidak mati. Agar aku tidak masuk neraka. Tidak masuk penjara jahanam.

Semua teman-temanku berkata. "Jika kamu marah, biarlah kami mengikat kedua kakimu. Memborgol kedua tanganmu. Agar kamu tidak membunuh. Agar kamu tidak masuk penjara, neraka jahanam itu. Kamu memiliki naluri membunuh yang sangat tinggi", nasihat mereka.

Semenjak itu aku mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan aku pun menjadi orang yang sangat sabar. Bahkan ketika seseorang meludahi mukaku sekalipun, aku tetap sabar. Bukan karena aku takut. Aku tidak takut apapun dan dengan siapa pun. Aku hanya takut Gusti Allah. Aku takut neraka. Takut penjara jahanam. Karena aku memiliki naluri membunuh....

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun