Pasca rusuh teroris di Mako Brimob Kelapa Dua dan peristiwa teror bom di 3 Gereja di Surabaya, tidak sedikit komentar-komentar miring di media sosial yang mengatakan bahwa kedua peristiwa tersebut hanya rekayasa dan pengalihan isu.
Misalnya FSA yang merupakan seorang PNS yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Kayong Utara, menulis status analisisnya, yaitu tragedi bom Surabaya adalah rekayasa pemerintah.
"Sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. Sekali ngebom:Â 1. Nama Islam dibuat tercoreng ; 2. Dana triliunan antiteror cair; 3. Isu 2019 ganti presiden tenggelam. Sadis lu bong... Rakyat sendiri lu hantam juga. Dosa besar lu..!!!" tulis FSA, dalam akun Facebook bernama Fitri Septiani Alhinduan.
Pengguna media sosial Diana Nadia juga dalam akun facebooknya memposting kalimat provokatif, "Bom di gereja di Surabaya cuman pengalihan isu...Stay focus #2019GantiPresiden #212ThePowerOfLove,".
Dan masih banyak lagi komentar-komentar miring dari oknum-oknum yang tidak mempunyai hati nurani dan anehnya mereka rata-rata adalah orang-orang berpendidikan bahkan tidak sedikit yang merupakan pejabat penting di negeri ini.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD lewat akun twitternya @mohmahfudmd, Senin (14/5) mengecam siapa saja yang yang menyebutkan kasus terorisme tersebut hanyalah rekayasa.
"Sama biadabnya dgn teroris mereka yg mengatakan teror2 yg terjadi di Depok, Surabaya, dan Sidoarjo merupakan rekayasa aparat. Mereka tak berempati sama sekali, berhati srigala".
Bagi Anda yang masih  menganggap bahwa aksi terorisme di Indonesia hanya sebagai rekayasa dan pengalihan isu, inilah pesan Ali Imron eks teroris di acara Indosiar Lawyer Club,  yang dikutip ulang dari TRIBUNPEKANBARU.COM:
-----------------------------
"Janganlah memberi angin pada para teroris dengan pernyataan-pernyataan yang sebenarnya nggak penting," ucapnya dalam tayangan Indonesia Lawyer Club Selasa lalu (15/5).
"Misalnya ada aksi dan justru menyalahkan Densus 88 akhirnya teroris seperti itu, ketika nanti kamu mengatakan seperti itu, teroris nanti kipas-kipas, karena merasa dibantu, merasa didukung, nah ini jangan," lanjutnya.