"TUHAN....! TUHAN sudah salah, seharusnya TUHAN berbuat begini... sepaya begini... lalu begini... maka akan begini... sehingga semuanya akan lebih baik dan tidak akan terjadi seperti ini. Kalau memang TUHAN 'tidak mau' atau 'tidak sanggup' melakukan seperti yang aku mau maka aku akan melakukannya sendiri dengan caraku"
Jika kita mendengar orang lain berdoa seperti ini maka dengan spontan kita akan emosi dan marah. "Siapa loe berani-beraninya 'mengajari' dan 'mengatur' TUHAN? Apa hebatnya loe sehingga loe 'memaksa', TUHAN?"
Tapi sadarkah kita bahwa dalam perilaku kita sehari-hari sering melakukan kesalahan-kesalahan seperti itu? Kita sering 'memaksa' TUHAN, kita sering 'mengajari' TUHAN, kita sering 'mengatur' TUHAN dan kita memerintah TUHAN untuk tunduk kepada aturan yang kita buat.
TUHAN adalah pencipta dan penguasa alam semesta dan kita adalah salah satu dari sekian juta milyar ciptaanNya. Dari sekian banyak ciptaanNya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna sebagai ciptaan walaupun manusia itu sendiri tidak ada yang sempurna. TUHAN begitu mengasihi kita walaupun sebenarnya kita berasal dari debu.
Kita harus tunduk sepenuhnya kepada TUHAN semesta alam, mengikuti aturanNya bukan aturan kita. Mengikuti kehendakNya bukan kendak kita. Belajar dari perintah-perintahNya bukan membuat perintah kita sendiri.
Jangan kehendakku ya TUHAN tetapi kehendakMu lah yang jadi.
"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal"
Pancur-Lingga Utara, 11/05/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H