Di balik Kekalahan, ada kemenangan. Di balik suka, ada duka. Setiap ada kegembiraan, pasti ada kesedihan. Dan setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Dini hari tadi klub raksasa Barcelona FC berhasil mengunci gelar La Liga ke-25 pada pekan ke-34 atau 4 pekan lebih cepat dari seharusnya. Dan ini adalah gelar ke-2 Barcelona musim ini setelah sebelumnya mempersembahkan gelar Copa Del Rey yang ke-30.
Pertandingan ke-34 Barcelona dini hari tadi dihelat di Estadio Municipal de Riazor, kandang Deportivo La Coruna. Disaksikan sekitar 25.721 penonton, tuan rumah Deportivo La Coruna dipaksa menyerah dengan skor 2-4.
Mega bintang Lionel Messi berhasil menambah pundi-pundi golnya menjadi 32 gol setelah mencetak hat-trick pada menit ke-38, 82 dan 85. Sedangkan gol pembuka Barcelona dicetak pada menit ke-7 oleh Philip Coutinho.
Sebenarnya Super Devor sempat memperkecil kekalahan pada menit ke-40 menjadi 1-2, bahkan sempat menyamakan skor menjadi 2-2 pada menit ke-64. Tetapi magic Messi memupus harapan Super Devor untuk bermain imbang setelah mencetak 2 gol penutup di 10 menit terakhir.
Tentu saja kemenangan ini membawa sukacita besar bagi Barcelona dan seluruh fans-nya. Gelar La Liga ke-25 adalah impian setiap klub sepakbola di Spanyol.
Tetapi kali ini tidak. Barcelona bersuka tetapi mereka juga berduka. Mereka bergembira tetapi mereka juga sedang bersedih. Mereka tertawa tetapi mereka juga mencucurkan air mata. Barcelona menangis.
Barcelona bersama fans-nya menangisi ke-2 piala yang baru saja direbut. Kedua piala tersebut seakan-akan tidak mampu menghibur mereka atas kepergian legenda Andres Iniesta yang akan hengkang dari Camp Nou untuk selamanya.
Sepanjang Karirnya bersama Barcelona, Iniesta telah bertanding 670 kali dengan menyumbang 57 gol dan 141 asis. Dan tak tanggung-tanggung, Trofi Iniesta bersama Barcelona sudah berjibun dengan rincian La Liga (8), Copa del Rey (6), Supercopa de Espana (7), Liga Champions (4), Piala Super Eropa (4), dan Piala Dunia Antarklub (3). Sebuah pencapaian yang fantastis.
Ini juga merupakan sebuah perpisahan yang sangat menyedihkan. Pemain sekomplit Iniesta mungkin tidak akan lahir 100 tahun sekali. Bahkan untuk Barcelona kehilangan pemain sekelas Iniesta adalah untuk selamanya dan tidak akan tergantikan sepanjang zaman.