Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tujuan" Einstein dan "4 Sebab" Aristoteles

29 April 2018   21:42 Diperbarui: 18 Agustus 2019   07:08 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : Pinterest.com

Betapa pentingnya merumuskan dan menghayati sebuah tujuan, karena tanpa tujuan semua yang kita lakukan akan sia-sia. Memahami dari mana kita berasal dan kemana harus menuju adalah rumusan tujuan hidup kita yang sesungguhnya(RS)

Ketika mengunjungi sebuah toko buku di Medan kira-kira 20 tahun silam, saya membaca sebuah buku yang halaman depannya sangat menarik perhatian saya. Judulnya saya sudah lupa, tetapi temanya menekankan betapa pentingnya sebuah tujuan, jauh melebihi kepercayaan, hukuman atau besarnya biaya yang harus ditanggung.

Di halaman pertama buku tersebut diselipkan sebuah ilustrasi mengenai keresahan "sang jenius" Albert Einstein karena kehilangan tiket kereta api ketika bepergian dari satu kota ke kota lain di Jerman. Begini kisahnya:

Suatu hari dalam rangkaian tugasnya, Albert Einstein berangkat ke sebuah kota di Jerman, menggunakan kereta api. Einstein memilih transportasi ini karena beliau dapat melakukan berbagai aktivitas disana seperti membaca buku dan menulis ide-ide yang muncul dari dalam kepalanya.

Seperti biasa di tengah perjalanan, kondektur mendatangi kursi penumpang satu per satu untuk memeriksa apakah mereka memiliki karcis atau tidak. Namun ketika sampai ke kursi Einstein, sang jenius tersebut terlihat seperti orang kebingungan. Masalahnya adalah karena Einstein tidak dapat menunjukkan karcisnya.

Einstein yang terkenal pelupa itu, berusaha menemukan tiketnya yang terselip entah dimana. Ia memeriksa saku baju, celana dan tasnya, namun ia tidak berhasil menemukan karcisnya yang hilang.

Seketika itu juga sang kondektur mengenali bahwa pria yang berada di hadapannya adalah seorang jenius terkenal, lalu berkata: "Oh, Prof Einstein, saya tahu siapa Anda, saya percaya pada Anda. Jangan kuatir, Anda tidak perlu menunjukkan tiket Anda." Setelah berkata demikian, kondektur itu berlalu ke kursi berikutnya untuk memeriksa penumpang lainnya.

Konon katanya, seorang penumpang yang kedapatan tidak memiliki karcis pada saat pemeriksaan, akan didenda 25 kali lipat dari harga tiket terjauh dan jika tidak bisa membayar akan dilemparkan dari dalam kereta yang melaju dengan cepat. Hehehe...

Beberapa menit kemudian saat kondektur itu kembali lagi dengan kantong yang penuh potongan tiket, melihat Einstein masih terus berusaha mendapatkan tiketnya, bahkan merangkak hingga ke bawah kolong kursinya.

Kondektur itu kemudian membungkuk dan berusaha meyakinkan Einstein: "Prof, duduklah! Kami tidak mempermasalahkan tiket Anda, kami mempercayai Anda dan Anda tidak perlu membayar denda.

Seketika Einstein berhenti dan memelototi kondektur itu lalu berkata: "Hei anak muda, ini bukan masalah kepercayaan atau hukuman, ini masalah tujuan. Saya mencari tiket saya karena saya tidak tahu akan turun dimana. Kota tujuan saya tertera dalam tiket itu", sahut Einstein setengah emosi. Dan kondektur tersebut pun berlalu menahan tawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun