Bagi saya tidak ada kekalahan yang lebih memuakkan daripada kekalahan Juventus dini hari tadi. Si Nyonya Tua kembali harus "ditelanjangi" Ronaldo Cs dengan skor telak 0-3 di kandangnya sendiri disaksikan puluhan ribu fans fanatiknya.
Setelah dihajar 1-4 oleh tim yang sama pada babak final Liga Champions 2016/2017 lalu, nampaknya Ronaldo Cs belum puas menjadikan gawang si Nyonya Tua yang dijaga si "veteran" Buffon menjadi bulan-bulanan. Terhitung sudah 9 gol dilesakkan Ronaldo seorang diri ke gawang Juventus termasuk gol salto-nya yang sangat indah pada menit ke-72 dini hari tadi.
Gol kemenangan El-Real, masing-masing ditorehkan oleh Ronaldo pada menit ke-3 dan ke-64 dan kemudian disempurnakan oleh pemain "sayap kiri" Marcelo pada menit ke-72, membuat si Nyonya Tua benar-benar kehilangan wibawanya di hadapan pendukungnya.
Pertandingan ini semakin menguatkan bahwa Liga Seri-A Italia belum ada apa-apanya dibandingkan La Liga Santander Spanyol. Terbukti dengan diacak-acaknya pertahanan si Nyonya Tua pemegang Scudetto 6 kali berturut-turut, oleh penghuni peringkat ke-3 klasemen sementara La Liga Santander Spanyol musim ini.
Sebenarnya dini hari tadi saya sangat berharap si Nyonya Tua dapat membalaskan dendamnya atas kekalahan memalukan 1-4 dari El-Real pada babak final Liga Champions pada musim lalu.Â
Tujuannya adalah untuk mematahkan dominasi El-Real di Liga Champions yang telah mengoleksi "Duo-decima" atau gelar ke-12 yang sudah tidak terkejar oleh tim-tim Liga Eropa lainnya, sekaligus menaikkan pamor Liga Seri-A Italia yang sudah terpuruk jauh dari La Liga Santander Spanyol, Barclays English Primer League, Bundesliga Jerman bahkan oleh League One Perancis.
Tetapi nampaknya harapan itu tidak mungkin tercapai paling tidak pada musim ini. Sekalipun bola itu bundar, sangat mustahil bagi si Nyonya Tua untuk dapat mengalahkan El-Real di atas 4 gol dengan kemenangan agregat minimal selisih 1 gol. Apalagi pertandingan leg ke-2 itu harus di lakoni di Santiago Bernabeu, kandang kebanggaan El-Real.
Takdir paling menyakitkan yang harus diterima si Nyonya Tua dini hari tadi adalah, mereka harus kehilangan "Mega Bintang" mereka Paulo Dybala karena harus menerima kartu merah akibat dari akumulasi dua kartu kuning yang diterimanya. Hal itu menegaskan bahwa Dybala tidak boleh memperkuat si Nyonya Tua tua pada leg kedua nanti.
Ini sungguh menyakitkan dan memalukan Nyonya Tua, selamat tinggal dan damailah di alam sana....
Addio-veccediamo....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H