Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mencari Pembaca Ke-100

7 Februari 2018   15:23 Diperbarui: 7 Februari 2018   22:22 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : 123rf.com

Terinspirasi dari tulisan Kompasianer Senior, Mas Susy Haryawan yang mendapat predikat sebagai penulis terpopuler bulan Januari 2018 lalu, yang berjudul:  "Kompasiana dan Hits" (07/02/2018), pada paragraf pertama disebutkan "... kini Kompasiana bak redup, artikel paling ramai dengan tema panas, di terpopuler pun jarang yang sampai seribu..."

Dan saya coba searching di pencarian Kompasiana tentang jumlah pembaca terbanyak untuk satu artikel Kompasiana, saya kaget, kagum sekaligus iri dan agak kurang percaya diri melihat artikel yang berjudul: "Ramalan Jusuf Kalla: Jika Jokowi Jadi Presiden, Bisa Hancur Negara ini, Akhirnya Terbukti".

Sampai hari ini Rabu 07/02/2018, artikel tersebut sudah dibaca 368.878 kali dan di-rating sebanyak 76 orang sejak ditulis tanggal 07 Desember 2015 yang lalu. Tidak hanya itu pemilik akun Kompasiana bernama: Asaaro Lahagu tersebut memiliki catatan statistik yang luar biasa. Dari 244 tulisanny, telah dibaca 5.740.054 kali, di-rating sebanyak 6336 kali dan dikomentari sebanyak 6.129 kali.

Sebenarnya saya ingin mem-follow beliau agar saya dapat belajar banyak dari beliau bagaimana cara menulis yang baik untuk mendapatkan perhatian pembaca sebanyak-banyaknya. Tetapi sepertinya beliau tidak aktif lagi menulis sejak 29 Desember 2016 yang lalu.

Bandingkan dengan akun saya Rintar Sipahutar, yang sudah menulis sebanyak 99 artikel hingga artikel ini diterbitkan dan baru dibaca 51.188 kali, rating 98 kali dan dikomentari sebanyak 136 kali. Dan bahkan ada beberapa artikel saya beberapa hari ini sepi pengunjung dan hampir dikatakan tidak laku, masih terus merangkak mencari "pembaca yang ke-100".

Saya bisa mengerti "kegalauan" Mas Susy Haryawan pada artikelnya tersebut. Seorang penulis akan lebih bersemangat menulis apabila tulisannya bermanfaat bagi orang lain dan salah  satu indikatornya adalah tulisannya dibaca pembaca sebanyak mungkin. Apabila tulisannya sepi peminat, tentu timbul tanda tanya: "mengapa"?

Ya, ada apa sebenarnya? Apakah minat baca orang Indonesia semakin hari semakin menurun atau memang tulisan-tulisan yang ada dianggap tidak berkualitas sehingga membacanya dirasa hanya buang-buang waktu saja?

Ataukah karena semakin bertambahnya penulis di Kompasiana yang terlalu sibuk menulis sehingga tidak sempat membaca tulisan Kompasianer lainnya? Ataukah ada gangguan teknis lain dalam promosi?

Tetapi apapun alasannya, jika menulis sudah menjadi hobi maka apapun yang terjadi, sepi atau ramai, dibaca orang lain atau tidak dan ditanggapi atau tidak, marilah kita tetap berjalan dan terus semangat dalam menulis.

Salam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun